32.7 C
Jakarta
Friday, May 2, 2025

Tahun MoveOn

Akankah tahun 2020 menjadi tahun
mobil listrik?

Memang kita sudah telat 6 tahun.
Tapi rupanya tetap tidak ditemukan jalan lain.

Kita tentu tidak rela presiden
kita marah-marah terus.

Soal subsidi BBM.

Soal impor.

Soal refinery.

Juga soal mafia migas.

Saya memang tidak rela kita impor
mobil listrik. Teknologinya terlalu sederhana โ€“dibanding mobil bensinโ€“ untuk
harus impor.

Tapi itu enam atau tujuh tahun
lalu.

Sekarang saya sudah move
on
.

Impor mobil listrik pun saya
tidak lagi keberatan.

Di luar sana mobil listrik sudah
sangat majunya. Tujuh tahun terakhir. Bahkan Turki saja sudah masuk industri
mobil listrik.

Kita memang kembali masuk lubang
yang sama โ€“harus tergantung pada mobil impor lagi. Pun โ€˜hanyaโ€™ untuk mobil
listrik.

Baca Juga :  Omnibus Law dan Celah Terbukanya Eksploitasi Terhadap Pekerja

Upsโ€ฆ Kok masih ngomongin itu
lagi.

Kan kita harus move
on
.

Langkah terbaik memerangi subsidi
BBM, mafia migas dan refinery adalah mengganti mobil BBM.

Logikanya sudah sangat cetho
welo-welo
. Jumlah mobil bensin/solar naik terus. Produksi minyak
kita turun terus.

Dengan logika itu mungkinkah kita
mengurangi impor BBM โ€“berikut mafianya?

Sudahlah, jadikan tahun 2020
tahun Mobil Listrik โ€“merk impor sekali pun. Bangun pabrik perakitannya. Simple
kok.

Berlakukan insentif dan
disinsentif. Permudah urusan izin pemakaiannya โ€“jangan lagi ada suara mobil
listrik harus lulus uji emisi!

Inilah edisi disway paling pendek
selama 2 tahun umurnya โ€“dengan kemungkinan komentar terpanjang dari pembaca.

Ini sekaligus sebagai penutup
tahun 2019 โ€“dan pembuka tahun 2020.

Baca Juga :  Fokus Sektor Pendidikan, Sugianto-Edy akan Memasukan Kurikulum Kewira

Mau ditulis panjang pun
intinyanya ya hanya itu.

Selamat tahun baru Mobil Listrik
โ€“hehe.(Dahlan Iskan)

Akankah tahun 2020 menjadi tahun
mobil listrik?

Memang kita sudah telat 6 tahun.
Tapi rupanya tetap tidak ditemukan jalan lain.

Kita tentu tidak rela presiden
kita marah-marah terus.

Soal subsidi BBM.

Soal impor.

Soal refinery.

Juga soal mafia migas.

Saya memang tidak rela kita impor
mobil listrik. Teknologinya terlalu sederhana โ€“dibanding mobil bensinโ€“ untuk
harus impor.

Tapi itu enam atau tujuh tahun
lalu.

Sekarang saya sudah move
on
.

Impor mobil listrik pun saya
tidak lagi keberatan.

Di luar sana mobil listrik sudah
sangat majunya. Tujuh tahun terakhir. Bahkan Turki saja sudah masuk industri
mobil listrik.

Kita memang kembali masuk lubang
yang sama โ€“harus tergantung pada mobil impor lagi. Pun โ€˜hanyaโ€™ untuk mobil
listrik.

Baca Juga :  Omnibus Law dan Celah Terbukanya Eksploitasi Terhadap Pekerja

Upsโ€ฆ Kok masih ngomongin itu
lagi.

Kan kita harus move
on
.

Langkah terbaik memerangi subsidi
BBM, mafia migas dan refinery adalah mengganti mobil BBM.

Logikanya sudah sangat cetho
welo-welo
. Jumlah mobil bensin/solar naik terus. Produksi minyak
kita turun terus.

Dengan logika itu mungkinkah kita
mengurangi impor BBM โ€“berikut mafianya?

Sudahlah, jadikan tahun 2020
tahun Mobil Listrik โ€“merk impor sekali pun. Bangun pabrik perakitannya. Simple
kok.

Berlakukan insentif dan
disinsentif. Permudah urusan izin pemakaiannya โ€“jangan lagi ada suara mobil
listrik harus lulus uji emisi!

Inilah edisi disway paling pendek
selama 2 tahun umurnya โ€“dengan kemungkinan komentar terpanjang dari pembaca.

Ini sekaligus sebagai penutup
tahun 2019 โ€“dan pembuka tahun 2020.

Baca Juga :  Fokus Sektor Pendidikan, Sugianto-Edy akan Memasukan Kurikulum Kewira

Mau ditulis panjang pun
intinyanya ya hanya itu.

Selamat tahun baru Mobil Listrik
โ€“hehe.(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru