30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sikapi Virus Korona: Stop Impor Hewan Silakan, Logistik Jangan

Keputusan pemerintah menghentikan impor beberapa komoditas dari Tiongkok mendapat protes dari dalam negeri. Mereka menganggap kebijakan itu bakal mengganggu perekonomian Indonesia. Mereka meminta agar larangan impor hanya diberlakukan pada hewan hidup, bukan barang atau logistik.

Keinginan itu disampaikan Ketua Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, Budaya Indonesia-Tiongkok atau Association of Indonesia-China Economic, Social, and Cultural Cooperation (AICESCC) Mayjen TNI (pur) Sudrajat kemarin. Dia telah bertemu dengan Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD untuk membahas masalah tersebut. Menurut dia, pembatasan impor barang dari Tiongkok perlu ditinjau ulang. ”Kami menilai bahwa itu tidak terlalu bersangkutan langsung dengan virus korona,” ungkap Sudrajat.

Dia mengakui, pihaknya setuju bila impor hewan hidup dari Tiongkok untuk sementara dihentikan. Namun, tidak dengan barang. Dia sangat berharap pemerintah berpikir ulang untuk membatasi aliran logistik dari Tiongkok. ”Terutama barang-barang, arus barang-barang,” tegasnya.

Sudrajat menyampaikan, pembatasan tersebut sudah pasti mengganggu perekonomian serta perdagangan. Dia mencontohkan beberapa hal. ”Tentu ada efek dari penurunan volume bisnis, market juga agak terganggu. Begitu juga komitmen-komitmen terhadap para pelanggan dan produsen-produsen kami yang menyuplai selama ini,” papar dia.

Wakil Ketua Umum AICESCC Hariyadi Sukamdani menambahkan, poin yang disampaikan Sudrajat sekaligus pengingat kepada pemerintah. ”Ini kan baru mulai nih (keputusan pembatasan impor dari Tiongkok). Jadi, jangan sampai istilahnya overreaktif,” kata dia. Pengusaha yang juga ketua Dewan Pimpinan Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia itu menuturkan, apabila pemerintah over, bisa jadi suplai untuk Indonesia malah terganggu.

Baca Juga :  Hasil Survei, Masyarakat Tak Puas Kinerja Jokowi Selama Pandemi

Pada bagian lain, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbang Kesehatan Vivi Setiawaty menyatakan, hingga kemarin belum ada literatur penularan virus korona melalui barang. ”WHO merilis penularannya melalui droplet,” kata dia ketika ditemui di Kementerian Kesehatan kemarin. Droplet merupakan partikel air kecil. Biasanya melalui batuk atau bersin.

Sebagaimana diberitakan, penghentian impor diberlakukan untuk mencegah masuknya virus korona dari Tiongkok ke Indonesia. Sebelumnya, pemerintah menghentikan layanan bebas visa dan penerbangan ke maupun dari Tiongkok. Kebijakan tersebut bersifat sementara, sampai Tiongkok dianggap aman dari virus korona yang telah menelan korban jiwa ratusan orang itu. Kebijakan tersebut memicu protes dari pemerintah Tiongkok. Mereka menilai Indonesia bersikap berlebihan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membantah bahwa penghentian direct flight dari dan menuju Tiongkok disebut berlebihan. Menurut dia, beberapa negara melakukan hal tersebut lebih dulu. ”Sepertinya kita negara kesepuluh yang melakukan itu,” ujar dia di kompleks DPR-MPR, Jakarta, kemarin (5/2).

Menhub menegaskan bahwa penghentian tersebut tidak berlaku bagi angkutan logistik, baik udara maupun laut. Koneksitas logistik tetap jalan. Lalu lintas angkutan barang melalui udara maupun laut tetap dijalankan dari Tiongkok menuju Indonesia atau sebaliknya. Alasannya, belum ada temuan penularan virus korona melalui barang/kargo. Namun, tidak semua jenis kargo diperbolehkan. Pengangkutan hewan hidup jelas dilarang. Sebab, ada kekhawatiran hewan tersebut membawa virus korona. ”Nanti pengawasannya (angkutan kargo, Red) cuma orangnya yang ada di pesawat dan kapal,” ungkapnya. Upaya itu, kata dia, juga menjadi salah satu cara menjaga ekspor atau impor tetap berjalan tanpa mengesampingkan keselamatan masyarakat.

Baca Juga :  Optimistis ! Habis Lebaran Bakal Ada Pembahasan Honorer K2

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, wabah virus korona cukup berdampak pada ekonomi Tiongkok maupun Indonesia. Dia memperkirakan, persebaran virus tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi tahun ini. ”Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diprediksi melambat 1–2 persen, kalau ke Indonesia pengaruhnya 0,1–0,29 persen,” kata Airlangga dalam acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont kemarin.

Ketua Umum Partai Golkar itu melanjutkan, salah satu industri dalam negeri yang cukup terdampak adalah farmasi. Persebaran virus yang massif mengganggu pasokan bahan baku obat dari Tiongkok ke Indonesia. Sebab, pemerintah Tiongkok memutuskan memperpanjang libur tahun baru Imlek hingga pertengahan Februari 2020.

Sektor industri domestik lainnya yang terganggu adalah pariwisata. Sebab, jumlah turis asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia bisa mencapai 2 juta setiap tahun. ”Tentu dengan travel warning dan di mana-mana stop turis China, akan ada dampaknya. Kita akan evaluasi lagi, dua mingguan,” terangnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyebut semua langkah pemerintah terkait persebaran virus korona bukan asal-asalan. Bagaimanapun, hal tersebut dilakukan untuk melindungi WNI dari virus tersebut. Juga, mencegah masuknya penderita ke Indonesia.

’’Apa pun, saya sampaikan bahwa kepentingan nasional kita tetap nomor satu. Dinomorsatukan,’’ tegas dia di Istana Negara Jakarta kemarin. Sikap itu dia sampaikan saat menjawab tudingan Tiongkok bahwa Indonesia berlebihan dalam menghadapi virus tersebut.(jpc)

 

Keputusan pemerintah menghentikan impor beberapa komoditas dari Tiongkok mendapat protes dari dalam negeri. Mereka menganggap kebijakan itu bakal mengganggu perekonomian Indonesia. Mereka meminta agar larangan impor hanya diberlakukan pada hewan hidup, bukan barang atau logistik.

Keinginan itu disampaikan Ketua Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, Budaya Indonesia-Tiongkok atau Association of Indonesia-China Economic, Social, and Cultural Cooperation (AICESCC) Mayjen TNI (pur) Sudrajat kemarin. Dia telah bertemu dengan Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD untuk membahas masalah tersebut. Menurut dia, pembatasan impor barang dari Tiongkok perlu ditinjau ulang. ”Kami menilai bahwa itu tidak terlalu bersangkutan langsung dengan virus korona,” ungkap Sudrajat.

Dia mengakui, pihaknya setuju bila impor hewan hidup dari Tiongkok untuk sementara dihentikan. Namun, tidak dengan barang. Dia sangat berharap pemerintah berpikir ulang untuk membatasi aliran logistik dari Tiongkok. ”Terutama barang-barang, arus barang-barang,” tegasnya.

Sudrajat menyampaikan, pembatasan tersebut sudah pasti mengganggu perekonomian serta perdagangan. Dia mencontohkan beberapa hal. ”Tentu ada efek dari penurunan volume bisnis, market juga agak terganggu. Begitu juga komitmen-komitmen terhadap para pelanggan dan produsen-produsen kami yang menyuplai selama ini,” papar dia.

Wakil Ketua Umum AICESCC Hariyadi Sukamdani menambahkan, poin yang disampaikan Sudrajat sekaligus pengingat kepada pemerintah. ”Ini kan baru mulai nih (keputusan pembatasan impor dari Tiongkok). Jadi, jangan sampai istilahnya overreaktif,” kata dia. Pengusaha yang juga ketua Dewan Pimpinan Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia itu menuturkan, apabila pemerintah over, bisa jadi suplai untuk Indonesia malah terganggu.

Baca Juga :  Hasil Survei, Masyarakat Tak Puas Kinerja Jokowi Selama Pandemi

Pada bagian lain, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbang Kesehatan Vivi Setiawaty menyatakan, hingga kemarin belum ada literatur penularan virus korona melalui barang. ”WHO merilis penularannya melalui droplet,” kata dia ketika ditemui di Kementerian Kesehatan kemarin. Droplet merupakan partikel air kecil. Biasanya melalui batuk atau bersin.

Sebagaimana diberitakan, penghentian impor diberlakukan untuk mencegah masuknya virus korona dari Tiongkok ke Indonesia. Sebelumnya, pemerintah menghentikan layanan bebas visa dan penerbangan ke maupun dari Tiongkok. Kebijakan tersebut bersifat sementara, sampai Tiongkok dianggap aman dari virus korona yang telah menelan korban jiwa ratusan orang itu. Kebijakan tersebut memicu protes dari pemerintah Tiongkok. Mereka menilai Indonesia bersikap berlebihan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membantah bahwa penghentian direct flight dari dan menuju Tiongkok disebut berlebihan. Menurut dia, beberapa negara melakukan hal tersebut lebih dulu. ”Sepertinya kita negara kesepuluh yang melakukan itu,” ujar dia di kompleks DPR-MPR, Jakarta, kemarin (5/2).

Menhub menegaskan bahwa penghentian tersebut tidak berlaku bagi angkutan logistik, baik udara maupun laut. Koneksitas logistik tetap jalan. Lalu lintas angkutan barang melalui udara maupun laut tetap dijalankan dari Tiongkok menuju Indonesia atau sebaliknya. Alasannya, belum ada temuan penularan virus korona melalui barang/kargo. Namun, tidak semua jenis kargo diperbolehkan. Pengangkutan hewan hidup jelas dilarang. Sebab, ada kekhawatiran hewan tersebut membawa virus korona. ”Nanti pengawasannya (angkutan kargo, Red) cuma orangnya yang ada di pesawat dan kapal,” ungkapnya. Upaya itu, kata dia, juga menjadi salah satu cara menjaga ekspor atau impor tetap berjalan tanpa mengesampingkan keselamatan masyarakat.

Baca Juga :  Optimistis ! Habis Lebaran Bakal Ada Pembahasan Honorer K2

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, wabah virus korona cukup berdampak pada ekonomi Tiongkok maupun Indonesia. Dia memperkirakan, persebaran virus tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi tahun ini. ”Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diprediksi melambat 1–2 persen, kalau ke Indonesia pengaruhnya 0,1–0,29 persen,” kata Airlangga dalam acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont kemarin.

Ketua Umum Partai Golkar itu melanjutkan, salah satu industri dalam negeri yang cukup terdampak adalah farmasi. Persebaran virus yang massif mengganggu pasokan bahan baku obat dari Tiongkok ke Indonesia. Sebab, pemerintah Tiongkok memutuskan memperpanjang libur tahun baru Imlek hingga pertengahan Februari 2020.

Sektor industri domestik lainnya yang terganggu adalah pariwisata. Sebab, jumlah turis asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia bisa mencapai 2 juta setiap tahun. ”Tentu dengan travel warning dan di mana-mana stop turis China, akan ada dampaknya. Kita akan evaluasi lagi, dua mingguan,” terangnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyebut semua langkah pemerintah terkait persebaran virus korona bukan asal-asalan. Bagaimanapun, hal tersebut dilakukan untuk melindungi WNI dari virus tersebut. Juga, mencegah masuknya penderita ke Indonesia.

’’Apa pun, saya sampaikan bahwa kepentingan nasional kita tetap nomor satu. Dinomorsatukan,’’ tegas dia di Istana Negara Jakarta kemarin. Sikap itu dia sampaikan saat menjawab tudingan Tiongkok bahwa Indonesia berlebihan dalam menghadapi virus tersebut.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru