33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Wow! Obat Corona Remdesivir Dijual Rp7,4 Juta Per Botol

PROKALTENG.CO – Remdesivir, obat pertama yang terbukti efektif
menangani pasien Covid-19, akan didistribusikan di Amerika Serikat (AS), di
bawah perjanjian luar biasa antara produsen dengan pemerintah. Harga jualnya
pun tak biasa.

Departemen Kesehatan dan Layanan
Kemanusiaan (HHS) serta produsen obat Gilead Sciences sepakat remdesivir dijual
kepada rumah sakit dengan harga 520 dolar AS atau sekitar Rp7,4 juta per botol
atau 3.120 dolar, sekitar Rp44 juta, per sekali perawatan.

Sementara itu, bagi pasien yang
mendapat asuransi dari pemerintah, harga per botol 390 dolar AS dan per
perawatan 2.340 dolar AS. Obat ini hanya akan dijual di AS sampai September
2020, yang berarti pasien AS akan menerima hampir seluruh hasil produksi Gilead
atau lebih dari 500.000 perawatan.

HHS dan otoritas kesehatan negara
bagian telah mengalokasikan remdesivir ke rumah sakit pemerintah berdasarkan
kebutuhan. Namun setelah September, HHS tidak berhak lagi menentukan ke mana
obat dikirim.

“Ini merupakan kebijakan pertama
AS. Akses untuk AS dijamin, tapi permintaan di seluruh dunia berpotensi
melampaui pasokan,” kata Rena Conti, ekonom perawatan kesehatan di Universitas
Boston, dikutip dari The New York Times, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga :  Indonesia dan Rusia Teken MoU Kerjasama di Bidang Hukum

Harga obat itu sedikit di bawah
kisaran 2.520-2.800 dolar AS yang disarankan oleh kelompok riset penetapan
harga obat AS Institute for Clinical and Economic Review (ICER) pekan lalu.

Hal itu terjadi setelah para
peneliti Inggris menemukan deksametason steroid yang murah dan secara
signifikan menurunkan angka kematian di antara pasien Covid-19 parah.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan dexamethasone bagi pasien Covid-19 yang
dalam kondisi kritis. Hasil uji coba klinis terhadap dexamethasone menunjukkan
steroid tersebut mampu menyelamatkan nyawa pasien terinfeksi virus corona yang
kritis.

Hasil uji coba menunjukkan, obat
yang sudah digunakan sejak 1960-an ini mampu mengurangi potensi kematian hingga
sepertiga pada pasien Covid-19 dalam kondisi parah.

Meskipun hasil studi masih pada
tahap pendahuluan, para peneliti sudah merekomendasikan penggunaannya sebagai
standar dalam menangani pasien Covid-19 kritis.

Belum diketahui berapa harga
pasti dexamethasone untuk penanganan Covid-19, namun harga umum obat radang
sendi ini diyakini lebih murah dibandingkan remdesivir.

Sementara itu, CEO Gilead Daniel
O’Day mengatakan, tak ada patokan mengenai penentuan harga obat tertentu,
termasuk remdesivir. Dia tak bisa memastikan berapa harga obat sampai ke pasien.
“Tidak ada buku pedoman tentang cara menentukan harga obat barudi saat
pandemi,” kata O’Day.

Baca Juga :  Kurang Manjur Lawan Covid-19 Delta, Vaksin Sinovac dan Barat Dicampur

Sejak keluar otorisasi darurat
obat, Gilead telah menyumbang remdesivir ke banyak rumah sakit untuk membantu
perawatan pasien Covid-19. Pengiriman terakhir dilakukan pada Senin (29/6/2020)
dan seterusnya akan dikenakan harga.

Banyak pakar menilai, harga baru
ini tidak mahal. Obat pasien terinfeksi virus corona lain masih dalam pengujian
tahap akhir, dan harganya lebih mahal dibandingkan remdesivir.

Remdesivir diperkirakan mendapat
permintaan tinggi karena satu-satunya pengobatan yang sejauh ini terbukti
menghambat Covid-19. Setelah obat yang diberikan lewat pembuluh darah itu
membantu rumah sakit mempersingkat waktu pemulihan dalam uji klinis, remdesivir
mendapatkan otorisasi penggunaan darurat di Amerika Serikat dan persetujuan
penuh di Jepang.

Obat itu diyakini paling efektif
dalam mengobati pasien lebih awal daripada deksametason, yang mengurangi
kematian pada pasien yang membutuhkan bantuan oksigen dan mereka yang
menggunakan ventilator.

Namun, remdesivir dalam
formulasinya saat ini, hanya digunakan pada pasien yang cukup sakit sehingga
perlu rawat inap pengobatan lima hari.

PROKALTENG.CO – Remdesivir, obat pertama yang terbukti efektif
menangani pasien Covid-19, akan didistribusikan di Amerika Serikat (AS), di
bawah perjanjian luar biasa antara produsen dengan pemerintah. Harga jualnya
pun tak biasa.

Departemen Kesehatan dan Layanan
Kemanusiaan (HHS) serta produsen obat Gilead Sciences sepakat remdesivir dijual
kepada rumah sakit dengan harga 520 dolar AS atau sekitar Rp7,4 juta per botol
atau 3.120 dolar, sekitar Rp44 juta, per sekali perawatan.

Sementara itu, bagi pasien yang
mendapat asuransi dari pemerintah, harga per botol 390 dolar AS dan per
perawatan 2.340 dolar AS. Obat ini hanya akan dijual di AS sampai September
2020, yang berarti pasien AS akan menerima hampir seluruh hasil produksi Gilead
atau lebih dari 500.000 perawatan.

HHS dan otoritas kesehatan negara
bagian telah mengalokasikan remdesivir ke rumah sakit pemerintah berdasarkan
kebutuhan. Namun setelah September, HHS tidak berhak lagi menentukan ke mana
obat dikirim.

“Ini merupakan kebijakan pertama
AS. Akses untuk AS dijamin, tapi permintaan di seluruh dunia berpotensi
melampaui pasokan,” kata Rena Conti, ekonom perawatan kesehatan di Universitas
Boston, dikutip dari The New York Times, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga :  Indonesia dan Rusia Teken MoU Kerjasama di Bidang Hukum

Harga obat itu sedikit di bawah
kisaran 2.520-2.800 dolar AS yang disarankan oleh kelompok riset penetapan
harga obat AS Institute for Clinical and Economic Review (ICER) pekan lalu.

Hal itu terjadi setelah para
peneliti Inggris menemukan deksametason steroid yang murah dan secara
signifikan menurunkan angka kematian di antara pasien Covid-19 parah.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan dexamethasone bagi pasien Covid-19 yang
dalam kondisi kritis. Hasil uji coba klinis terhadap dexamethasone menunjukkan
steroid tersebut mampu menyelamatkan nyawa pasien terinfeksi virus corona yang
kritis.

Hasil uji coba menunjukkan, obat
yang sudah digunakan sejak 1960-an ini mampu mengurangi potensi kematian hingga
sepertiga pada pasien Covid-19 dalam kondisi parah.

Meskipun hasil studi masih pada
tahap pendahuluan, para peneliti sudah merekomendasikan penggunaannya sebagai
standar dalam menangani pasien Covid-19 kritis.

Belum diketahui berapa harga
pasti dexamethasone untuk penanganan Covid-19, namun harga umum obat radang
sendi ini diyakini lebih murah dibandingkan remdesivir.

Sementara itu, CEO Gilead Daniel
O’Day mengatakan, tak ada patokan mengenai penentuan harga obat tertentu,
termasuk remdesivir. Dia tak bisa memastikan berapa harga obat sampai ke pasien.
“Tidak ada buku pedoman tentang cara menentukan harga obat barudi saat
pandemi,” kata O’Day.

Baca Juga :  Kurang Manjur Lawan Covid-19 Delta, Vaksin Sinovac dan Barat Dicampur

Sejak keluar otorisasi darurat
obat, Gilead telah menyumbang remdesivir ke banyak rumah sakit untuk membantu
perawatan pasien Covid-19. Pengiriman terakhir dilakukan pada Senin (29/6/2020)
dan seterusnya akan dikenakan harga.

Banyak pakar menilai, harga baru
ini tidak mahal. Obat pasien terinfeksi virus corona lain masih dalam pengujian
tahap akhir, dan harganya lebih mahal dibandingkan remdesivir.

Remdesivir diperkirakan mendapat
permintaan tinggi karena satu-satunya pengobatan yang sejauh ini terbukti
menghambat Covid-19. Setelah obat yang diberikan lewat pembuluh darah itu
membantu rumah sakit mempersingkat waktu pemulihan dalam uji klinis, remdesivir
mendapatkan otorisasi penggunaan darurat di Amerika Serikat dan persetujuan
penuh di Jepang.

Obat itu diyakini paling efektif
dalam mengobati pasien lebih awal daripada deksametason, yang mengurangi
kematian pada pasien yang membutuhkan bantuan oksigen dan mereka yang
menggunakan ventilator.

Namun, remdesivir dalam
formulasinya saat ini, hanya digunakan pada pasien yang cukup sakit sehingga
perlu rawat inap pengobatan lima hari.

Terpopuler

Artikel Terbaru