PALANGKA RAYA- papan Indeks
standar pencemaran udara (ISPU) di Bundaran Besar sudah menunjukkan kategori
berbahaya. Langit mulai menguning. Titik hotspot se-Kalteng selama 10 hari
terkahir mencapai 9.266 titik. Kebakaran di mana-mana.
Salah satunya lahan di
sekitar Bandara Tjilik Riwut kembali terbakar. Jaraknya sekitar 100 meter dari
pagar pembatas. Petugas pemadam dari
Bandara Tjilik Riwut berjibaku
memadamkan api yang begitu cepat merembet oleh terbawa angina. Beruntung api
dapat dikuasai petugas.
Kebakaran lahan di
sekitar bandara sangat mengganggu penerbangan. Tak jarang pesawat mengalami
delay atau pesawat memilih mengurungkan mendarat demi keselamatan penumpang.
Sejumlah maskapai Lion
Air, Wings Air, dan Batik Air, menunda penerbangan dari dan ke beberapa kota di
Indonesia, Sabtu (15/9). Langkah ini ditempuh karena persoalan kabut asap.
Keselamatan penerbangan menjadi alasan penundaan.
Danang menjelaskan
keputusan tersebut disebabkan akibat cuaca buruk berupa kabut asap yang terjadi
di beberapa daerah. “Kondisi ini mengakibatkan jarak pandang pendek (visibility
below minimum) dan tidak memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan,”
jelasnya.
Di Palangka Raya,
keterlambatan kurang dari 60 menit ada Lion Air penerbangan JT-867 Palangka Raya
(PKY) – Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK) PP. Keterlambatan 60 menit – 180 menit Lion
Air penerbangan JT-680 Surabaya (SUB) – Palangka Raya (PKY) PP, Batik Air penerbangan
ID-6696 Yogyakarta Kulonprogo (YIA) – Palangka Raya (PKY) PP, dan keterlambatan
sampai pemberitahuan lebih lanjut Wings Air penerbangan IW-1374 Sampit (SMQ) –
Palangka Raya (PKY) PP.
“Sebagai langkah
menjamin keselamatan dan keamanan, Lion Air Group mengalami keterlambatan
keberangkatan dan kedatangan (delay), pengalihan pendaratan (divert) serta
melakukan pembatalan penerbangan (cancel), di beberapa jaringan domestik yang
dilayani,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Group,
Danang Mandala Prihantoro, Sabtu (14/9) dikutip dari JPNN.(nue/abw/*oiq/*sja/ram)