27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Pasien Makin Banyak, Akses Masuk RI Diperketat

Juru
bicara pemerintah untuk penanganan coronavirus disease 2019 (Covid-19) Achmad
Yurianto kembali mengumumkan tambahan pasien positif Covid-19. Ada delapan
orang lagi yang terinfeksi virus asal Wuhan, Tiongkok, itu. Dengan demikian,
sudah 27 orang yang berstatus positif. Seorang di antaranya belum diketahui
asal penularannya.

Yuri
hanya menyebutkan nomor kode pasien, jenis kelamin, dan usia. Dua di antara
delapan orang itu merupakan subklaster kasus Jakarta.

Masing-masing
adalah perempuan berusia 70 dan 47 tahun. Lima orang yang lain tertular setelah
berkunjung ke luar negeri. Namun, Yuri enggan menyebutkan negara mana.

’’Pasien
kode 23, perempuan 73 tahun, kondisinya sedang menggunakan ventilator karena
faktor komorbid (penyakit bawaan) lumayan banyak. Kondisinya stabil,’’ ucapnya.
Dari kasus itu, ada dua orang yang merupakan warga negara asing.

Pasien
nomor 27 mendapat perhatian khusus. Sebab, pasien laki-laki berusia 33 tahun
itu belum diketahui tertular dari siapa. Yuri menyatakan, setelah ditelusuri,
pasien tersebut tidak berasal dari klaster Jakarta. Dia juga tidak bepergian ke
luar negeri. ’’Yang jelas kami selidiki. Kami lihat siapa nanti pasien positif
yang pernah kontak,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Hadir di ADMM, Prabowo Bakal Kirim Taruna Akmil ke AS

Dia
menduga kasus tersebut merupakan local transmission. Selain itu, dia
menyatakan, setelah kasus tersebut, pihaknya tak lagi menghitung jumlah pasien
suspect. Alasannya, kasus suspect akan terus bertambah. ’’Ada suspect yang jadi
positif dan tidak,’’ ujarnya.

Meski
begitu, dia menegaskan bahwa pemerintah masih mampu menangani kasus Covid-19.
Untuk tes laboratorium, misalnya, Balitbangkes baru mendapatkan 10 ribu
polymerase chain reaction (PCR). Alat tersebut digunakan untuk uji laboratorium
yang hasilnya bisa diketahui dalam sehari. Sejauh ini ada sepuluh laboratorium
yang disiapkan di daerah. ’’Meski nanti yang menyatakan positif harus
Balitbangkes,’’ tegasnya.

Soal alat
pelindung diri (APD), dia yakin masih terpenuhi. Sebelumnya, ada berita bahwa
salah satu rumah sakit di Tasikmalaya, Jawa Barat, kehabisan baju APD sehingga
petugas medisnya memakai jas hujan. Yuri menegaskan bahwa pengadaan APD
dikoor-dinasikan provinsi. ’’Kami juga telah menemukan importer selain
Tiongkok. Ada India, Den Haag, serta negara lain,’’ ucapnya.

Melihat
kasus yang semakin banyak, pemerintah tetap melakukan tindakan yang sebelumnya
dilakukan. Misalnya, contact tracing atau menelusuri siapa saja yang pernah
berhubungan dengan pasien positif Covid-19.

Pengamanan
di pintu-pintu masuk negara pun diperketat. Sebab, penderita kini sering tidak
menunjukkan gejala sakit. Karena itu, health alert card (HAC) sangat penting.
’’Kalau tidak terlacak thermal scanner, mungkin masih masa inkubasi atau muncul
gejala ringan, tapi sudah diobati sehingga panasnya turun. HAC yang paling
berfungsi karena akan dipantau,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Lima Terdakwa Pembunuh Khashoggi Dihukum Mati

Pengisian
HAC secara jujur sangat diperlukan. Meski kasus Covid-19 di Indonesia makin
banyak, menurut Yuri, tidak ada larangan bepergian ke luar negeri, kecuali ke
Italia, Iran, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Untuk
mengantisipasi persebaran Covid-19 melalui jalur transportasi udara, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bersama Komite FAL melakukan
pengawasan secara intensif. Misalnya, di Bandar Udara Internasional I Gusti
Ngurah Rai, Bali. Di sana pemeriksaan tidak hanya dilakukan di terminal
kedatangan internasional, tetapi juga di terminal domestik.

Pemeriksaan
dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta personel bantuan
dari PT Angkasa Pura I dan TNI-AU sesuai dengan standar. Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Novie meminta seluruh anggota FAL bandara terus saling
berkoordinasi. ’’Tetap memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan
pengguna transportasi udara,’’ ujarnya.(jpc)

 

Juru
bicara pemerintah untuk penanganan coronavirus disease 2019 (Covid-19) Achmad
Yurianto kembali mengumumkan tambahan pasien positif Covid-19. Ada delapan
orang lagi yang terinfeksi virus asal Wuhan, Tiongkok, itu. Dengan demikian,
sudah 27 orang yang berstatus positif. Seorang di antaranya belum diketahui
asal penularannya.

Yuri
hanya menyebutkan nomor kode pasien, jenis kelamin, dan usia. Dua di antara
delapan orang itu merupakan subklaster kasus Jakarta.

Masing-masing
adalah perempuan berusia 70 dan 47 tahun. Lima orang yang lain tertular setelah
berkunjung ke luar negeri. Namun, Yuri enggan menyebutkan negara mana.

’’Pasien
kode 23, perempuan 73 tahun, kondisinya sedang menggunakan ventilator karena
faktor komorbid (penyakit bawaan) lumayan banyak. Kondisinya stabil,’’ ucapnya.
Dari kasus itu, ada dua orang yang merupakan warga negara asing.

Pasien
nomor 27 mendapat perhatian khusus. Sebab, pasien laki-laki berusia 33 tahun
itu belum diketahui tertular dari siapa. Yuri menyatakan, setelah ditelusuri,
pasien tersebut tidak berasal dari klaster Jakarta. Dia juga tidak bepergian ke
luar negeri. ’’Yang jelas kami selidiki. Kami lihat siapa nanti pasien positif
yang pernah kontak,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Hadir di ADMM, Prabowo Bakal Kirim Taruna Akmil ke AS

Dia
menduga kasus tersebut merupakan local transmission. Selain itu, dia
menyatakan, setelah kasus tersebut, pihaknya tak lagi menghitung jumlah pasien
suspect. Alasannya, kasus suspect akan terus bertambah. ’’Ada suspect yang jadi
positif dan tidak,’’ ujarnya.

Meski
begitu, dia menegaskan bahwa pemerintah masih mampu menangani kasus Covid-19.
Untuk tes laboratorium, misalnya, Balitbangkes baru mendapatkan 10 ribu
polymerase chain reaction (PCR). Alat tersebut digunakan untuk uji laboratorium
yang hasilnya bisa diketahui dalam sehari. Sejauh ini ada sepuluh laboratorium
yang disiapkan di daerah. ’’Meski nanti yang menyatakan positif harus
Balitbangkes,’’ tegasnya.

Soal alat
pelindung diri (APD), dia yakin masih terpenuhi. Sebelumnya, ada berita bahwa
salah satu rumah sakit di Tasikmalaya, Jawa Barat, kehabisan baju APD sehingga
petugas medisnya memakai jas hujan. Yuri menegaskan bahwa pengadaan APD
dikoor-dinasikan provinsi. ’’Kami juga telah menemukan importer selain
Tiongkok. Ada India, Den Haag, serta negara lain,’’ ucapnya.

Melihat
kasus yang semakin banyak, pemerintah tetap melakukan tindakan yang sebelumnya
dilakukan. Misalnya, contact tracing atau menelusuri siapa saja yang pernah
berhubungan dengan pasien positif Covid-19.

Pengamanan
di pintu-pintu masuk negara pun diperketat. Sebab, penderita kini sering tidak
menunjukkan gejala sakit. Karena itu, health alert card (HAC) sangat penting.
’’Kalau tidak terlacak thermal scanner, mungkin masih masa inkubasi atau muncul
gejala ringan, tapi sudah diobati sehingga panasnya turun. HAC yang paling
berfungsi karena akan dipantau,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Lima Terdakwa Pembunuh Khashoggi Dihukum Mati

Pengisian
HAC secara jujur sangat diperlukan. Meski kasus Covid-19 di Indonesia makin
banyak, menurut Yuri, tidak ada larangan bepergian ke luar negeri, kecuali ke
Italia, Iran, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Untuk
mengantisipasi persebaran Covid-19 melalui jalur transportasi udara, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bersama Komite FAL melakukan
pengawasan secara intensif. Misalnya, di Bandar Udara Internasional I Gusti
Ngurah Rai, Bali. Di sana pemeriksaan tidak hanya dilakukan di terminal
kedatangan internasional, tetapi juga di terminal domestik.

Pemeriksaan
dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta personel bantuan
dari PT Angkasa Pura I dan TNI-AU sesuai dengan standar. Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Novie meminta seluruh anggota FAL bandara terus saling
berkoordinasi. ’’Tetap memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan
pengguna transportasi udara,’’ ujarnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru