30.6 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Cegah Penularan Virus Korona, Nepal Tutup Jalur Pendakian Himalaya

Penyebaran
wabah virus Korona jenis baru di luar Tiongkok yang terbilang cepat membuat
sejumlah negara melakukan kebijakan ketat. Terutama melarang masuknya
pengunjung dari negara-negara terdampak. Hal sama dilakukan oleh Nepal. Kendati
Nepal baru melaporkan satu kasus positif virus Korona dan sudah dinyatakan
sembuh, pemerintah mereka tetap melakukan antisipasi.

Pemerintah Nepal pada Jumat (13/3) menutup seluruh jalur
pendakian pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest. Itu dilakukan selama
musim pendakian saat ini demi mengantisipasi penyebaran COVID-19. Hal itu
disampaikan oleh Menteri Pariwisata Yogesh Bhattarai.

Nepal yang merupakan negara dengan delapan dari 14 gunung tertinggi
dunia, termasuk Gunung Everest, menerima pendapatan lebih dari USD 4 juta
(sekitar Rp 59 miliar) setiap tahun dari biaya izin masuk jalur pendakian.
Hanya saja, demi kemanusiaan, Nepal untuk sementara mengabaikan hal tersebut.
Menteri Bhattarai mengatakan pendakian ke seluruh pegunungan Himalaya pada
Maret sampai Mei 2020 ditunda.

Baca Juga :  Satu Orang Diduga Suspek Corona, Korea Utara Langsung Terapkan Kondisi

“Pendakian pada musim ini ditutup,” sebut Bhattarai seperti
dilansir Reuters. “Penutupan ini merupakan upaya pencegahan,” tambah Bhattarai.

Penutupan jalur pendakian di Nepal diyakini akan berdampak pada
ratusan pendaki yang tengah mempersiapkan perjalanannya pada musim semi. Musim
itu dinilai sebagai saat yang tepat untuk mendaki karena tidak terlalu dingin
dan basah karena hujan. Di Nepal, musim dingin mulai berlangsung pada Juni.

Everest, gunung setinggi 8.850 meter dari permukaan laut (mdpl)
berada di perbatasan di antara Nepal dan Tibet, serta Tiongkok. Otoritas
Tiongkok pada Kamis (12/3) juga telah mengumumkan penutupan jalur pendakian.

Ini untuk kedua kalinya Nepal menutup jalur pendakian dalam
beberapa tahun terakhir. Pendakian pegunungan Himalaya pernah ditutup pada 2015
karena gempa bumi mengguncang Nepal pada 25 April.

Baca Juga :  Populasi Manusia di Dunia Menurun Signifikan

“Ini jadi kabar buruk bagi para pemimpin pendakian dan klien
kami yang telah berlatih selama berbulan-bulan untuk pendakian tahun ini,” kata
penyedia jasa pendakian asal California Furtenbach Adventure, Lukas Furtenbach.

Sementara itu, penyedia jasa lain, Adrian Ballinger dari
Alpenglow Expeditions, mengatakan memahami keputusan tersebut. “Penutupan itu bukan
keputusan yang kami inginkan, tetapi itu langkah yang bertanggung jawab,” kata
Ballinger dalam pernyataan tertulis.(jpc)

 

Penyebaran
wabah virus Korona jenis baru di luar Tiongkok yang terbilang cepat membuat
sejumlah negara melakukan kebijakan ketat. Terutama melarang masuknya
pengunjung dari negara-negara terdampak. Hal sama dilakukan oleh Nepal. Kendati
Nepal baru melaporkan satu kasus positif virus Korona dan sudah dinyatakan
sembuh, pemerintah mereka tetap melakukan antisipasi.

Pemerintah Nepal pada Jumat (13/3) menutup seluruh jalur
pendakian pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest. Itu dilakukan selama
musim pendakian saat ini demi mengantisipasi penyebaran COVID-19. Hal itu
disampaikan oleh Menteri Pariwisata Yogesh Bhattarai.

Nepal yang merupakan negara dengan delapan dari 14 gunung tertinggi
dunia, termasuk Gunung Everest, menerima pendapatan lebih dari USD 4 juta
(sekitar Rp 59 miliar) setiap tahun dari biaya izin masuk jalur pendakian.
Hanya saja, demi kemanusiaan, Nepal untuk sementara mengabaikan hal tersebut.
Menteri Bhattarai mengatakan pendakian ke seluruh pegunungan Himalaya pada
Maret sampai Mei 2020 ditunda.

Baca Juga :  Satu Orang Diduga Suspek Corona, Korea Utara Langsung Terapkan Kondisi

“Pendakian pada musim ini ditutup,” sebut Bhattarai seperti
dilansir Reuters. “Penutupan ini merupakan upaya pencegahan,” tambah Bhattarai.

Penutupan jalur pendakian di Nepal diyakini akan berdampak pada
ratusan pendaki yang tengah mempersiapkan perjalanannya pada musim semi. Musim
itu dinilai sebagai saat yang tepat untuk mendaki karena tidak terlalu dingin
dan basah karena hujan. Di Nepal, musim dingin mulai berlangsung pada Juni.

Everest, gunung setinggi 8.850 meter dari permukaan laut (mdpl)
berada di perbatasan di antara Nepal dan Tibet, serta Tiongkok. Otoritas
Tiongkok pada Kamis (12/3) juga telah mengumumkan penutupan jalur pendakian.

Ini untuk kedua kalinya Nepal menutup jalur pendakian dalam
beberapa tahun terakhir. Pendakian pegunungan Himalaya pernah ditutup pada 2015
karena gempa bumi mengguncang Nepal pada 25 April.

Baca Juga :  Populasi Manusia di Dunia Menurun Signifikan

“Ini jadi kabar buruk bagi para pemimpin pendakian dan klien
kami yang telah berlatih selama berbulan-bulan untuk pendakian tahun ini,” kata
penyedia jasa pendakian asal California Furtenbach Adventure, Lukas Furtenbach.

Sementara itu, penyedia jasa lain, Adrian Ballinger dari
Alpenglow Expeditions, mengatakan memahami keputusan tersebut. “Penutupan itu bukan
keputusan yang kami inginkan, tetapi itu langkah yang bertanggung jawab,” kata
Ballinger dalam pernyataan tertulis.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru