26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tokoh NU: Banjir di Semarang Buzzer Diam, Giliran di Jakarta Anies Dih

PROKALTENG.CO – Wakil Ketua Lembaga Ekonomi Nahdatul Ulama (PBNU),
Umar Hasibuan ikut mengomentari banjir yang terjadi di Kota Semarang, Jawa
Tengah.

Dia menanyakan keberadaan buzzer
yang selama ini selalu berteriak dan menghujat Gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan saat banjir di ibu kota negara.

“Waktu banjir di Jakarta
@aniesbaswedan dihina dan diolok-olok sampai 7 purnama. Giliran banjir
disemarang semua buzzer pada diam tak ngomong sepatah katapun. #KarmaituNyata,”
kata Gus Umar dikutip fajar.co.id di
akun Twitternya, Minggu (7/2/2021).

Umar pun meminta Anies Baswedan
untuk membantu Pemprov Jawa Tengah menangani banjir di Kota Semarang.

“Ayo pak @aniesbaswedan bantu den
@ganjarpranowo saling membantu itu baik buat kesehatan,” tulis Gus Umar sambil
melampirkan tautan berita soal tawaran bantuan penanganan dari Ganjar ke Anies
saat banjir di DKI Jakarta tahun 2020 lalu.

Baca Juga :  Sempat Tegang, Kini Ridwan Kamil Mesra dengan Prabowo

Tak sampai di situ, Gus Umar juga
menyoal penggunaan istilah ‘banjir’ dan ‘genangan’ oleh akun Twitter Polda
Metro Jaya dan Polda Jawa Tengah.

 

Istilah baru kalau di Semarang
namanya genangan. Kalau di Jakarta namanya banjir. Jadi Istilah apapun di
negara ini tergantung kadar kebenciannya,” sebutnya.

Terakhir, Umar Hasibuan juga
memberikan kritik ke Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimuljono yang turun
tangan menjelaskan penyebab banjir di Kota Semarang.

“Kasihan Pak menteri padahal ini
bukan tugas dia. Kenapa bukan Gubernur Jateng yang katanya hebat itu yang
menjelaskan banjir di Semarang?” Pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir yang
terjadi di Semarang, Jawa Tengah, karena curah hujan yang ekstrem. Selain itu,
banjir disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi.

Baca Juga :  Jelang Pilkada 2020, Mendagri Tito Belajar dari Pileg di Korsel

Dari hitungan hidrologi, periode
ulangnya setiap 50 tahun,” katanya di sela pengecekan ke Kawasan Kota Lama dan
sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Sabtu, 6 Februari 2021.

PROKALTENG.CO – Wakil Ketua Lembaga Ekonomi Nahdatul Ulama (PBNU),
Umar Hasibuan ikut mengomentari banjir yang terjadi di Kota Semarang, Jawa
Tengah.

Dia menanyakan keberadaan buzzer
yang selama ini selalu berteriak dan menghujat Gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan saat banjir di ibu kota negara.

“Waktu banjir di Jakarta
@aniesbaswedan dihina dan diolok-olok sampai 7 purnama. Giliran banjir
disemarang semua buzzer pada diam tak ngomong sepatah katapun. #KarmaituNyata,”
kata Gus Umar dikutip fajar.co.id di
akun Twitternya, Minggu (7/2/2021).

Umar pun meminta Anies Baswedan
untuk membantu Pemprov Jawa Tengah menangani banjir di Kota Semarang.

“Ayo pak @aniesbaswedan bantu den
@ganjarpranowo saling membantu itu baik buat kesehatan,” tulis Gus Umar sambil
melampirkan tautan berita soal tawaran bantuan penanganan dari Ganjar ke Anies
saat banjir di DKI Jakarta tahun 2020 lalu.

Baca Juga :  Sempat Tegang, Kini Ridwan Kamil Mesra dengan Prabowo

Tak sampai di situ, Gus Umar juga
menyoal penggunaan istilah ‘banjir’ dan ‘genangan’ oleh akun Twitter Polda
Metro Jaya dan Polda Jawa Tengah.

 

Istilah baru kalau di Semarang
namanya genangan. Kalau di Jakarta namanya banjir. Jadi Istilah apapun di
negara ini tergantung kadar kebenciannya,” sebutnya.

Terakhir, Umar Hasibuan juga
memberikan kritik ke Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimuljono yang turun
tangan menjelaskan penyebab banjir di Kota Semarang.

“Kasihan Pak menteri padahal ini
bukan tugas dia. Kenapa bukan Gubernur Jateng yang katanya hebat itu yang
menjelaskan banjir di Semarang?” Pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir yang
terjadi di Semarang, Jawa Tengah, karena curah hujan yang ekstrem. Selain itu,
banjir disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi.

Baca Juga :  Jelang Pilkada 2020, Mendagri Tito Belajar dari Pileg di Korsel

Dari hitungan hidrologi, periode
ulangnya setiap 50 tahun,” katanya di sela pengecekan ke Kawasan Kota Lama dan
sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Sabtu, 6 Februari 2021.

Terpopuler

Artikel Terbaru