26.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Hongbao

Nanti malam tahun baru Imlek
datang lagi –tahun ini disertai was-was. Akibat berkembangnya wabah virus
corona dari Kota Wuhan, Tiongkok.

Sampai-sampai bos besar Tencent
membatalkan acara tahunan yang sangat dinanti seluruh karyawannya: bagi-bagi
hongbao.

Bukan hongbaonya sendiri yang
penting tapi isi amplop merah itu.

Ups… bukan juga hanya karena
isinya. Tapi siapa yang menyerahkan hongbao itu: Pony Ma sendiri.

Ia adalah pendiri Tencent
–orang terkaya di Tiongkok. Atau terkaya No. 10 dunia. Dalam sekejap kekayaan
Ma mengalahkan Li Kashing dari Hongkong.

Nama lengkapnya: Ma Hua Teng (马化腾). Umur
48 tahun. Kelahiran Shantou, satu kabupaten di pojok timur laut Provinsi
Guangdong.

Satu kampung dengan Li Kashing.
Yang juga terkaya ke 28 dunia.

Tahun lalu –dan tahun-tahun
sebelumnya– seluruh karyawan Tencent berebut antre paling depan. Hanya
karyawan kantor pusat di Shenzhen. Bukan keseluruhan karyawan yang 50.000.

Ada karyawan yang sampai
bermalam di kantor. Untuk antre sejak jam 8 malam. Agar keesokan harinya bisa
di barisan paling depan.

Antrean itu mengular sampai
halaman. Pony Ma sendiri berdiri di lantai 48. Didampingi para direktur
Tencent. Masing-masing memegang hongbao. Untuk diberikan ke yang antre di situ.

Yang membuat antrian itu demam
adalah rumor yang beredar di kalangan karyawan: isi hongbao itu tidak sama. Ada
yang sampai puluhan juta rupiah. Tergantung tingkat keberuntungan
masing-masing.

Padahal, dari semua yang
mengaku, ternyata isinya sama: hongbao dari Pony Ma berisi 100 yuan. Hongbao
empat direksi lainnya masing-masing berisi 50 yuan. Total 300 yuan –sekitar Rp
600.000.

Tapi bahwa hari itu bisa
bertatap muka dengan bos besar mereka, itulah yang nilainya melebihi hongbao
itu.

Tahun ini berbeda.

Tidak ada lagi yang seperti
itu.

Waktu saya di Hongkong tiga
hari lalu tersiarlah: Imlek tahun ini sang bos tidak lagi bagi-bagi hongbao.

Masing-masing karyawan sudah
diberitahu. Disertai pesan khusus: bagi yang mudik harap menjaga kesehatan
sebaik-baiknya.

Setiap Imlek arus mudik di
Tiongkok memang luar biasa. Lebih 200 juta orang mudik. Kota-kota besar pun
lengang. Tiongkok, sejak tiga hari lalu, libur satu minggu –yang dalam
prakteknya menjadi dua minggu.

Tapi berkembangnya wabah virus
corona membuat Tencent memberikan pesan tahun baru yang berbeda: hati-hati,
jangan sampai terkena virus itu.

Baca Juga :  Keajaiban Puasa untuk Kesehatan

Itulah virus yang awalnya
ditemukan di Kota Wuhan. Akhir Desember lalu.

Wuhan adalah kota terbesar di
Tiongkok tengah. Penduduknya 11 juta jiwa. Sebesar Kota Jakarta. Dulu saya
sering ke kota ini. Selalu tinggal di hotel di pinggir sungai Chang Jiang
(Yangtze) –yang terpanjang di Tiongkok.

Kian hari kian banyak orang
yang terkena virus ini. Yang menyerang sistem pernafasan. Mulailah pemerintah
waspada. Kok gejalanya mirip wabah SARS. Yang melanda Tiongkok 18 tahun yang
lalu. Yang membuat ekonomi seperti terhenti sama sekali.

Sampai kemarin tercatat sudah
17 orang meninggal dunia. Lebih 500 orang masih harus dirawat di rumah sakit.

Muncul juga penderita di
Hongkong. Di Taiwan. Di Jepang. Di Thailand. Di Korsel. Di Amerika Serikat.
Semua penderitanya adalah orang yang baru pulang dari kunjungan ke Wuhan.

Maka fokus menelitian diarahkan
ke kota Wuhan. Ditemukanlah fakta: penderita terbanyak memang orang Wuhan.

Lalu diteliti lebih fokus lagi:
penderita itu umumnya adalah orang yang pernah pergi ke salah satu pasar ikan
di kota itu.

Pasar ikan itu pun ditutup.
Dipasangi pita kuning polisi di sekelilingnya. Ditemukanlah: tidak hanya ikan
yang dijual di situ. Juga berbagai macam binatang. Mulai kelelawar sampai ular.
Termasuk cebong besar dan kampret dewasa.

Di Tiongkok memang terkenal
istilah ini: semua yang berkaki dimakan –kecuali meja-kursi; semua yang melata
dimakan kecuali kereta api; semua yang terbang dimakan kecuali pesawat.

Dari berbagai binatang itu dua
yang dicurigai sebagai sumber virus: kelelawar dan ular.

Kelelawarnya jenis pemakan
buah. Ularnya jenis kobra.

Ilmuwan dari berbagai negara
sampai pada kesimpulan itu: kelelawar atau ular.

Pertanyaan berikutnya –dan ini
yang mengkhawatirkan– mengapa tenaga-tenaga medis di rumah sakit Wuhan juga
terkena sakit yang sama. Jumlah tenaga medis yang tertular sampai 15 orang.

Kesimpulannya: virus corona itu
sudah bisa menjalar dari manusia ke manusia.

Itu yang membuat semua negara
waspada. Di bandara Hongkong semua penumpang di ‘tembak’ laser di dahi mereka
–untuk mengetahui suhu badan mereka.

Yang suhu badannya mencurigakan
langsung dimasukkan karantina.

Demikian juga ketika dari
Hongkong saya mampir di Ho Chi Minh City, Vietnam. Kewaspadaan serupa
dilakukan.

Baca Juga :  Cek Pelayanan RS Doris, Gubernur Bantu Pasien

Berita baiknya: virus Wuhan ini
tidak seganas SARS dulu.

Mungkin berita baik itu yang
membuat Imlek tahun ini tidak akan benar-benar sepi. Di kota Ho Chi Minh
meriahnya melebihi di Singapura.

Hiasan lampu warna-warni
praktis merata di seluruh kota. Dengan berbagai bentuk bunga, dekorasi dan
kerlap-kerlipnya.

Bahwa virus Wuhan ini tidak
seganas SARS sudah disimpulkan secara ilmiah. Gen kelelawar jenis pemakan buah
itu memang ada kesamaannya dengan gen manusia. Tapi yang sama hanya 70 persen.
Jauh lebih kecil dibanding prosentasi kesamaan antara gen manusia dengan babi.

Yang diserang virus Wuhan ini
adalah protein ACT3 yang ada pada manusia. Sementara belum ditemukan obatnya,
maka karantina adalah yang terbaik yang harus dilakukan.

Tapi bagaimana bisa
mengarantina diri dalam suasana tahun baru Imlek? Yang semua jalan raya,
stasiun, stanplat, bandara, mall, pasar dan restoran padat manusia?

Jumlah penderita pun ternyata
terus berkembang. Optimisme ‘tidak separah SARS’ mulai goyah.

Tindakan drastis harus
dilakukan. Sehari sebelum Imlek tiba Kota Wuhan ditutup total. Seluruh kota
diisolasi.

Warga Wuhan tidak boleh pergi
meninggalkan kota. Orang luar tidak boleh masuk. Penguasa Tiongkok benar-benar
tegas: Wuhan sejak Kamis kemarin diblokade.

Memang terjadi kepanikan. Orang
masih berusaha meninggalkan kota. Membanjir ke stasiun dan bandara. Tapi
pemerintah tegas: tidak bisa. Apa pun alasannya –kecuali yang benar-benar
harus pergi.

Di situlah pentingnya pesan
dari bos Tencent ke karyawannya tadi. Tahun ini tidak perlu berdesakan untuk
antre hongbao.

Apakah berarti tahun ini
hongbaonya dikirim saja lewat WeChatpay atau Weixin –apps milik Tencent
sendiri?

Bukankah memberi hongbao lewat
Weixin belakangan kian populer? Yang tahun lalu saja sudah lebih 800 juta
hongbao dikirim secara elektronik?

Apakah hongbao dari bos Pony Ma
tahun ini dikirim via Weixin?

Tidak ada penjelasan soal itu
dari Tencent. Tapi itulah harapan mereka.

Saya pun memutuskan untuk tahun
ini ikut tidak membagi hongbao ke pembaca DI’s Way. Apalagi WeChat saya juga
tidak dilengkapi fasilitas Weixin.

Gong Xi Fa Cai.

Xin Nian Kuai Le.

新年快乐.
(Dahlan Iskan)

Nanti malam tahun baru Imlek
datang lagi –tahun ini disertai was-was. Akibat berkembangnya wabah virus
corona dari Kota Wuhan, Tiongkok.

Sampai-sampai bos besar Tencent
membatalkan acara tahunan yang sangat dinanti seluruh karyawannya: bagi-bagi
hongbao.

Bukan hongbaonya sendiri yang
penting tapi isi amplop merah itu.

Ups… bukan juga hanya karena
isinya. Tapi siapa yang menyerahkan hongbao itu: Pony Ma sendiri.

Ia adalah pendiri Tencent
–orang terkaya di Tiongkok. Atau terkaya No. 10 dunia. Dalam sekejap kekayaan
Ma mengalahkan Li Kashing dari Hongkong.

Nama lengkapnya: Ma Hua Teng (马化腾). Umur
48 tahun. Kelahiran Shantou, satu kabupaten di pojok timur laut Provinsi
Guangdong.

Satu kampung dengan Li Kashing.
Yang juga terkaya ke 28 dunia.

Tahun lalu –dan tahun-tahun
sebelumnya– seluruh karyawan Tencent berebut antre paling depan. Hanya
karyawan kantor pusat di Shenzhen. Bukan keseluruhan karyawan yang 50.000.

Ada karyawan yang sampai
bermalam di kantor. Untuk antre sejak jam 8 malam. Agar keesokan harinya bisa
di barisan paling depan.

Antrean itu mengular sampai
halaman. Pony Ma sendiri berdiri di lantai 48. Didampingi para direktur
Tencent. Masing-masing memegang hongbao. Untuk diberikan ke yang antre di situ.

Yang membuat antrian itu demam
adalah rumor yang beredar di kalangan karyawan: isi hongbao itu tidak sama. Ada
yang sampai puluhan juta rupiah. Tergantung tingkat keberuntungan
masing-masing.

Padahal, dari semua yang
mengaku, ternyata isinya sama: hongbao dari Pony Ma berisi 100 yuan. Hongbao
empat direksi lainnya masing-masing berisi 50 yuan. Total 300 yuan –sekitar Rp
600.000.

Tapi bahwa hari itu bisa
bertatap muka dengan bos besar mereka, itulah yang nilainya melebihi hongbao
itu.

Tahun ini berbeda.

Tidak ada lagi yang seperti
itu.

Waktu saya di Hongkong tiga
hari lalu tersiarlah: Imlek tahun ini sang bos tidak lagi bagi-bagi hongbao.

Masing-masing karyawan sudah
diberitahu. Disertai pesan khusus: bagi yang mudik harap menjaga kesehatan
sebaik-baiknya.

Setiap Imlek arus mudik di
Tiongkok memang luar biasa. Lebih 200 juta orang mudik. Kota-kota besar pun
lengang. Tiongkok, sejak tiga hari lalu, libur satu minggu –yang dalam
prakteknya menjadi dua minggu.

Tapi berkembangnya wabah virus
corona membuat Tencent memberikan pesan tahun baru yang berbeda: hati-hati,
jangan sampai terkena virus itu.

Baca Juga :  Keajaiban Puasa untuk Kesehatan

Itulah virus yang awalnya
ditemukan di Kota Wuhan. Akhir Desember lalu.

Wuhan adalah kota terbesar di
Tiongkok tengah. Penduduknya 11 juta jiwa. Sebesar Kota Jakarta. Dulu saya
sering ke kota ini. Selalu tinggal di hotel di pinggir sungai Chang Jiang
(Yangtze) –yang terpanjang di Tiongkok.

Kian hari kian banyak orang
yang terkena virus ini. Yang menyerang sistem pernafasan. Mulailah pemerintah
waspada. Kok gejalanya mirip wabah SARS. Yang melanda Tiongkok 18 tahun yang
lalu. Yang membuat ekonomi seperti terhenti sama sekali.

Sampai kemarin tercatat sudah
17 orang meninggal dunia. Lebih 500 orang masih harus dirawat di rumah sakit.

Muncul juga penderita di
Hongkong. Di Taiwan. Di Jepang. Di Thailand. Di Korsel. Di Amerika Serikat.
Semua penderitanya adalah orang yang baru pulang dari kunjungan ke Wuhan.

Maka fokus menelitian diarahkan
ke kota Wuhan. Ditemukanlah fakta: penderita terbanyak memang orang Wuhan.

Lalu diteliti lebih fokus lagi:
penderita itu umumnya adalah orang yang pernah pergi ke salah satu pasar ikan
di kota itu.

Pasar ikan itu pun ditutup.
Dipasangi pita kuning polisi di sekelilingnya. Ditemukanlah: tidak hanya ikan
yang dijual di situ. Juga berbagai macam binatang. Mulai kelelawar sampai ular.
Termasuk cebong besar dan kampret dewasa.

Di Tiongkok memang terkenal
istilah ini: semua yang berkaki dimakan –kecuali meja-kursi; semua yang melata
dimakan kecuali kereta api; semua yang terbang dimakan kecuali pesawat.

Dari berbagai binatang itu dua
yang dicurigai sebagai sumber virus: kelelawar dan ular.

Kelelawarnya jenis pemakan
buah. Ularnya jenis kobra.

Ilmuwan dari berbagai negara
sampai pada kesimpulan itu: kelelawar atau ular.

Pertanyaan berikutnya –dan ini
yang mengkhawatirkan– mengapa tenaga-tenaga medis di rumah sakit Wuhan juga
terkena sakit yang sama. Jumlah tenaga medis yang tertular sampai 15 orang.

Kesimpulannya: virus corona itu
sudah bisa menjalar dari manusia ke manusia.

Itu yang membuat semua negara
waspada. Di bandara Hongkong semua penumpang di ‘tembak’ laser di dahi mereka
–untuk mengetahui suhu badan mereka.

Yang suhu badannya mencurigakan
langsung dimasukkan karantina.

Demikian juga ketika dari
Hongkong saya mampir di Ho Chi Minh City, Vietnam. Kewaspadaan serupa
dilakukan.

Baca Juga :  Cek Pelayanan RS Doris, Gubernur Bantu Pasien

Berita baiknya: virus Wuhan ini
tidak seganas SARS dulu.

Mungkin berita baik itu yang
membuat Imlek tahun ini tidak akan benar-benar sepi. Di kota Ho Chi Minh
meriahnya melebihi di Singapura.

Hiasan lampu warna-warni
praktis merata di seluruh kota. Dengan berbagai bentuk bunga, dekorasi dan
kerlap-kerlipnya.

Bahwa virus Wuhan ini tidak
seganas SARS sudah disimpulkan secara ilmiah. Gen kelelawar jenis pemakan buah
itu memang ada kesamaannya dengan gen manusia. Tapi yang sama hanya 70 persen.
Jauh lebih kecil dibanding prosentasi kesamaan antara gen manusia dengan babi.

Yang diserang virus Wuhan ini
adalah protein ACT3 yang ada pada manusia. Sementara belum ditemukan obatnya,
maka karantina adalah yang terbaik yang harus dilakukan.

Tapi bagaimana bisa
mengarantina diri dalam suasana tahun baru Imlek? Yang semua jalan raya,
stasiun, stanplat, bandara, mall, pasar dan restoran padat manusia?

Jumlah penderita pun ternyata
terus berkembang. Optimisme ‘tidak separah SARS’ mulai goyah.

Tindakan drastis harus
dilakukan. Sehari sebelum Imlek tiba Kota Wuhan ditutup total. Seluruh kota
diisolasi.

Warga Wuhan tidak boleh pergi
meninggalkan kota. Orang luar tidak boleh masuk. Penguasa Tiongkok benar-benar
tegas: Wuhan sejak Kamis kemarin diblokade.

Memang terjadi kepanikan. Orang
masih berusaha meninggalkan kota. Membanjir ke stasiun dan bandara. Tapi
pemerintah tegas: tidak bisa. Apa pun alasannya –kecuali yang benar-benar
harus pergi.

Di situlah pentingnya pesan
dari bos Tencent ke karyawannya tadi. Tahun ini tidak perlu berdesakan untuk
antre hongbao.

Apakah berarti tahun ini
hongbaonya dikirim saja lewat WeChatpay atau Weixin –apps milik Tencent
sendiri?

Bukankah memberi hongbao lewat
Weixin belakangan kian populer? Yang tahun lalu saja sudah lebih 800 juta
hongbao dikirim secara elektronik?

Apakah hongbao dari bos Pony Ma
tahun ini dikirim via Weixin?

Tidak ada penjelasan soal itu
dari Tencent. Tapi itulah harapan mereka.

Saya pun memutuskan untuk tahun
ini ikut tidak membagi hongbao ke pembaca DI’s Way. Apalagi WeChat saya juga
tidak dilengkapi fasilitas Weixin.

Gong Xi Fa Cai.

Xin Nian Kuai Le.

新年快乐.
(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru