25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Belum Bisa Masuk Wamena, Tim Baznas Layani Pengungsi di Jayapura

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjalankan misi kemanusiaan
bagi para pengungsi korban kerusuhan di Wamena, Papua. Hanya saja, hingga
Minggu (29/9), tim Baznas belum bisa masuk ke Wamena. Meski begitu, tim sudah
melayani pengungsi di empat titik pengungsian di Jayapura.

Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas Irfan
Syauqi Beik menuturkan, merespons kondisi di Wamena, mereka membentuk Crisis
Center Baznas untuk Papua. “Mandat kami berfokus pada pelayanan sosial kemanusiaan.
Kami tidak memasuki aspek lain,” katanya di kantor Baznas, Senin (30/9).

Pelaksana Harian Crisis Center Baznas untuk Papua, Ahmad Fikri
menuturkan hingga Minggu (29/9) tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) belum bisa
menjangkau Wamena. Mereka masih terbatas melalukan pelayanan sosial kepada
pengungsi di Jayapura.

Baca Juga :  Menolak Divaksin? Siap-siap Saja Deretan Sanksi Ini Telah Menunggu

“Kami berkoordinasi dengan TNI supaya bisa masuk ke Wamena,”
katanya. Dia menjelaskan akses masuk ke Wamena yang paling mudah adalah melalui
jalur udara. Tetapi saat ini pesawat yang keluar Wamena khusus mengangkut warga
yang eksodus atau mengungsi. Sebaliknya pesawat yang masuk Wamena hanya untuk
membawa perbekalan atau logistik bantuan.

Meski begitu, Fikri mengatakan tim berupaya mencari akses lain
menuju Wamena. Di antaranya adalah melalui jalur darat dengan melewati daerah
Tolikara. Dia menegaskan bahwa hingga Senin (30/9), tim Baznas membuka layanan
di empat posko pengungsian di Jayapura.

Empat titik pengungsian yang dilayani Baznas itu di Lanud Silas
Papare dengan jumlah pengungsi 101 orang. Kemudian di Rindam XVII Cenderawasih
sebanyak 160 orang. Lalu di Batalyon 751 Raider sejumlah 196 orang. Dan titik
pengungsian keempat adalah Masjid Al Aqsha sebanyak 50 orang.

Baca Juga :  Wapres Dorong Santri dan Pesantren Ikut Entaskan Kemiskinan

“Sementara laporan tim ada 25 titik pengungsian lain dengan
jumlah pengungsi 7.146 orang,” katanya. Namun ke-25 titik itu belum bisa
dikonfirmasi. Sebab belum ada petugas dari Baznas yang sampai di lokasi
tersebut. Dia menegaskan yang sudah terkonfirmasi dan menerima layanan Baznas
sebanyak empat titik pengungsian.

Salah satu pelayanan dari Baznas adalah psikososial. Khususnya
bagi anak-anak. Tujuannya untuk mengurangi rasa trauma. Fikri menjelaskan
mereka harus bisa segera tenang. Untuk kembali ke pemukiman, harus menunggu
jaminan keamanan dari aparat kepolisian atau TNI.(jpg)

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjalankan misi kemanusiaan
bagi para pengungsi korban kerusuhan di Wamena, Papua. Hanya saja, hingga
Minggu (29/9), tim Baznas belum bisa masuk ke Wamena. Meski begitu, tim sudah
melayani pengungsi di empat titik pengungsian di Jayapura.

Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas Irfan
Syauqi Beik menuturkan, merespons kondisi di Wamena, mereka membentuk Crisis
Center Baznas untuk Papua. “Mandat kami berfokus pada pelayanan sosial kemanusiaan.
Kami tidak memasuki aspek lain,” katanya di kantor Baznas, Senin (30/9).

Pelaksana Harian Crisis Center Baznas untuk Papua, Ahmad Fikri
menuturkan hingga Minggu (29/9) tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) belum bisa
menjangkau Wamena. Mereka masih terbatas melalukan pelayanan sosial kepada
pengungsi di Jayapura.

Baca Juga :  Menolak Divaksin? Siap-siap Saja Deretan Sanksi Ini Telah Menunggu

“Kami berkoordinasi dengan TNI supaya bisa masuk ke Wamena,”
katanya. Dia menjelaskan akses masuk ke Wamena yang paling mudah adalah melalui
jalur udara. Tetapi saat ini pesawat yang keluar Wamena khusus mengangkut warga
yang eksodus atau mengungsi. Sebaliknya pesawat yang masuk Wamena hanya untuk
membawa perbekalan atau logistik bantuan.

Meski begitu, Fikri mengatakan tim berupaya mencari akses lain
menuju Wamena. Di antaranya adalah melalui jalur darat dengan melewati daerah
Tolikara. Dia menegaskan bahwa hingga Senin (30/9), tim Baznas membuka layanan
di empat posko pengungsian di Jayapura.

Empat titik pengungsian yang dilayani Baznas itu di Lanud Silas
Papare dengan jumlah pengungsi 101 orang. Kemudian di Rindam XVII Cenderawasih
sebanyak 160 orang. Lalu di Batalyon 751 Raider sejumlah 196 orang. Dan titik
pengungsian keempat adalah Masjid Al Aqsha sebanyak 50 orang.

Baca Juga :  Wapres Dorong Santri dan Pesantren Ikut Entaskan Kemiskinan

“Sementara laporan tim ada 25 titik pengungsian lain dengan
jumlah pengungsi 7.146 orang,” katanya. Namun ke-25 titik itu belum bisa
dikonfirmasi. Sebab belum ada petugas dari Baznas yang sampai di lokasi
tersebut. Dia menegaskan yang sudah terkonfirmasi dan menerima layanan Baznas
sebanyak empat titik pengungsian.

Salah satu pelayanan dari Baznas adalah psikososial. Khususnya
bagi anak-anak. Tujuannya untuk mengurangi rasa trauma. Fikri menjelaskan
mereka harus bisa segera tenang. Untuk kembali ke pemukiman, harus menunggu
jaminan keamanan dari aparat kepolisian atau TNI.(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru