27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Fresh Express Jadi Pilihan IRT untuk Berbelanja

Bila masyarakat diminta
untuk tetap di rumah saja, maka segala aktivitas mulai dilakukan secara daring.
Bukan hanya belajar dan bekerja, tapi juga belanja. Fresh Express, aplikasi
startup ini bisa jadi pilihan bagi ibu rumah tangga (IRT) untuk berbelanja
kebutuhan dapur selama pandemi Covid-19.

 

GILANG RAHMAWATI, Palangka
Raya

 

“IYA Kak,
kurirnya sudah di jalan,” begitu kalimat yang tertera pada bagian pesan pada
aplikasi Fresh Express di layar ponsel milik Erry Fitrya, ibu rumah tangga (IRT)
yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Palangka Raya
ini.

Minggu pagi (12/4),
Erry memang sedang menunggu pesanan sayuran dan bumbu dapur yang dibelinya
melalui aplikasi tersebut. Aplikasi yang digunakan untuk belanja kebutuhan
pokok secara daring ini mulai dimanfaatkannya sejak wabah corona mulai menyebar
di Kota Palangka Raya.

Dengan memanfaatkan
aplikasi itu, Erry tak perlu khawatir untuk mendapat kebutuhan dapur yang biasa
harus dibeli ke pasar. Dia pun dapat menjalani kebijakan pemerintah untuk tetap
di rumah saja, mencegah terkena virus yang pertama kali mewabah di Wuhan,
Tiongkok itu.

Sekitar pukul 09.45 WIB,
seorang kurir berjaket merah muda tiba di depan rumahnya yang beralamat di
Jalan Sri Gunting, sekitar empat kilometer dari Pasar Besar, Palangka Raya. “Saya
merasa terbantu dengan aplikasi ini. Bisa tetap menjaga physical distancing.
Apalagi ada anak yang juga harus dijaga dari ancaman virus ini,” ujar Erry
kepada Kalteng Pos.

Wanita kelahiran
Palangka Raya 1990 ini mengaku senang dengan hadirnya aplikasi startup ini,
karena bumbu dapur yang disediakan cukup komplet. “Harganya pun tak jauh
berbeda dengan di pasar. Paling cuma ada tambahan ongkos kirim. Tapi, tak apa-apa,
sepadan agar tetap di rumah,” ungkapnya.

Pada waktu yang sama, Raka
selaku kurir Fresh Express yang mengantarkan pesanan itu menerangkan, pelanggan
yang menggunakan aplikasi Fresh Express merasa senang dan terbantu. Dia
mengaku, selama pandemi Covid-19 ini, jumlah pesanan naik signifikan.

Baca Juga :  Bupati Kapuas Ir. Ben dan Ary Secara Pribadi Bantu Logistik

Dari biasanya sepuluh
orang per hari, kini bisa menjadi sekitar 30 orang lebih. Dia pun harus mengantar
dari pagi sampai malam. “Pas awal masih di atas sepuluh pelangan. Semenjak corona,
rata-rata pesanan di atas 25. Kadang tembus 30. Jadi, ngantar bisa sampai
malam,” terangnya.

Raka mengaku cukup
senang bekerja di Fresh Express, meski baru sekitar sebulan bergabung.
“Kesannya tidak seperti di tempat kerja lain. Di sini benar-benar kerjanya fun,
tempat kerja khas anak-anak startup, santai tapi serius. Bebas tapi bertanggung
jawab. Di sini juga diberi kesempatan berimprovisasi dan mengeluarkan ide-ide
baru untuk perusahaan,” jelas pemilik nama lengkap Rizka Naufal Rakasiwi ini.

Di tempat berbeda,
Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co) berbincang santai
dengan Fajar selaku founder Fresh Express, mengenai aplikasi yang
dikembangkannya sendiri ini saat masih di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. Niat
awal membuat bisnis ini tak lain karena ingin membantu IRT berbelanja, agar tak
repot-repot lagi ke pasar.

“Dengan aplikasi ini,
IRT bebas berbelanja kebutuhan dapur kapan dan di mana saja serta berapa pun
jumlahnya. Cara pengoperasian aplikasi ini begitu mudah. Cukup dengan mengunduh
aplikasi yang berlogo daun berwarna hijau bertuliskan Fresh Express ke ponsel.
Selanjutnya membuat akun dan memilih pesanan yang ada di menu aplikasi,” terang
pria berlatar belakang pendidikan S-1 Pertanian ini.

Produk terbagi per kelompok.
Ada daging, daging unggas, ikan, ikan asin, sayur, beras, bumbu dapur, hingga
minuman instan. Bila memilih daging, muncul pilihan sesuai ukuran berat dan
jenisnya. Saat sudah tahu ingin pesan jenis dan beratnya, pembeli bisa melihat
stok yang tersedia, jumlah terjual, dan berapa orang yang melihat produk
tersebut.

Bukan saja karena
memudahkan pelanggan berbelanja, dituturkan Fajar, harga yang tercantum di tiap
barang pun terjangkau. Tak berbeda jauh dengan harga di pasar. Kalaupun ada
kenaikan harga di pasaran, dia langsung sigap memberitahukan pelanggan.

Baca Juga :  KPU Usulkan Masa Kampanye Pemilu 2024 Selama 7 Bulan

“Aplikasi ini jadi
viral banget di kalangan ibu-ibu,” ucap Fajar seraya menyebut bahwa saat ini
pelanggan yang dilayani dari berbagai kalangan dan profesi.

Jumlah pengunduh
aplikasi ini, diakui Fajar, sempat ada yang mencapai 30 pengguna per hari.
Jumlah yang tak diterbayangkan saat awal merintis bisnis ini. Apalagi, dalam
perjalanannya, pengelolaan bisnis ini sempat vakum.

Akhirnya, karena makin
banyak yang menggunakan aplikasi ini, dia berusaha maksimal untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan. Salah satunya dengan menambah kurir dan
pekerja untuk beberapa bagian. Hal itu, kata Fajar, dimaksudkan agar pelanggan
bisa menerima pesanan lebih cepat.

“Kami menerapkan sistem
kloter, agar semua pelanggan bisa terlayani dengan baik,” tambahnya.

Sesuai yang tertera pada
aplikasi, kloter pertama dengan estimasi waktu pengantaran mulai pukul 07.00
WIB. Kloter dua, pengantaran dimulai pukul 10.00 WIB. Kloter terakhir, mulai
diantar sekitar pukul 14.00 WIB. Bila kloter awal sudah terantar semua sebelum
jam antar selesai, maka langsung digeser ke kloter selanjutnya, demi
mempercepat pengantaran.

Pada aplikasi ini juga
dituliskan ongkos kirim Rp12 ribu per lima kilometer, dihitung dari Jalan
Halmahera, Pasar Besar. Akan ada tambahan ongkos jika jaraknya lebih dari lima
kilometer. “Selama masih di Kota Palangka Raya, kami tetap melayani,” ujar
Fajar seraya mengaku akan mengembangkan bisnis ini melalui berbagai inovasi
yang sudah disiapkan.

Saat ditanya pengaruh
Covid-19, Fajar mengatakan, dampak positif atau negatif dari virus ini bagi mereka
tidak bisa diungkapkan. “Karena saya berharap virus ini tidak bertahan lama, biar
kami kerja juga nyaman. Kasian juga pengusaha lain yang terdampak virus ini,”
harap Fajar yang memilih tidak menjabarkan lebih terkait omzet dan pembagian
penghasilan dengan para kurir.

Bila masyarakat diminta
untuk tetap di rumah saja, maka segala aktivitas mulai dilakukan secara daring.
Bukan hanya belajar dan bekerja, tapi juga belanja. Fresh Express, aplikasi
startup ini bisa jadi pilihan bagi ibu rumah tangga (IRT) untuk berbelanja
kebutuhan dapur selama pandemi Covid-19.

 

GILANG RAHMAWATI, Palangka
Raya

 

“IYA Kak,
kurirnya sudah di jalan,” begitu kalimat yang tertera pada bagian pesan pada
aplikasi Fresh Express di layar ponsel milik Erry Fitrya, ibu rumah tangga (IRT)
yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Palangka Raya
ini.

Minggu pagi (12/4),
Erry memang sedang menunggu pesanan sayuran dan bumbu dapur yang dibelinya
melalui aplikasi tersebut. Aplikasi yang digunakan untuk belanja kebutuhan
pokok secara daring ini mulai dimanfaatkannya sejak wabah corona mulai menyebar
di Kota Palangka Raya.

Dengan memanfaatkan
aplikasi itu, Erry tak perlu khawatir untuk mendapat kebutuhan dapur yang biasa
harus dibeli ke pasar. Dia pun dapat menjalani kebijakan pemerintah untuk tetap
di rumah saja, mencegah terkena virus yang pertama kali mewabah di Wuhan,
Tiongkok itu.

Sekitar pukul 09.45 WIB,
seorang kurir berjaket merah muda tiba di depan rumahnya yang beralamat di
Jalan Sri Gunting, sekitar empat kilometer dari Pasar Besar, Palangka Raya. “Saya
merasa terbantu dengan aplikasi ini. Bisa tetap menjaga physical distancing.
Apalagi ada anak yang juga harus dijaga dari ancaman virus ini,” ujar Erry
kepada Kalteng Pos.

Wanita kelahiran
Palangka Raya 1990 ini mengaku senang dengan hadirnya aplikasi startup ini,
karena bumbu dapur yang disediakan cukup komplet. “Harganya pun tak jauh
berbeda dengan di pasar. Paling cuma ada tambahan ongkos kirim. Tapi, tak apa-apa,
sepadan agar tetap di rumah,” ungkapnya.

Pada waktu yang sama, Raka
selaku kurir Fresh Express yang mengantarkan pesanan itu menerangkan, pelanggan
yang menggunakan aplikasi Fresh Express merasa senang dan terbantu. Dia
mengaku, selama pandemi Covid-19 ini, jumlah pesanan naik signifikan.

Baca Juga :  Bupati Kapuas Ir. Ben dan Ary Secara Pribadi Bantu Logistik

Dari biasanya sepuluh
orang per hari, kini bisa menjadi sekitar 30 orang lebih. Dia pun harus mengantar
dari pagi sampai malam. “Pas awal masih di atas sepuluh pelangan. Semenjak corona,
rata-rata pesanan di atas 25. Kadang tembus 30. Jadi, ngantar bisa sampai
malam,” terangnya.

Raka mengaku cukup
senang bekerja di Fresh Express, meski baru sekitar sebulan bergabung.
“Kesannya tidak seperti di tempat kerja lain. Di sini benar-benar kerjanya fun,
tempat kerja khas anak-anak startup, santai tapi serius. Bebas tapi bertanggung
jawab. Di sini juga diberi kesempatan berimprovisasi dan mengeluarkan ide-ide
baru untuk perusahaan,” jelas pemilik nama lengkap Rizka Naufal Rakasiwi ini.

Di tempat berbeda,
Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co) berbincang santai
dengan Fajar selaku founder Fresh Express, mengenai aplikasi yang
dikembangkannya sendiri ini saat masih di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. Niat
awal membuat bisnis ini tak lain karena ingin membantu IRT berbelanja, agar tak
repot-repot lagi ke pasar.

“Dengan aplikasi ini,
IRT bebas berbelanja kebutuhan dapur kapan dan di mana saja serta berapa pun
jumlahnya. Cara pengoperasian aplikasi ini begitu mudah. Cukup dengan mengunduh
aplikasi yang berlogo daun berwarna hijau bertuliskan Fresh Express ke ponsel.
Selanjutnya membuat akun dan memilih pesanan yang ada di menu aplikasi,” terang
pria berlatar belakang pendidikan S-1 Pertanian ini.

Produk terbagi per kelompok.
Ada daging, daging unggas, ikan, ikan asin, sayur, beras, bumbu dapur, hingga
minuman instan. Bila memilih daging, muncul pilihan sesuai ukuran berat dan
jenisnya. Saat sudah tahu ingin pesan jenis dan beratnya, pembeli bisa melihat
stok yang tersedia, jumlah terjual, dan berapa orang yang melihat produk
tersebut.

Bukan saja karena
memudahkan pelanggan berbelanja, dituturkan Fajar, harga yang tercantum di tiap
barang pun terjangkau. Tak berbeda jauh dengan harga di pasar. Kalaupun ada
kenaikan harga di pasaran, dia langsung sigap memberitahukan pelanggan.

Baca Juga :  KPU Usulkan Masa Kampanye Pemilu 2024 Selama 7 Bulan

“Aplikasi ini jadi
viral banget di kalangan ibu-ibu,” ucap Fajar seraya menyebut bahwa saat ini
pelanggan yang dilayani dari berbagai kalangan dan profesi.

Jumlah pengunduh
aplikasi ini, diakui Fajar, sempat ada yang mencapai 30 pengguna per hari.
Jumlah yang tak diterbayangkan saat awal merintis bisnis ini. Apalagi, dalam
perjalanannya, pengelolaan bisnis ini sempat vakum.

Akhirnya, karena makin
banyak yang menggunakan aplikasi ini, dia berusaha maksimal untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan. Salah satunya dengan menambah kurir dan
pekerja untuk beberapa bagian. Hal itu, kata Fajar, dimaksudkan agar pelanggan
bisa menerima pesanan lebih cepat.

“Kami menerapkan sistem
kloter, agar semua pelanggan bisa terlayani dengan baik,” tambahnya.

Sesuai yang tertera pada
aplikasi, kloter pertama dengan estimasi waktu pengantaran mulai pukul 07.00
WIB. Kloter dua, pengantaran dimulai pukul 10.00 WIB. Kloter terakhir, mulai
diantar sekitar pukul 14.00 WIB. Bila kloter awal sudah terantar semua sebelum
jam antar selesai, maka langsung digeser ke kloter selanjutnya, demi
mempercepat pengantaran.

Pada aplikasi ini juga
dituliskan ongkos kirim Rp12 ribu per lima kilometer, dihitung dari Jalan
Halmahera, Pasar Besar. Akan ada tambahan ongkos jika jaraknya lebih dari lima
kilometer. “Selama masih di Kota Palangka Raya, kami tetap melayani,” ujar
Fajar seraya mengaku akan mengembangkan bisnis ini melalui berbagai inovasi
yang sudah disiapkan.

Saat ditanya pengaruh
Covid-19, Fajar mengatakan, dampak positif atau negatif dari virus ini bagi mereka
tidak bisa diungkapkan. “Karena saya berharap virus ini tidak bertahan lama, biar
kami kerja juga nyaman. Kasian juga pengusaha lain yang terdampak virus ini,”
harap Fajar yang memilih tidak menjabarkan lebih terkait omzet dan pembagian
penghasilan dengan para kurir.

Terpopuler

Artikel Terbaru