PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota
Palangka Raya mempersiapkan tim untuk menilai kesiapan sekolah-sekolah yang ada
di Kota Cantik, terkait rencana dibukanya kembali belajar tatap muka.
Pembentukan tim tersebut menurut
Kepala Disdik Kota Palangka Raya, Akhmad Fauliansyah telah disampaikan kepada Wali
Kota Palangka Raya, Fairid Naparin dan Sekda untuk dikaji.
“Setelah dikaji, kemungkinan
kami diundang sehingga akan dirapatkan atau didiskusikan, dan saat ini kami masih
menunggu disposisi dari pimpinan,” kata Akhmad Fauliansyah saat ditemui di
kantor DPRD Kota Palangka Raya, Kamis (27/8).
Selain itu, imbuh Fauliansyah,
saat ini mereka juga membuat edaran ke sekolah, agar mengisi daftar periksa
kesiapan sekolah. Dalam daftar isian itu terdapat sejumlah item yang wajib
tersedia atau disediakan oleh sekolah.
Dijelaskannya, beberapa item yang
harus terpenuhi itu di antaranya kebersihan toilet atau WC di sekolah, sarana
cuci tangan dan lain-lain. “Begitu daftar tersebut masuk, maka ada tim lagi dan
akan turun ke sekolah untuk mengecek, misalnya benar atau tidak WC-nya bersih,â€
beber dia.
Namun hal itu lanjut dia, bukan
berarti bisa membuka sekolah yang memenuhi item. Pasalnya, setelah itu masih
harus ada rekomendasi dari Satgas Covid, dari pimpinan, dan dari komite sekolah
mewakili orang tua. “Pernyataan dari orang tua melalui komite itu nanti akan
dibuat di atas materai, sehingga jangan sampai terjadi masalah (sekolah buka,
red),” timpalnya.
Fauliansyah juga menegaskan,
seandainya nati orang tua masih ragu (sekolah tatap muka), maka hal itu tidak
ada masalah. Pasalnya, tidak ada unsur
paksaan agar anak didik turun ke sekolah.
“Kalau memang orang tua
murid masih khawatir (anak masuk sekolah, red) karena fisik anak kan beda, ada
yang imunnya yang kuat dan tidak. Apabila seandainya ini bisa terlaksana, itu
pun siswanya kalau di tingkat SMP itu siswa sekitar 32 orang, dan itu nanti
tidak mungkin semuanya di ruangan, mungkin akan 15 orang murid saja,”
sambungnya.
Dijelaskannya, dalam hal ini jika
sekolah bisa dibuka kembali, tentu mereka murid yang turun pun jamnya juga
berkurang, otomatis tidak ada intinya untuk pergi ke kantin.
Karena kantin tutup jadi
rencananya nanti, begitu orang tua murid mengantar anaknya sampai depan pintu
gerbang sekolah, itu langsung di jemput oleh gurunya.
“Jadi tidak ada waktu yang
untuk bermain-main, dan pulang sekolah juga seperti itu, yaitu orang tua
menunggu di pintu gerbang sekolah,” beber Akhmad Fauliansyah.
Hal tersebut dilakukan, yaitu
dikawatirkan jika nanti anak-anak bisa berbelanja atau jajan dan kumpul-kumpul
terjadi sehingga penjemputan perlu dilakukan. Karena selain itu, penerapan
protokol kesehatan juga hal yang penting untuk di terapkan jika sekolah dibuka
dan aktivitas belajar secara tatap muka disetujui.