26 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Populasi Manusia di Dunia Menurun Signifikan

JUMLAH angka kelahiran di beberapa negara di dunia tampak mengalami
penurunan yang signifikan, khususnya di negara-negara maju.

Di Amerika Serikat, angka
kelahiran mengalami penurun drastis. Angka kelahiran di negara adidaya tersebut
menurun hingga lebih dari setengahnya, bila dibandingkan dengan angka kelahiran
setelah Perang Dunia II atau era baby boom.

Pada 1957 yang masih termasuk era
baby boom, total angka kesuburan (TFR) di Amerika Serikat adalah 3,77 per
perempuan menurun data dari Centrers for Disease Control and Prevention (CDC).
TFR merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan
sepanjang hidup mereka.

TFR pada 1957 itu adalah puncak
tertinggi angka kelahiran di negara adidaya tersebut. Setelah periode itu,
angka kelahiran di Amerika Serikat terus menurun.

Pada era Generasi X, TFR
mengalami penurunan dari 2,91 per perempuan pada 1965 ke 1,84 pada 1980. TFR
sempat meningkat di era Millenial yaitu 2,08 per perempuan lalu mulai kembali
menurun di era generasi Z pada 2007. Pada 2018, TFR mencetak rekor terendah
baru di Amerika Serikat yaitu 1,73 per perempuan.

“Kecuali 2006 dan 2007, TFR telah
mencapai di bawah level yang dibutuhkan bagi sebuah generasi (untuk meneruskan
generasi baru),” terang CDC seperti dilansir Yahoo! Style, Selasa (21/1).

Baca Juga :  Unggah Foto di Facebook, Izin Praktik Dokter Cantik Ini Dicabut

Penurunan TFR atau angka
kesuburan di Amerika Serikat kemungkinan besar dipengaruhi oleh beragam faktor.
Beberapa di antaranya adalah adanya akses terhadap alat kontrasepsi, penundaan
kehamilan untuk mengejar karier dan edukasi, hingga ketidakmampuan finansial
untuk bisa membesarkan anak.

TFR di Jepang juga mengalami
penurunan yang besar. Jepang mencapai rekor terendah baru pada 2019 dengan
jumlah kelahiran sekitar 865.000 bayi. Itu merupakan tahun keempat jumlah
kelahiran di Jepang berada di bawah 1 juta.

Tak hanya itu, Jepang juga
mencapai angka kematian tertinggi pascaperang menjadi 1,376 juta pada 2019. Ini
membuat penurunan populasi alami pada 2019 di Jepang mencapai angka tertinggi
yaitu sekitar 512.000.

Pada 2018, total populasi Jepang
mencapai 124 juta. Namun jumlah ini diprediksi akan menyusut menjadi 88 juta
pada 2065

Di Korea Selatan, TFR pada 2018
adalah 0,98 per perempuan. Ini menunjukkan bahwa jumlah bayi yang dilahirkan di
Korea Selatan pada 2018 menurun sebesar 8,7 persen dibandingkan pada 2017.
Rekor baru ini hampir membuat Korea Selatan menjadi negara dengan angka TFR
terendah di dunia.

Studi yang dipublikasikan dalam
jurnal The Lancet mengungkapkan bahwa TFR di dunia memang mengalami penurunan.
Kondisi ini membuat hampir setengah dari negara-negara di dunia mengalami “baby
bust” atau situasi di mana sebuah negara kekurangan anak-anak untuk menjaga
jumlah populasi mereka.

Baca Juga :  39 Jenazah di Kontainer Warga Tiongkok, Korban Perdagangan Manusia

Studi tersebut mengungkapkan
bahwa pada 1950, perempuan rata-rata melahirkan 4,7 anak sepanjang hidup
mereka. TFR ini menurun setengahnya menjadi 2,4 anak per perempuan pada 2017.

Seperti dilansir BBC, Selasa
(21/1), jumlah populasi akan mulai menurun ketika sebuah negara memiliki TFR di
bawah 2,1. Ketika studi pertama kali dilakukan pada 1950, tak ada satu negara
pun di dunia yang memiliki TFR di bawah 2,1. Namun di akhir studi pada 2017,
hampir setengah negara-negara di dunia memiliki TFR di bawah 2,1.

“Jadi bila tak ada sesuatu yang
terjadi, populasi akan menurun di negara-negara tersebut,” jelas Direktur
Institute for Health Metrics and Evaluation Prof Christopher Murray.

Penurunan TFR tak selalu berarti
buruk, selama masyarakat di negara tersebut bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
demografi yang masif.

Direktur Oxford Institute of
Population Ageing Dr George Leeson mengatakan demografi memengaruhi smeua aspek
di dalam kehidupan manusia.

“Semua yang kita rencanakan tak
hanya didorong oleh jumlah populasi, tapi juga struktur usia dan itu berubah,”
jelas Leeson. (der/bin/kpc)

JUMLAH angka kelahiran di beberapa negara di dunia tampak mengalami
penurunan yang signifikan, khususnya di negara-negara maju.

Di Amerika Serikat, angka
kelahiran mengalami penurun drastis. Angka kelahiran di negara adidaya tersebut
menurun hingga lebih dari setengahnya, bila dibandingkan dengan angka kelahiran
setelah Perang Dunia II atau era baby boom.

Pada 1957 yang masih termasuk era
baby boom, total angka kesuburan (TFR) di Amerika Serikat adalah 3,77 per
perempuan menurun data dari Centrers for Disease Control and Prevention (CDC).
TFR merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan
sepanjang hidup mereka.

TFR pada 1957 itu adalah puncak
tertinggi angka kelahiran di negara adidaya tersebut. Setelah periode itu,
angka kelahiran di Amerika Serikat terus menurun.

Pada era Generasi X, TFR
mengalami penurunan dari 2,91 per perempuan pada 1965 ke 1,84 pada 1980. TFR
sempat meningkat di era Millenial yaitu 2,08 per perempuan lalu mulai kembali
menurun di era generasi Z pada 2007. Pada 2018, TFR mencetak rekor terendah
baru di Amerika Serikat yaitu 1,73 per perempuan.

“Kecuali 2006 dan 2007, TFR telah
mencapai di bawah level yang dibutuhkan bagi sebuah generasi (untuk meneruskan
generasi baru),” terang CDC seperti dilansir Yahoo! Style, Selasa (21/1).

Baca Juga :  Unggah Foto di Facebook, Izin Praktik Dokter Cantik Ini Dicabut

Penurunan TFR atau angka
kesuburan di Amerika Serikat kemungkinan besar dipengaruhi oleh beragam faktor.
Beberapa di antaranya adalah adanya akses terhadap alat kontrasepsi, penundaan
kehamilan untuk mengejar karier dan edukasi, hingga ketidakmampuan finansial
untuk bisa membesarkan anak.

TFR di Jepang juga mengalami
penurunan yang besar. Jepang mencapai rekor terendah baru pada 2019 dengan
jumlah kelahiran sekitar 865.000 bayi. Itu merupakan tahun keempat jumlah
kelahiran di Jepang berada di bawah 1 juta.

Tak hanya itu, Jepang juga
mencapai angka kematian tertinggi pascaperang menjadi 1,376 juta pada 2019. Ini
membuat penurunan populasi alami pada 2019 di Jepang mencapai angka tertinggi
yaitu sekitar 512.000.

Pada 2018, total populasi Jepang
mencapai 124 juta. Namun jumlah ini diprediksi akan menyusut menjadi 88 juta
pada 2065

Di Korea Selatan, TFR pada 2018
adalah 0,98 per perempuan. Ini menunjukkan bahwa jumlah bayi yang dilahirkan di
Korea Selatan pada 2018 menurun sebesar 8,7 persen dibandingkan pada 2017.
Rekor baru ini hampir membuat Korea Selatan menjadi negara dengan angka TFR
terendah di dunia.

Studi yang dipublikasikan dalam
jurnal The Lancet mengungkapkan bahwa TFR di dunia memang mengalami penurunan.
Kondisi ini membuat hampir setengah dari negara-negara di dunia mengalami “baby
bust” atau situasi di mana sebuah negara kekurangan anak-anak untuk menjaga
jumlah populasi mereka.

Baca Juga :  39 Jenazah di Kontainer Warga Tiongkok, Korban Perdagangan Manusia

Studi tersebut mengungkapkan
bahwa pada 1950, perempuan rata-rata melahirkan 4,7 anak sepanjang hidup
mereka. TFR ini menurun setengahnya menjadi 2,4 anak per perempuan pada 2017.

Seperti dilansir BBC, Selasa
(21/1), jumlah populasi akan mulai menurun ketika sebuah negara memiliki TFR di
bawah 2,1. Ketika studi pertama kali dilakukan pada 1950, tak ada satu negara
pun di dunia yang memiliki TFR di bawah 2,1. Namun di akhir studi pada 2017,
hampir setengah negara-negara di dunia memiliki TFR di bawah 2,1.

“Jadi bila tak ada sesuatu yang
terjadi, populasi akan menurun di negara-negara tersebut,” jelas Direktur
Institute for Health Metrics and Evaluation Prof Christopher Murray.

Penurunan TFR tak selalu berarti
buruk, selama masyarakat di negara tersebut bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
demografi yang masif.

Direktur Oxford Institute of
Population Ageing Dr George Leeson mengatakan demografi memengaruhi smeua aspek
di dalam kehidupan manusia.

“Semua yang kita rencanakan tak
hanya didorong oleh jumlah populasi, tapi juga struktur usia dan itu berubah,”
jelas Leeson. (der/bin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru