Site icon Prokalteng

HDCI Gowes Surabaya, Komunitas Moge yang Mulai Merambah Sepeda

hdci-gowes-surabaya-komunitas-moge-yang-mulai-merambah-sepeda

Covid-19 mengubah banyak paradigma masyarakat dalam
berolahraga. Situasi itu juga menimpa HDCI (Harley-Davidson Club Indonesia)
Surabaya. Ketika pandemi berlangsung sejak Maret silam, mereka banting setir ke
sepeda. Semuanya dilakukan demi menjaga imunitas di kala pandemi.

—

HDCI Surabaya
identik dengan klub motor gede alias moge yang kerap melewati akhir pekan
dengan touring. Namun, gara-gara pandemi Covid-19, mereka merelakan kegiatan
tersebut. Untuk sementara, touring moge beralih ke touring sepeda gowes.
Geberan knalpot motor berganti dengan kayuhan pedal setiap pagi.

”Semula, karena pandemi. Tetapi, sebenarnya kami
mulai bersepeda bareng sejak awal 2020,” kata Toni Wahyudi, ketua umum HDCI
Surabaya, kepada Jawa Pos. Pria yang juga penggagas HDCI Gowes Surabaya
menyatakan, komunitasnya sudah menjalani tiga kali touring gowes selama pandemi
(selengkapnya lihat grafis).

Berbeda dengan touring moge, HDCI Gowes Surabaya
membuka diri untuk semua cyclist. ”Nggak harus punya moge kalau gabung. Yang
penting, jaga protokol kesehatan dan pakai jersey komunitas saat touring,”
terang Yudi –sapaan karib Toni Wahyudi.

Bahkan, ”racun” positif berolahraga itu kini
menyerang para istri member HDCI. Di antara mereka akhirnya turut gowes saat
latihan maupun saat long ride. Sebagian besar mereka berlatih nge-loop di Grand
Island, Pakuwon City, Surabaya. Untuk berlatih di tanjakan, terkadang mereka
juga melahap menu gowes menuju Masjid Cheng Ho, Pandaan.

HDCI Gowes Surabaya mencoba rutin membuat touring
bulanan. Terakhir, mereka menggelar long ride Surabaya–Kediri (6/12). Total
jarak 120 km mereka tempuh dari starting point di Jatim Expo menuju Simpang
Lima Gumul, Kediri. Sebanyak 60 peserta ambil bagian. Di antara mereka, ada 8
cyclist cewek.

Salah seorang di antara mereka adalah Helen Luciana.
”Seru, pesertanya juga banyak. Saya baru dapat info dua minggu sebelum event,”
katanya. Secara fisik, dia tidak mengalami masalah. Sebab, berbeda dengan
anggota lain, Helen kerap berlatih di tanjakan menuju Nongkojajar ataupun
Wonokitri, Bromo.

Sebenarnya, Helen baru aktif bersepeda dalam dua
tahun terakhir. Ibu dua anak itu merupakan salah satu runners Surabaya yang
kerap ikut pada ajang World Marathon Majors. Bahkan, dia sudah menjadi finisher
di empat event, yakni Tokyo, Berlin, New York, dan Chicago Marathon. Dia masih
mencari slot di dua event tersisa, yakni London dan Boston Marathon.

Sementara itu, HDCI Gowes Surabaya juga sudah
menyiapkan rencana touring berikutnya. Jogjakarta menjadi tujuan mereka tahun
depan. ”Tapi, nanti kami nggak dari Surabaya, langsung loading ke Jogjakarta
dan keliling gowes di sana,” sebut Yudi. Selama pandemi kali ini, jalanan
Jogjakarta memang menjadi salah satu favorit rute bagi para cyclist.

Yudi menyatakan, jumlah peserta bakal lebih banyak
dari event touring sebelumnya. Meski begitu, protokol kesehatan wajib
dijalankan. ”Rencananya, kami tes serologi sebelum berangkat,” terangnya.

Lantas, apakah anggota HDCI beralih sepenuhnya ke
gowes? Yudi menyatakan akan membagi kegiatannya. ”Karena moge itu sudah jiwa
kami, tidak berarti kami meninggalkan kegiatan touring,” lanjutnya.

Kegiatan HDCI Surabaya seperti menggelar bakti
sosial masih berjalan secara rutin. Pekan ini mereka juga mengirim perwakilan
ke Madura untuk kegiatan bakti sosial. ”Tetapi, karena kondisi begini,
sementara tidak ada touring, hanya mengirim perwakilan dengan naik mobil ke
sana,” sebutnya.

TENTANG HDCI GOWES SURABAYA

Mulai aktif: Januari 2020

Anggota aktif: 30 orang

TOURING

1. Surabaya–Batu : 110 km (one-way)

2. Surabaya–Bangkalan : 80 km (pp)

3. Surabaya–Kediri : 120 km (one-way)

NEXT TOURING

Gowes Jogjakarta (Januari 2021)

Exit mobile version