28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Menkes: Jika Batuk, Demam dan Sedikit Pilek, Sebaiknya Isolasi di Rumah

PROKALTENG.CO – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, di Indonesia, 85 persen kasus rawat inap Omicron berhasil sembuh. Sementara jumlah kasus sedang, berat, dan kritis yang perlu oksihen ada di kisaran 8-10 persen.

Sekitar 35-40 persen pasien yang masuk RS saat ini, masuk kategori OTG. Sementara yang bergejala ringan 50 persen.

“Karena kita tahu, kasusnya akan tinggi dan pressure untuk RS-nya juga tinggi, dan peluang sembuhnya tinggi, kami mengimbau pasien OTG untuk isoman di rumah saja,” papar Menkes, Senin (31/1/2022).

“Kalau ada gejala ringan seperti batuk, demam, dan sedikit pilek, selama saturasi di atas 95 persen, sebaiknya isolasi di rumah saja. Supaya RS fokus menangani pasien gejala sedang dan berat,” ujarnya.

Baca Juga :  RSUD Pulpis Siapkan 3 Skenario Antisipasi Ledakan Pasien Covid-19

Menkes juga mengungkap, saat ini masih banyak ketidakpastian seputar varian Omicron. Ia membeberkan, di Amerika Serikat (AS), varian anyar Covid ini menghasilkan 800 kasus positif sehari. Saat puncak varian Delta, angka tertingginya hanya 250.

Di Prancis yang kasusnya masih terus naik, kasus konfirmasi menyentuh angka 360 ribu. Meningkat 6 kali lipat dibanding puncak kasus Delta, yang hanya 60 ribu.

Brazil yang negaranya mirip-mirip kita, mencetak 190 kasus, dengan puncak Delta 80. India 310, puncak Delta-nya 380. Sedangkan Jepang yang membukukan 65 kasus, puncak Delta-nya hanya 25.

“Jadi, penularannya tinggi sekali. Indonesia pasti akan mengalami ini. Kalau puncaknya dulu kita pernah 57 ribu kasus per hari, kita mesti siap-siap, hati-hati, dan waspada. Sebab, kalau melihat negara lain, jumlah kasusnya bisa 2-3 kali di atas puncak Delta. Dan kita belum tahu, berapa nanti jumlahnya pada puncak kasus, yang diperkirakan pada akhir bulan ini,” jelas Menkes.

Baca Juga :  Cegah Dampak Omicron, Binda Kalteng Percepat Vaksinasi Dosis Dua dan Booster

“Karena itu, tolong tetap waspada, hati-hati. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas, ya kita kurangi. Karena dapat lebih mudah tertular dan menularkan ke orang lain,” imbuhnya.

Di Afrika Selatan dan Inggris, kasus rawat inap jauh di bawah Delta. Tapi di AS, lain lagi. Secara persentase, jumlah kasus aktif Omicron masih di bawah Delta. Tapi secara nominal, jumlah orang yang masuk ke RS sudah di atas Delta.

Sedangkan di Prancis,  jumlah kasus rawat inap Omicron sudah sama dengan Delta. (hes/rmid/kpc)

PROKALTENG.CO – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, di Indonesia, 85 persen kasus rawat inap Omicron berhasil sembuh. Sementara jumlah kasus sedang, berat, dan kritis yang perlu oksihen ada di kisaran 8-10 persen.

Sekitar 35-40 persen pasien yang masuk RS saat ini, masuk kategori OTG. Sementara yang bergejala ringan 50 persen.

“Karena kita tahu, kasusnya akan tinggi dan pressure untuk RS-nya juga tinggi, dan peluang sembuhnya tinggi, kami mengimbau pasien OTG untuk isoman di rumah saja,” papar Menkes, Senin (31/1/2022).

“Kalau ada gejala ringan seperti batuk, demam, dan sedikit pilek, selama saturasi di atas 95 persen, sebaiknya isolasi di rumah saja. Supaya RS fokus menangani pasien gejala sedang dan berat,” ujarnya.

Baca Juga :  RSUD Pulpis Siapkan 3 Skenario Antisipasi Ledakan Pasien Covid-19

Menkes juga mengungkap, saat ini masih banyak ketidakpastian seputar varian Omicron. Ia membeberkan, di Amerika Serikat (AS), varian anyar Covid ini menghasilkan 800 kasus positif sehari. Saat puncak varian Delta, angka tertingginya hanya 250.

Di Prancis yang kasusnya masih terus naik, kasus konfirmasi menyentuh angka 360 ribu. Meningkat 6 kali lipat dibanding puncak kasus Delta, yang hanya 60 ribu.

Brazil yang negaranya mirip-mirip kita, mencetak 190 kasus, dengan puncak Delta 80. India 310, puncak Delta-nya 380. Sedangkan Jepang yang membukukan 65 kasus, puncak Delta-nya hanya 25.

“Jadi, penularannya tinggi sekali. Indonesia pasti akan mengalami ini. Kalau puncaknya dulu kita pernah 57 ribu kasus per hari, kita mesti siap-siap, hati-hati, dan waspada. Sebab, kalau melihat negara lain, jumlah kasusnya bisa 2-3 kali di atas puncak Delta. Dan kita belum tahu, berapa nanti jumlahnya pada puncak kasus, yang diperkirakan pada akhir bulan ini,” jelas Menkes.

Baca Juga :  Cegah Dampak Omicron, Binda Kalteng Percepat Vaksinasi Dosis Dua dan Booster

“Karena itu, tolong tetap waspada, hati-hati. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas, ya kita kurangi. Karena dapat lebih mudah tertular dan menularkan ke orang lain,” imbuhnya.

Di Afrika Selatan dan Inggris, kasus rawat inap jauh di bawah Delta. Tapi di AS, lain lagi. Secara persentase, jumlah kasus aktif Omicron masih di bawah Delta. Tapi secara nominal, jumlah orang yang masuk ke RS sudah di atas Delta.

Sedangkan di Prancis,  jumlah kasus rawat inap Omicron sudah sama dengan Delta. (hes/rmid/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru