PALANGKA
RAYA- Menjadi tugas dan kewajiban BKD Kalteng melayani
para aparatur negara yang berkepentingan. Kemajuan zaman diimbangi dan risiko
kecurangan sedemikian rupa ditekan. BKD Kalteng pun berbenah, dengan merombak
sistem pelayanan menjadi lebih nyaman dan berintegritas.
Ketika menginjakkan kaki di karpet merah Kantor Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kalteng, pintu utama terbuka secara otomatis. Kesan
pertama yang terlintas yakni bak di hotel. Tak hanya itu, nuansa baru lobi yang
saat ini difungsikan sebagai pusat pelayanan, juga dihiasi dengan senyum ramah
para pegawai, mulai dari pintu hingga beberapa sudut ruangan.
“Selamat siang, dari
mana? Ingin bertemu siapa?†sapa dua perempaun di pintu utama.
Buku hadir disedikan. Setiap
tamu yang datang wajib untuk mengisinya. Dua penerima tamu itu mempersilakan
agar penulis bisa duduk di sofa mana saja yang dikehendaki. Ruangan pelayanan
dipenuhi para tamu yang memang sedang berkepentingan.
Ada yang berinteraksi
di bagian pelayanan administrasi yang berlambangkan logo Si Taguh. Ada pula
beberapa tamu yang sedang dilayani pegawai BKD di sofa-sofa empuk yang disusun
rapi memenuhi ruangan lobi. Ruangan ini memang didesain bak hotel. Karpet merah
melapisi lantai ruangan secara menyeluruh.
Ruangan yang didesain
sedemikian rupa bak hotel ini, diinisiasi oleh Kepala BKD Kalteng Katma F Dirun
dengan tujuan memberikan pelayanan prima kepada para tamu-tamu. Tak heran jika memasuki
ruangan lobi BKD ini, para tamu merasa seakan sedang berada di hotel
berbintang.
“Memang sengaja pusat
pelayanan ini kami desain bak hotel, demi memberikan kenyamanan kepada para
tamu yang berkepentingan. Ada AC yang dingin. Kami juga sediakan minuman, agar
para tamu yang datang betul-betul merasa dihormati oleh para pelayan di BKD,â€
kata Katma F Dirun saat diwawancarai Kalteng Pos, Selasa (10/12).
Tidak hanya itu, jika
di beberapa hotel berbintang setiap pengunjung harus diperiksa demi mencegah terjadinya
hal-hal buruk, begitu pula yang diterapkan di BKD Kalteng. Sebelumnya, sistem pelayanan
yang diberlakukan di BKD Kalteng adalah mempersilakan tamu yang berkepentingan untuk
masuk dan berinteraksi langsung dengan pejabat yang ingin ditemui.
“Akan tetapi, dengan
adanya pusat pelayanan ini, tidak ada lagi sistem yang membolehkan tamu masuk
dan berinteraksi langsung dengan pejabat di ruang kerjanya. Semua harus terpusat
di lobi yang sekarang jadi pusat layanan ini,†katanya.
Siapapun tamu dan siapa
pun pejabat yang akan ditemui, tak ada pengecualian. Bahkan meski sebagai
kepala badan, apabila kedatangan tamu, tak lagi melayani tamu dalam ruang
kerja, tapi yang bersangkutan harus menemui tamu di ruang layanan.
“Mulai sekarang kami
transparan. Semua pegawai harus masuk dalam rumah kaca yang bisa dilihat dari
sisi mana pun. Tidak lagi tertutup. Setiap pergerakan jelas terlihat,†ujarnya.
Semua ASN digiring
keluar dari lorong lama yang remang-remang menuju lorong terang benderang.
Apalagi, setiap pintu akses masuk ke dalam ruangan melalui pusat pelayanan ini
memiliki pintu yang hanya pejabat tertentu bisa mengaksesnya.
“Tujuan pusat pelayanan
ini kan untuk mengindari interaksi yang tidak terlihat. Jadi, selain pejabat
yang bersangkutan, tidak ada yang bisa masuk ke dalam ruang kerja, karena pintu
sudah dipasang password,†kata Katma.
Menurut Katma, nuansa
pelayanan nyaman bak hotel ini diadopsinya dari sistem yang diterapkan di
negara Korea dan Singapura. Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi
pelayanan-pelayanan yang selama ini ia rasakan dari masyarakat.
“Saya akan merasa berutang
budi apabila saya tidak bisa menerapkan pelayanan yang baik pula di lingkup ASN
ini. Atas dasar itulah saya ingin pelayanan di BKD ini tidak kalah dengan
pelayanan di hotel bintang lima,†beber pria yang menjabat sebagai Kepala BKD
Kalteng sejak 2018 ini.
Secara bertahap,
sembari menyesuaikan anggaran, pihaknya ingin agar ke depannya seluruh ruangan
di BKD didesain dengan nuansa yang lebih nyaman. “Bertahap, yang penting pusat
layanan harus nyaman terlebih dahulu. Ruangan saya saja tidak menggunakan
karpet merah. Kursi sofa dipindahkan ke sini (ruang layanan),†ucapnya sembari
tersenyum kecil.
Menurut Katma,
perubahan-perubahan ini memang sudah masuk dalam draf programnya sejak Maret
2018 lalu, yakni perencanaan reformasi pelayanan BKD, reformsi metode kerja,
rekonstruksi pelayanan, membangun pelayanan mandiri berbasis IT, membangun
sistem merit, monev dan pengembangannya, serta profesionalisme pegawai dengan
pelayanan yang prima.
“Sistem merit ini, semua
pejabat yang memenuhi syarat kami berikan kesempatan yang sama untuk menduduki
posisi jabatan tertentu. Kami berikan peluang yang sama melalui ujian
kompetensi atas dasar kualifikasi kompetensi dan moral,†paparnya.
Ada tujuan poin yang
harus dicapai, yang dimulai sejak 2018 hingga 2021 mendatang. Saat ini sudah
mencapai poin kelima. Poin keenam dan ketujuh merupakan pengembangan dari poin
satu sampai lima.
“Kami ingin BKD ini
adaptif (menyesuaikan perubahan dengan cepat) dan agile (tangkas),†singkatnya.
Tujuan akhir dari
program ini adalah terbentuknya ASN profesional dengan tingkat pelayanan prima,
yang pada dasarnya mendukung visi dan misi gubernur Kalteng H Sugianto Sabran
terhadap tata kelola pemerintahan yang baik, dengan mengedepankan pelayanan
transparan yang berbasis IT serta menjaga integritas.
“Pada era globalisasi
ini, organisasi pemerintah dihantam arus perubahan. Jika kita tak mampu
membangun organisasi adaptif dan agile, maka pada akhirnya akan tergulung. Oleh
sebab itulah BKD menyusun rencana menuju organisasi adaptif dan agile,â€
katanya.
Ada hal lain yang
menarik dari pelayanan yang diberikan di kantor BKD. Sebelum meninggalkan
kantor itu, para tamu dipersilakan untuk menulis kritik dan saran pada rumah
pohon yang ada di ruangan itu. Ada dua jenis kertas berbentuk daun. Berwana
hijau dan oranye. Tamu bisa menuliskan segala macam kritikan pada daun berwarna
oranye itu. Sementara daun hijau diperuntukkan bagi para tamu untuk menuliskan rasa
kepuasannya.
“Silakan diisi ya. Daun
hijau untuk kepuasan terhadap pelayanan di BKD. Kalau daun oranye, tuliskan kritik
dan saran,†ucap salah satu dari dua penerima tamu itu. (abw/*/ce/ala)