28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Amerika Batal Serang Iran, Trump Takut Pecah Perang

Presiden AS Donald Trump
galau. The New York Times melaporkan bahwa dia memberikan perintah untuk
menyerang Iran Kamis malam (20/6). Dia ingin membalas. Sebab, Iran menembak
jatuh drone (pesawat pengintai tanpa awak) Global Hawk milik AS pagi harinya.

Namun, setelah berdiskusi panjang dengan para penasihat
keamanannya, keputusan untuk menyerang Iran itu akhirnya dibatalkan.

“Pesawat sudah di udara dan kapal-kapal sudah di posisi. Tapi,
tidak ada misil yang ditembakkan ketika ada perintah untuk mundur.” Demikian
bunyi laporan The New York Times yang mengutip salah seorang pejabat senior AS.

Target serangannya, antara lain, radar dan sistem pertahanan
udara milik Iran. Rencananya balasan itu dilakukan sebelum subuh kemarin (21/6)
untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari kalangan militer maupun sipil.

Trump membatalkan perintah itu setelah salah seorang petinggi
Pentagon memperingatkan bahwa serangan bakal mengakibatkan meningkatnya
ketegangan. Risiko keamanan pasukan AS yang ditempatkan di wilayah Timur Tengah
bakal meningkat.

Baca Juga :  Setahun Covid-19 Landa Dunia, Asal Usul Virus Korona Masih Misteri

Associated Press melaporkan hal serupa dengan detail berbeda.
Versi AP, justru Pentagon yang memberikan saran untuk menyerang balik. Namun,
Trump menolak setelah rapat dengan para petinggi kongres dan penasihat
keamanan.

“AS tak punya keinginan untuk perang dengan Iran,” ujar Kepala
House of Representatives Nancy Pelosi yang tak mendukung serangan balik.

Sikap Trump juga terus berubah. Saat kali pertama mendengar Iran
menembak jatuh pesawat pengintainya, dia berang. Menurut dia, Iran sudah
membuat kesalahan besar.

Namun, setelah rapat, dia melunak. Pertempuran dengan Iran
memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS. Sebab, itu bisa meningkatkan
harga minyak mentah dunia.

“Saya sulit memercayai bahwa (serangan) itu disengaja,” ujar
presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut membuat publik sulit menebak langkah
apa yang akan diambil Gedung Putih selanjutnya. Belum diketahui juga apakah
pembatalan serangan itu bersifat sementara atau selamanya.

Baca Juga :  Salat Tarawih di Masjid Nabawi Akan Dibatasi Maksimal 60 Ribu Orang

Meski tak lagi menyerang, AS tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja
menembak jatuh Global Hawk yang tengah berada di perairan internasional. Saat
itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer dari wilayah Iran.

Washington tak ingin kejadian serupa terulang dan menimbulkan
korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS Kamis malam melarang
maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan Teluk Oman yang berada di
dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa
Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk Persia. Namun, mereka juga
tidak akan diam saja. “Republik Islam Iran tidak akan ragu sedetik pun untuk
membela wilayahnya dari semua agresi,” tegas Araghchi seperti dikutip Agence
France-Presse.(jpc)

Presiden AS Donald Trump
galau. The New York Times melaporkan bahwa dia memberikan perintah untuk
menyerang Iran Kamis malam (20/6). Dia ingin membalas. Sebab, Iran menembak
jatuh drone (pesawat pengintai tanpa awak) Global Hawk milik AS pagi harinya.

Namun, setelah berdiskusi panjang dengan para penasihat
keamanannya, keputusan untuk menyerang Iran itu akhirnya dibatalkan.

“Pesawat sudah di udara dan kapal-kapal sudah di posisi. Tapi,
tidak ada misil yang ditembakkan ketika ada perintah untuk mundur.” Demikian
bunyi laporan The New York Times yang mengutip salah seorang pejabat senior AS.

Target serangannya, antara lain, radar dan sistem pertahanan
udara milik Iran. Rencananya balasan itu dilakukan sebelum subuh kemarin (21/6)
untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari kalangan militer maupun sipil.

Trump membatalkan perintah itu setelah salah seorang petinggi
Pentagon memperingatkan bahwa serangan bakal mengakibatkan meningkatnya
ketegangan. Risiko keamanan pasukan AS yang ditempatkan di wilayah Timur Tengah
bakal meningkat.

Baca Juga :  Setahun Covid-19 Landa Dunia, Asal Usul Virus Korona Masih Misteri

Associated Press melaporkan hal serupa dengan detail berbeda.
Versi AP, justru Pentagon yang memberikan saran untuk menyerang balik. Namun,
Trump menolak setelah rapat dengan para petinggi kongres dan penasihat
keamanan.

“AS tak punya keinginan untuk perang dengan Iran,” ujar Kepala
House of Representatives Nancy Pelosi yang tak mendukung serangan balik.

Sikap Trump juga terus berubah. Saat kali pertama mendengar Iran
menembak jatuh pesawat pengintainya, dia berang. Menurut dia, Iran sudah
membuat kesalahan besar.

Namun, setelah rapat, dia melunak. Pertempuran dengan Iran
memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS. Sebab, itu bisa meningkatkan
harga minyak mentah dunia.

“Saya sulit memercayai bahwa (serangan) itu disengaja,” ujar
presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut membuat publik sulit menebak langkah
apa yang akan diambil Gedung Putih selanjutnya. Belum diketahui juga apakah
pembatalan serangan itu bersifat sementara atau selamanya.

Baca Juga :  Salat Tarawih di Masjid Nabawi Akan Dibatasi Maksimal 60 Ribu Orang

Meski tak lagi menyerang, AS tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja
menembak jatuh Global Hawk yang tengah berada di perairan internasional. Saat
itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer dari wilayah Iran.

Washington tak ingin kejadian serupa terulang dan menimbulkan
korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS Kamis malam melarang
maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan Teluk Oman yang berada di
dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa
Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk Persia. Namun, mereka juga
tidak akan diam saja. “Republik Islam Iran tidak akan ragu sedetik pun untuk
membela wilayahnya dari semua agresi,” tegas Araghchi seperti dikutip Agence
France-Presse.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru