26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pasien Gejala Ringan dan OTG Diisolasi di Hotel Bintang Tiga

JAKARTA-Pemerintah
menyiapkan hotel-hotel bintang 3 di seluruh Indonesia sebagai fasilitas isolasi
pasien Covid-19 dengan kategori tanpa gejala hingga gejala ringan. Langkah itu
dilakukan untuk mengurangi beban Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan
rumah sakit lain di seluruh Indonesia.

Selain
itu, perawatan pasien di hotel bisa mengurangi risiko penularan terhadap
keluarga dan lingkungan sekitar jika dibandingkan dengan model isolasi mandiri
di rumah.

Untuk
tahap awal, akomodasi hotel akan disediakan di lima provinsi. Yakni, DKI
Jakarta, Bali, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan
Kemenkes dan industri perhotelan tanah air untuk menyiapkan akomodasi bagi
pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan berikut tenaga kesehatan
pendampingnya. Isolasi akan dilakukan selama 14 hari per orang.

Belum
disebutkan secara terperinci jumlah hotel yang akan dioperasikan. Namun, Wishnu
menyebutkan bahwa setidaknya jumlah hotel bisa menampung hingga 14 ribu pasien,
mulai September hingga Desember mendatang.

Kemenparekraf menyiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk menyiapkan akomoasi
setara hotel bintang tiga. Termasuk fasilitas makan minum dan laundry bagi
pasien Covid-19 selama 14 hari. Hotel yang dijadikan tempat isolasi tidak
diperkenankan menerima tamu umum untuk sementara waktu.

Wishnu menyatakan,
fasilitas isolasi itu akan lebih dulu difokuskan di Jakarta dan Bali, kemudian
dilanjutkan ke daerah lain seperti Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan
Selatan.

Baca Juga :  Anggota DPD RI Habib Abdurrahman Bahas Pengawasan Bansos Bersama BPKP

”Penyediaan
akomodasi ini diharapkan berjalan mulai awal pekan depan. Dalam program ini,
Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI),” jelas Wishnu kemarin (17/9).

PHRI
akan memberikan daftar rekomendasi hotel yang bisa digunakan. Kemudian, tim
Kemenkes akan melakukan seleksi kelengkapan fasilitas dan kesiapan protokol
kesehatan. Kemenkes juga bertanggung jawab menyediakan tenaga kesehatan serta
sarana-prasarana seperti ambulans dan obat-obatan.

Menko Maritim dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah daerah juga diminta
menjelaskan secara detail rencana pembangunan pusat-pusat karantina untuk
isolasi pasien OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan. ”Ini penting untuk
menghindari isolasi mandiri di rumah yang dapat menularkan penyakit kepada
keluarga yang lain,” tegasnya.

Sementara
itu, Prof Wiku Adisasmito, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19,
angkat bicara soal larangan isolasi mandiri di Jakarta. Pada prinsipnya, kata
dia, seseorang yang terdeteksi positif Covid-19 wajib menjalani isolasi. Salah
satunya, memanfaatkan fasilitas pemerintah.

Dalam kasus di DKI, pemerintah masih memiliki fasilitas terpusat yang memadai
untuk isolasi mandiri. Dengan begitu, tidak perlu menjalani isolasi mandiri di
rumah. Pemerintah menyediakan flat isolasi mandiri di tower 4 dan 5 Wisma Atlet
Kemayoran. ”Kapasitasnya cukup besar,” ujarnya di kantor presiden kemarin.

Jumlah
pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran beberapa hari terakhir memang naik
signifikan. Berdasar data hingga kemarin pagi, 2.757 pasien menjalani rawat
inap di rumah sakit darurat tersebut. Angka itu jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan total pasien dua hari lalu (16/9), yaitu 1.691 orang.

Baca Juga :  Banyak Pemda Belum Lengkapi Syarat, Pencairan Dana Kelurahan Lambat

Kepala
Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir
Aris Mudian mengakui, tambahan pasien sebanyak itu belum pernah terjadi sejak
RSD Wisma Atlet beroperasi akhir Maret. Meski begitu, Kogabwilhan I memastikan
masih banyak ruangan yang tersedia.

Kerja
Sama Vaksin :

Menteri
Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan, peluang kerja sama multilateral
untuk vaksin makin terbuka lebar. Ada sejumlah indikator. Salah satunya
ditandai dengan dimulainya kegiatan due diligence oleh Coalition for Epidemic
Preparedness Innovations (CEPI) dengan Bio Farma pada 15 September lalu.

Dalam
uji tersebut, kata dia, CEPI melakukan asesmen atas kapasitas manufaktur vaksin
Covid-19, quality management system (QMS), sistem analisis laboratorium, hingga
sistem TI Bio Farma. Diharapkan, hasil due diligence akan diterima pada akhir
September atau awal Oktober 2020.

Selain
itu, Retno turut dalam penandatanganan MoU antara Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dan UNICEF Indonesia tentang pengadaan dan mekanisme delivery vaksin
dari Gavi Covax Facility. Penandatanganan pada 16 September 2020 itu penting.

Sebab, MOU tersebut bisa menjadi infrastruktur yang diperlukan untuk
persiapan pengadaan dan mekanisme delivery vaksin melalui jalur kerja sama
multilateral. ”Jika vaksin sudah tersedia, tidak akan terjadi delay dalam hal
delivery-nya ke masyarakat,” papar Retno

JAKARTA-Pemerintah
menyiapkan hotel-hotel bintang 3 di seluruh Indonesia sebagai fasilitas isolasi
pasien Covid-19 dengan kategori tanpa gejala hingga gejala ringan. Langkah itu
dilakukan untuk mengurangi beban Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan
rumah sakit lain di seluruh Indonesia.

Selain
itu, perawatan pasien di hotel bisa mengurangi risiko penularan terhadap
keluarga dan lingkungan sekitar jika dibandingkan dengan model isolasi mandiri
di rumah.

Untuk
tahap awal, akomodasi hotel akan disediakan di lima provinsi. Yakni, DKI
Jakarta, Bali, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan
Kemenkes dan industri perhotelan tanah air untuk menyiapkan akomodasi bagi
pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan berikut tenaga kesehatan
pendampingnya. Isolasi akan dilakukan selama 14 hari per orang.

Belum
disebutkan secara terperinci jumlah hotel yang akan dioperasikan. Namun, Wishnu
menyebutkan bahwa setidaknya jumlah hotel bisa menampung hingga 14 ribu pasien,
mulai September hingga Desember mendatang.

Kemenparekraf menyiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk menyiapkan akomoasi
setara hotel bintang tiga. Termasuk fasilitas makan minum dan laundry bagi
pasien Covid-19 selama 14 hari. Hotel yang dijadikan tempat isolasi tidak
diperkenankan menerima tamu umum untuk sementara waktu.

Wishnu menyatakan,
fasilitas isolasi itu akan lebih dulu difokuskan di Jakarta dan Bali, kemudian
dilanjutkan ke daerah lain seperti Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan
Selatan.

Baca Juga :  Anggota DPD RI Habib Abdurrahman Bahas Pengawasan Bansos Bersama BPKP

”Penyediaan
akomodasi ini diharapkan berjalan mulai awal pekan depan. Dalam program ini,
Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI),” jelas Wishnu kemarin (17/9).

PHRI
akan memberikan daftar rekomendasi hotel yang bisa digunakan. Kemudian, tim
Kemenkes akan melakukan seleksi kelengkapan fasilitas dan kesiapan protokol
kesehatan. Kemenkes juga bertanggung jawab menyediakan tenaga kesehatan serta
sarana-prasarana seperti ambulans dan obat-obatan.

Menko Maritim dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah daerah juga diminta
menjelaskan secara detail rencana pembangunan pusat-pusat karantina untuk
isolasi pasien OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan. ”Ini penting untuk
menghindari isolasi mandiri di rumah yang dapat menularkan penyakit kepada
keluarga yang lain,” tegasnya.

Sementara
itu, Prof Wiku Adisasmito, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19,
angkat bicara soal larangan isolasi mandiri di Jakarta. Pada prinsipnya, kata
dia, seseorang yang terdeteksi positif Covid-19 wajib menjalani isolasi. Salah
satunya, memanfaatkan fasilitas pemerintah.

Dalam kasus di DKI, pemerintah masih memiliki fasilitas terpusat yang memadai
untuk isolasi mandiri. Dengan begitu, tidak perlu menjalani isolasi mandiri di
rumah. Pemerintah menyediakan flat isolasi mandiri di tower 4 dan 5 Wisma Atlet
Kemayoran. ”Kapasitasnya cukup besar,” ujarnya di kantor presiden kemarin.

Jumlah
pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran beberapa hari terakhir memang naik
signifikan. Berdasar data hingga kemarin pagi, 2.757 pasien menjalani rawat
inap di rumah sakit darurat tersebut. Angka itu jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan total pasien dua hari lalu (16/9), yaitu 1.691 orang.

Baca Juga :  Banyak Pemda Belum Lengkapi Syarat, Pencairan Dana Kelurahan Lambat

Kepala
Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir
Aris Mudian mengakui, tambahan pasien sebanyak itu belum pernah terjadi sejak
RSD Wisma Atlet beroperasi akhir Maret. Meski begitu, Kogabwilhan I memastikan
masih banyak ruangan yang tersedia.

Kerja
Sama Vaksin :

Menteri
Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan, peluang kerja sama multilateral
untuk vaksin makin terbuka lebar. Ada sejumlah indikator. Salah satunya
ditandai dengan dimulainya kegiatan due diligence oleh Coalition for Epidemic
Preparedness Innovations (CEPI) dengan Bio Farma pada 15 September lalu.

Dalam
uji tersebut, kata dia, CEPI melakukan asesmen atas kapasitas manufaktur vaksin
Covid-19, quality management system (QMS), sistem analisis laboratorium, hingga
sistem TI Bio Farma. Diharapkan, hasil due diligence akan diterima pada akhir
September atau awal Oktober 2020.

Selain
itu, Retno turut dalam penandatanganan MoU antara Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dan UNICEF Indonesia tentang pengadaan dan mekanisme delivery vaksin
dari Gavi Covax Facility. Penandatanganan pada 16 September 2020 itu penting.

Sebab, MOU tersebut bisa menjadi infrastruktur yang diperlukan untuk
persiapan pengadaan dan mekanisme delivery vaksin melalui jalur kerja sama
multilateral. ”Jika vaksin sudah tersedia, tidak akan terjadi delay dalam hal
delivery-nya ke masyarakat,” papar Retno

Terpopuler

Artikel Terbaru