25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Angka Kecurangan UNBK SMP Turun

JUMLAH kecurangan saat pelaksanaan ujian
nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP tahun ini menurun. Tahun ini
Kemendikbud menerima 86 laporan kecurangan. Sementara itu, tahun lalu
Kemendikbud mengidentifikasi 57 kecurangan selama UNBK SMP.

Di antara
laporan yang masuk tahun ini, 55 laporan diidentifikasi sebagai kecurangan.
Sementara itu, 31 laporan terbukti bukan termasuk bentuk kecurangan.

Irjen
Kemendikbud Muchlis R. Luddin menegaskan bahwa tahun ini tidak ada kasus
kebocoran soal. Kecurangan dilakukan siswa maupun guru saat UNBK berlangsung.
Soal ujian tidak dikerjakan sebagaimana mestinya atau mendapat bantuan dari
pihak ketiga. ”Dari 55 (laporan) itu, tiga siswa di antaranya melanggar dua
mata pelajaran sekaligus,” katanya.

Tiga siswa
tersebut berasal dari sekolah berbeda. Seorang siswa dari Jakarta Timur
dinyatakan curang pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Lalu,
seorang siswa dari Sidoarjo dinyatakan curang saat ujian pelajaran bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Terakhir, siswa di Bekasi dinyatakan curang pada
pelajaran matematika dan IPA.

Baca Juga :  Soal Masa Jabatan Presiden, Jokowi: Ada yang Ingin Menjerumuskan Saya

Muchlis
menjelaskan, kecurangan tertinggi terjadi di Jatim, yakni 28 siswa. Diikuti
Jawa Barat 11 siswa. Berdasar temuan itjen, ada satu kecurangan yang cukup
menonjol di Sidoarjo. Di satu MTs, guru sekolah terbukti membantu siswa untuk
mengisi soal UNBK. Caranya, menyambungkan komputer di ruangan ujian ke komputer
di ruangan sebelah dengan menggunakan pengendali jarak jauh. Seolah-olah siswa
yang mengerjakan ujian, padahal soal-soal dikerjakan guru di ruangan sebelah.
Muchlis menduga hal tersebut dipersiapkan sejak lama.

Muchlis belum
memutuskan sanksi yang diberikan kepada para guru di sekolah tersebut. “Kami
selesaikan dulu saja serangkaian UNBK ini sampai PPDB nanti,” tegasnya.

Sementara itu,
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi menyatakan sudah
menyiapkan sanksi bagi siswa yang terbukti melakukan kecurangan. Kemendikbud
akan memberi mereka nilai nol pada mata pelajaran yang terbukti curang. Itu
merupakan kali pertama Kemendikbud memutuskan untuk memberikan nilai nol kepada
siswa yang terbukti curang.

Baca Juga :  558 Pegawai KPK Lolos TWK Minta Pelantikan Ditunda

Siswa yang terbukti
bersalah tersebut akan mendapat kesempatan kedua. Kemendikbud memang tidak
mengadakan UN perbaikan. Namun, mereka memberikan ujian ulangan kepada siswa
yang terbukti curang. Ujian tersebut dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri,
tepatnya pada 12 Juni. ”Tapi, bagi siswa yang tidak bersedia untuk ikut,
nilainya tentu saja tidak akan kami ubah alias tetap nol,” tegas Bambang.

Ujian ulangan
tersebut tidak sama dengan UNBK reguler. Pesertanya tidak bisa mendapatkan
hasil nilai 100 persen. Peserta ujian hanya akan mendapatkan nilai maksimal 80
persen. Hal itu merupakan salah satu bentuk sanksi edukatif dari Kemendikbud.
Sertifikat hasil ujian nasional mereka juga akan ditangguhkan. (jpg/kpg/CTK)

JUMLAH kecurangan saat pelaksanaan ujian
nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP tahun ini menurun. Tahun ini
Kemendikbud menerima 86 laporan kecurangan. Sementara itu, tahun lalu
Kemendikbud mengidentifikasi 57 kecurangan selama UNBK SMP.

Di antara
laporan yang masuk tahun ini, 55 laporan diidentifikasi sebagai kecurangan.
Sementara itu, 31 laporan terbukti bukan termasuk bentuk kecurangan.

Irjen
Kemendikbud Muchlis R. Luddin menegaskan bahwa tahun ini tidak ada kasus
kebocoran soal. Kecurangan dilakukan siswa maupun guru saat UNBK berlangsung.
Soal ujian tidak dikerjakan sebagaimana mestinya atau mendapat bantuan dari
pihak ketiga. ”Dari 55 (laporan) itu, tiga siswa di antaranya melanggar dua
mata pelajaran sekaligus,” katanya.

Tiga siswa
tersebut berasal dari sekolah berbeda. Seorang siswa dari Jakarta Timur
dinyatakan curang pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Lalu,
seorang siswa dari Sidoarjo dinyatakan curang saat ujian pelajaran bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Terakhir, siswa di Bekasi dinyatakan curang pada
pelajaran matematika dan IPA.

Baca Juga :  Soal Masa Jabatan Presiden, Jokowi: Ada yang Ingin Menjerumuskan Saya

Muchlis
menjelaskan, kecurangan tertinggi terjadi di Jatim, yakni 28 siswa. Diikuti
Jawa Barat 11 siswa. Berdasar temuan itjen, ada satu kecurangan yang cukup
menonjol di Sidoarjo. Di satu MTs, guru sekolah terbukti membantu siswa untuk
mengisi soal UNBK. Caranya, menyambungkan komputer di ruangan ujian ke komputer
di ruangan sebelah dengan menggunakan pengendali jarak jauh. Seolah-olah siswa
yang mengerjakan ujian, padahal soal-soal dikerjakan guru di ruangan sebelah.
Muchlis menduga hal tersebut dipersiapkan sejak lama.

Muchlis belum
memutuskan sanksi yang diberikan kepada para guru di sekolah tersebut. “Kami
selesaikan dulu saja serangkaian UNBK ini sampai PPDB nanti,” tegasnya.

Sementara itu,
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi menyatakan sudah
menyiapkan sanksi bagi siswa yang terbukti melakukan kecurangan. Kemendikbud
akan memberi mereka nilai nol pada mata pelajaran yang terbukti curang. Itu
merupakan kali pertama Kemendikbud memutuskan untuk memberikan nilai nol kepada
siswa yang terbukti curang.

Baca Juga :  558 Pegawai KPK Lolos TWK Minta Pelantikan Ditunda

Siswa yang terbukti
bersalah tersebut akan mendapat kesempatan kedua. Kemendikbud memang tidak
mengadakan UN perbaikan. Namun, mereka memberikan ujian ulangan kepada siswa
yang terbukti curang. Ujian tersebut dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri,
tepatnya pada 12 Juni. ”Tapi, bagi siswa yang tidak bersedia untuk ikut,
nilainya tentu saja tidak akan kami ubah alias tetap nol,” tegas Bambang.

Ujian ulangan
tersebut tidak sama dengan UNBK reguler. Pesertanya tidak bisa mendapatkan
hasil nilai 100 persen. Peserta ujian hanya akan mendapatkan nilai maksimal 80
persen. Hal itu merupakan salah satu bentuk sanksi edukatif dari Kemendikbud.
Sertifikat hasil ujian nasional mereka juga akan ditangguhkan. (jpg/kpg/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru