30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

MPR Tegaskan Pancasila Sebagai Ideologi Jalan Tengah

Sekretaris Fraksi Golkar MPR RI,
Idris Laena, mengaku kagum pada kehebatan para pendiri bangsa yang
telah merumuskan Pancasila. Karena bisa menjadi dasar negara, ideologi
sekaligus Falsafah hidup bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Bagi sebagian besar orang, mungkin ini
dianggap sebagai hal yang biasa saja. Tapi pernahkah terpikir oleh kita, bahwa
proses untuk merumuskan kalimat demi kalimat, serta merangkum dalam satu
bingkai sakti yang dinamakan Pancasila, bukanlah perkara mudah,” ujarnya saat
berbicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Jakarta, Minggu, (30/6).

Bahkan, kata Idris, ketika berkunjung ke
Leiden University di Belanda, kami sempat berdiskusi dengan beberapa Profesor
di sana, dan yang mengagetkan adalah ketika mereka mengatakan bahwa
Belanda tidak merasa pernah menjajah Indonesia.

Baca Juga :  TNI Siapkan Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak Sosial Covid-19

Karena Indonesia baru ada setelah merdeka,
yang terjadi sebenarnya adalah bahwa Nedherland memiliki Koloni, yang
berupa kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.

“Menyimak secara seksama pernyataan itu,
meskipun sempat berdebat dengan mereka, namun dalam batin saya, luar biasa para
pendiri bangsa ini karena bisa menyatukansemuanya dalam bingkai NKRI,” ucapnya.

Di sini lah peran para pemuda-pemuda pendiri
bangsa mulai tampak. Mereka sudah berkeyakinan bisa mendirikan satu bangsa
besar bernama Indonesia, dari serpihan-serpihan kerajaan yang ada di Nusantara,
yang terdiri dari puluhan ribu pulau, dengan ribuan bahasa dan keanekaragaman
budaya dan Agama.

“Semua dimulai dengan Semangat para Pemuda
yang mendeklarasikan Sumpsh Pemuda 28 oktober 1928,” paparnya.

Baca Juga :  Galakkan Program Gerakan Pencegahan Penyalahgunaan Rokok Elektrik

Mereka, lanjut Idris, Berani bersumpah,
Bertumpah darah yang Satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia, dan Menjunjung Bahasa yang satu, Bahasa Indonesia.

“Padahal secara teritori, Wilayah yang akan
mereka sebut Indonesia saat itu, masih berupa kerajaan-Kerajaan yang ada di
hamparan Nusantara, namun kini sudah berubah menjadi provinsi dan kabupaten,”
tuturnya.

Karena itu, kata Idris, bisa dibayangkan
bagaimana Indonesia, tanpa Ideologi dan dasar negara bernama Pancasila yang
digali untuk menjadi jalan tengah bagi perbedaan-perbedaan bangsa ini.(jpc)

 

Sekretaris Fraksi Golkar MPR RI,
Idris Laena, mengaku kagum pada kehebatan para pendiri bangsa yang
telah merumuskan Pancasila. Karena bisa menjadi dasar negara, ideologi
sekaligus Falsafah hidup bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Bagi sebagian besar orang, mungkin ini
dianggap sebagai hal yang biasa saja. Tapi pernahkah terpikir oleh kita, bahwa
proses untuk merumuskan kalimat demi kalimat, serta merangkum dalam satu
bingkai sakti yang dinamakan Pancasila, bukanlah perkara mudah,” ujarnya saat
berbicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Jakarta, Minggu, (30/6).

Bahkan, kata Idris, ketika berkunjung ke
Leiden University di Belanda, kami sempat berdiskusi dengan beberapa Profesor
di sana, dan yang mengagetkan adalah ketika mereka mengatakan bahwa
Belanda tidak merasa pernah menjajah Indonesia.

Baca Juga :  TNI Siapkan Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak Sosial Covid-19

Karena Indonesia baru ada setelah merdeka,
yang terjadi sebenarnya adalah bahwa Nedherland memiliki Koloni, yang
berupa kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.

“Menyimak secara seksama pernyataan itu,
meskipun sempat berdebat dengan mereka, namun dalam batin saya, luar biasa para
pendiri bangsa ini karena bisa menyatukansemuanya dalam bingkai NKRI,” ucapnya.

Di sini lah peran para pemuda-pemuda pendiri
bangsa mulai tampak. Mereka sudah berkeyakinan bisa mendirikan satu bangsa
besar bernama Indonesia, dari serpihan-serpihan kerajaan yang ada di Nusantara,
yang terdiri dari puluhan ribu pulau, dengan ribuan bahasa dan keanekaragaman
budaya dan Agama.

“Semua dimulai dengan Semangat para Pemuda
yang mendeklarasikan Sumpsh Pemuda 28 oktober 1928,” paparnya.

Baca Juga :  Galakkan Program Gerakan Pencegahan Penyalahgunaan Rokok Elektrik

Mereka, lanjut Idris, Berani bersumpah,
Bertumpah darah yang Satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia, dan Menjunjung Bahasa yang satu, Bahasa Indonesia.

“Padahal secara teritori, Wilayah yang akan
mereka sebut Indonesia saat itu, masih berupa kerajaan-Kerajaan yang ada di
hamparan Nusantara, namun kini sudah berubah menjadi provinsi dan kabupaten,”
tuturnya.

Karena itu, kata Idris, bisa dibayangkan
bagaimana Indonesia, tanpa Ideologi dan dasar negara bernama Pancasila yang
digali untuk menjadi jalan tengah bagi perbedaan-perbedaan bangsa ini.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru