26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jumlah Pengungsi Dunia Capai 70,8 Juta Jiwa

MEMPERINGATI Hari Pengungsi Sedunia, Badan Pengungsi PBB, UNCHR
mencatat, lebih dari 70,8 juta orang di dunia telah kehilangan rumah mereka
akibat perang, penindasan dan konflik, sehingga terpaksa menjadi pengungsi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio
Guterres mengatakan, angka 70,8 juta itu merupakan data konservatif karena
krisis Venezuala tidak diperhitungkan. UNHCR memperkirakan sekitar empat juta
warga Venezuela meninggalkan negara mereka.

“Pada Hari Pengungsi Sedunia,
saya selalu bersama lebih dari 70 juta wanita, anak-anak dan pria pengungsi dan
orang-orang telantar di seluruh negeri. Mereka terpaksa meninggalkan tempat
tinggal karena perang, konflik dan penganiayaan,” kata Antonio Guterres,
seperti dilansir Anadolu Agaency, Kamis (20/6).

Menurut Guterres, 70,8 juta
adalah angka yang mencengangkan. Sebab, hal itu menunjukkan adanya peningkatan
dua kali lipat daripada masa 20 tahun silam.

Baca Juga :  Keluarga Menerima Vonis untuk Reynhard Sinaga

25,9 juta diantaranya terpaksa
keluar dari negara mereka, dikenal dengan sebutan ‘refugee’ atau pengungsi.
Saat ini setengah dari pengungsi di dunia berusia di bawah 18 tahun.

Pengungsi terbanyak di dunia berasal
dari Suriah, dengan jumlah 6,7 juta, diikuti dengan warga Afghanistan (2,7
juta), Sudan Selatan (2,3 juta), Myanmar dan Somalia.

“Kebanyakan dari pengungsi
memilih negara-negara terdekat sebagai tujuannya mendapat harapan baru,”
uajrnya.

Guterres mengapresiasi
penghargaan atas kemanusiaan yang ditunjukkan negara-negara yang bersedia
menampung para pengungsi-sementara. Dia menilai, negara-negara itu telah ikut
berjuang di tengah konteks tantangan ekonomi dan masalah keamanan.

Turki, salah satunya, yang
menjadi negara yang menerima pengungsi terbanyak, yang saat ini sudah mencapai
3,7 juta orang.

Baca Juga :  Dengan Suara Bulat, DPR Filipina Tetapkan UU 1 Februari sebagai Hari H

Pakistan, Uganda, Sudan,
masing-masing berada di posisi kedua, ketiga, dan keempat negara yang paling
banyak menerima pengungsi.

“Jerman menjadi satu-satunya
negara barat yang paling banyak menerima pengungsi, dengan jumlah 1,1 juta
orang,” katanya.

Melalui gerakan Global Compact on
Refugees, Guterres terus menyuarakan tujuan untuk menggerakkan komunitas
internasional ke arah penguatan kerja sama.

“Dengan demikian, ada interaksi
yang saling mamahami antara para pengungsi dan negara-negara tuan rumah yang terkena
dampaknya,” pungkasnya. (der/abc/fin/kpc)

MEMPERINGATI Hari Pengungsi Sedunia, Badan Pengungsi PBB, UNCHR
mencatat, lebih dari 70,8 juta orang di dunia telah kehilangan rumah mereka
akibat perang, penindasan dan konflik, sehingga terpaksa menjadi pengungsi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio
Guterres mengatakan, angka 70,8 juta itu merupakan data konservatif karena
krisis Venezuala tidak diperhitungkan. UNHCR memperkirakan sekitar empat juta
warga Venezuela meninggalkan negara mereka.

“Pada Hari Pengungsi Sedunia,
saya selalu bersama lebih dari 70 juta wanita, anak-anak dan pria pengungsi dan
orang-orang telantar di seluruh negeri. Mereka terpaksa meninggalkan tempat
tinggal karena perang, konflik dan penganiayaan,” kata Antonio Guterres,
seperti dilansir Anadolu Agaency, Kamis (20/6).

Menurut Guterres, 70,8 juta
adalah angka yang mencengangkan. Sebab, hal itu menunjukkan adanya peningkatan
dua kali lipat daripada masa 20 tahun silam.

Baca Juga :  Keluarga Menerima Vonis untuk Reynhard Sinaga

25,9 juta diantaranya terpaksa
keluar dari negara mereka, dikenal dengan sebutan ‘refugee’ atau pengungsi.
Saat ini setengah dari pengungsi di dunia berusia di bawah 18 tahun.

Pengungsi terbanyak di dunia berasal
dari Suriah, dengan jumlah 6,7 juta, diikuti dengan warga Afghanistan (2,7
juta), Sudan Selatan (2,3 juta), Myanmar dan Somalia.

“Kebanyakan dari pengungsi
memilih negara-negara terdekat sebagai tujuannya mendapat harapan baru,”
uajrnya.

Guterres mengapresiasi
penghargaan atas kemanusiaan yang ditunjukkan negara-negara yang bersedia
menampung para pengungsi-sementara. Dia menilai, negara-negara itu telah ikut
berjuang di tengah konteks tantangan ekonomi dan masalah keamanan.

Turki, salah satunya, yang
menjadi negara yang menerima pengungsi terbanyak, yang saat ini sudah mencapai
3,7 juta orang.

Baca Juga :  Dengan Suara Bulat, DPR Filipina Tetapkan UU 1 Februari sebagai Hari H

Pakistan, Uganda, Sudan,
masing-masing berada di posisi kedua, ketiga, dan keempat negara yang paling
banyak menerima pengungsi.

“Jerman menjadi satu-satunya
negara barat yang paling banyak menerima pengungsi, dengan jumlah 1,1 juta
orang,” katanya.

Melalui gerakan Global Compact on
Refugees, Guterres terus menyuarakan tujuan untuk menggerakkan komunitas
internasional ke arah penguatan kerja sama.

“Dengan demikian, ada interaksi
yang saling mamahami antara para pengungsi dan negara-negara tuan rumah yang terkena
dampaknya,” pungkasnya. (der/abc/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru