26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Satu Pejabat Tinggi Iran Meninggal Akibat Virus Corona

SALAH seorang anggota petinggi Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohammad
Mirmohammadi dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona atau
COVID-19 pada Senin (2/3).

Radio pemerintah Iran melaporkan,
bahwa Mirmohammadi merupakan pejabat tinggi Iran pertama yang meninggal akibat
wabah serupa SARS tersebut. Mirmohammadi meninggal pada usia sekitar 70 tahunan
di rumah sakit Teheran.

Dikutip dari Anadolu Agency,
Dewan Kebijaksanaan Iran merupakan dewan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran,
Ayatollah Ali Khamenei. Selain memberi masukan, dewan tersebut juga memiliki
kewenangan untuk menyelesaikan setiap sengketa yang terjadi antara parlemen
Iran dan Khamenei.

Sejauh ini, seperti dilaporkan
AFP, Iran mencatat ada 1.501 kasus virus corona dengan 66 korban meninggal.
Salah satu wakil presiden Iran, Masoumeh Ebtekar, dan tujuh pejabat Iran
lainnya juga didiagnosa positif corona.

Iran menjadi negara dengan kasus
virus corona dan juga kematian terbanyak di Timur Tengah. Iran menjadi negara
dengan jumlah korban meninggal terbanyak setelah Cina.

Adapun jumlah korban meninggal
dunia akibat infeksi (Covid-19) hingga Senin ini mencapai 3.041 orang di
seluruh dunia. Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) mencatat sekitar 2.921
orang dengan 42 kematian baru berasal dari Provinsi Hubei.

Baca Juga :  Cegah Penularan Virus Korona, Nepal Tutup Jalur Pendakian Himalaya

Sementara itu, para ahli
kesehatan internasional menilai, kasus virus corona (Covid-19) di Iran jauh
lebih mematikan ketimbang di Cina. Terlihat dari tingkat persentase kematian
yang lebih tinggi di Iran.

Berdasarkan data penyebaran virus
corona dari Johns Hopkins CSSE, jumlah kasus positif di Iran mencapai 593
kasus. Dari jumlah itu, lebih dari 60 orang telah dinyatakan meninggal.
Artinya, tingkat kematian akibat virus corona di Iran mencapai 7,25 persen.

Jika dibandingkan dengan Cina,
tingkat kematian hanya 3,59 persen dari total kasus yang ada. Jumlah kasus
virus corona di Cina mencapai 79.826 dengan korban jiwa sebanyak 2.870 orang.

“Jika Anda menghitung tingkat kasus
atau kematian dengan cara itu, itu akan menjadi sangat tinggi,” ungkap ahli
epidemiologi di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Cecile Viboud.

Menurut Cecile, persentase di
negara selain Cina juga lebih rendah ketimbang di Iran. Misalnya, Korea Selatan
dengan 3.526 kasus dan korban jiwa 17 orang, sehingga tingkat kematian hanya
0,48 persen.

Baca Juga :  Wabah Korona: Italia Mati Suri, Saudi Isolasi Kota Qatif

Kemudian Italia dengan 1.128
kasus dan 29 korban jiwa, tingkat kematian 2,57 persen. Sedangkan Jepang dengan
241 kasus dan lima orang meninggal memiliki tingkat kematian 2,07 persen.

Tak hanya dari sisi tingkat
kematian yang tinggi, fenomena wabah virus corona di Iran juga kian
memprihatinkan karena para petinggi negara turut terjangkit. Sejumlah pejabat
pemerintahan sudah dilaporkan positif terjangkit virus yang berasal dari Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu.

Misalnya, Wakil Presiden Iran
Masoumeh Ebtekar dan Kepala Komite Keamanan Nasional Parlemen dan Hubungan Luar
Negeri Pejabat Iran Mojtaba Zolnour.

Virus corona sendiri semakin
mewabah di kawasan Timur Tengah. Selain Iran, beberapa negara lain telah
mengumumkan kasus virus corona di wilayahnya masing-masing.

“Ketika suatu negara menularkan
kasus ke tempat lain, sangat mungkin bila beban infeksi di negara itu
signifikan,” ucap Peneliti dan Spesialis Penyakit Menular dari Universitas Toronto
Isaac Bogoch. (der/afp/fin/kpc)

SALAH seorang anggota petinggi Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohammad
Mirmohammadi dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona atau
COVID-19 pada Senin (2/3).

Radio pemerintah Iran melaporkan,
bahwa Mirmohammadi merupakan pejabat tinggi Iran pertama yang meninggal akibat
wabah serupa SARS tersebut. Mirmohammadi meninggal pada usia sekitar 70 tahunan
di rumah sakit Teheran.

Dikutip dari Anadolu Agency,
Dewan Kebijaksanaan Iran merupakan dewan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran,
Ayatollah Ali Khamenei. Selain memberi masukan, dewan tersebut juga memiliki
kewenangan untuk menyelesaikan setiap sengketa yang terjadi antara parlemen
Iran dan Khamenei.

Sejauh ini, seperti dilaporkan
AFP, Iran mencatat ada 1.501 kasus virus corona dengan 66 korban meninggal.
Salah satu wakil presiden Iran, Masoumeh Ebtekar, dan tujuh pejabat Iran
lainnya juga didiagnosa positif corona.

Iran menjadi negara dengan kasus
virus corona dan juga kematian terbanyak di Timur Tengah. Iran menjadi negara
dengan jumlah korban meninggal terbanyak setelah Cina.

Adapun jumlah korban meninggal
dunia akibat infeksi (Covid-19) hingga Senin ini mencapai 3.041 orang di
seluruh dunia. Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) mencatat sekitar 2.921
orang dengan 42 kematian baru berasal dari Provinsi Hubei.

Baca Juga :  Cegah Penularan Virus Korona, Nepal Tutup Jalur Pendakian Himalaya

Sementara itu, para ahli
kesehatan internasional menilai, kasus virus corona (Covid-19) di Iran jauh
lebih mematikan ketimbang di Cina. Terlihat dari tingkat persentase kematian
yang lebih tinggi di Iran.

Berdasarkan data penyebaran virus
corona dari Johns Hopkins CSSE, jumlah kasus positif di Iran mencapai 593
kasus. Dari jumlah itu, lebih dari 60 orang telah dinyatakan meninggal.
Artinya, tingkat kematian akibat virus corona di Iran mencapai 7,25 persen.

Jika dibandingkan dengan Cina,
tingkat kematian hanya 3,59 persen dari total kasus yang ada. Jumlah kasus
virus corona di Cina mencapai 79.826 dengan korban jiwa sebanyak 2.870 orang.

“Jika Anda menghitung tingkat kasus
atau kematian dengan cara itu, itu akan menjadi sangat tinggi,” ungkap ahli
epidemiologi di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Cecile Viboud.

Menurut Cecile, persentase di
negara selain Cina juga lebih rendah ketimbang di Iran. Misalnya, Korea Selatan
dengan 3.526 kasus dan korban jiwa 17 orang, sehingga tingkat kematian hanya
0,48 persen.

Baca Juga :  Wabah Korona: Italia Mati Suri, Saudi Isolasi Kota Qatif

Kemudian Italia dengan 1.128
kasus dan 29 korban jiwa, tingkat kematian 2,57 persen. Sedangkan Jepang dengan
241 kasus dan lima orang meninggal memiliki tingkat kematian 2,07 persen.

Tak hanya dari sisi tingkat
kematian yang tinggi, fenomena wabah virus corona di Iran juga kian
memprihatinkan karena para petinggi negara turut terjangkit. Sejumlah pejabat
pemerintahan sudah dilaporkan positif terjangkit virus yang berasal dari Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu.

Misalnya, Wakil Presiden Iran
Masoumeh Ebtekar dan Kepala Komite Keamanan Nasional Parlemen dan Hubungan Luar
Negeri Pejabat Iran Mojtaba Zolnour.

Virus corona sendiri semakin
mewabah di kawasan Timur Tengah. Selain Iran, beberapa negara lain telah
mengumumkan kasus virus corona di wilayahnya masing-masing.

“Ketika suatu negara menularkan
kasus ke tempat lain, sangat mungkin bila beban infeksi di negara itu
signifikan,” ucap Peneliti dan Spesialis Penyakit Menular dari Universitas Toronto
Isaac Bogoch. (der/afp/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru