Site icon Prokalteng

Santuy! Mengenang Momen Mesra Sugianto-Habib Ismail (Sohib)

santuy-mengenang-momen-mesra-sugianto-habib-ismail-sohib

Siang sabtu itu langit
Kota Palangka Raya membiru (18/92019). Asap karhutla sirna seketika dibelah
pesawat pribadi yang membawa ulama dunia, Habib Umar bin Hafidz dari kota
seribu wali, Hadromaut Yaman. Suka cita masyarakat menyambut sang alim,
terlihat Gubernur Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Habib Ismail bin Yahya
juga merayakannya.

Ya, Habib Umar datang
ke Palangka Raya dalam rencana lawatan safari dakwah sekaligus tabligh akbar
yang diselenggarakan resmi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Di malam Tabligh Akbar. Di
Lapangan Sanaman Mantikei. Malam itu Sohib duduk berdampingan, mengikuti acara
yang tabligh akbar Habib Umar. Agak canggung memang, saat Gubernur Sugianto
pidato dan ditemani Habib ismail. Agak sedikit rangkulan, namun terkesan malu
malu.

Ya. Malam itu adalah
malam yang indah. Malam ‘bersatunya’ kembali Sugianto Habib. Secara simbolis,
acara tersebut adalah puncak keakraban Sohib, setelah kurang lebih 3 tahun
didera isu ketidakharmonisan. Malam rujuk yang sejuk ditengah panasnya
kebakaran hutan di Kalimantan Tengah.

Bahkan, setelah acara
tersebut, beredar foto, yang kemudian dicetak oleh Pemprov, bisa kita lihat di
warung warung atau tempat umum, foto memorial ; Habib Umar duduk di kursi, lalu
Sohib bersimpuh menghadap habib Umar, lalu dengan mata terpejam dan dengan
keduatangan Habib Umar memang kepala Sohib ; ya seperti baiat. Baiat sekaligus
restu agar sohib solid maju lagi dalam Pilgub 2020, Sohib II Periode.

Foto tersebut
selanjutnya sebagai simbolis bahwa Sohib akan berlanjut untuk jilid II. Dan
benar saja, Sohib pun mengamini berdua dan deklarasi kembali akan berpasangan
pada Pilkada 2020. Restu dari Guru Habib Umar menjadi suntikan moral yang kuat
sehingga Sohib mulai bergerilnya mencari dukungan kursi untuk syarat
pencalonan. Pada bulan Oktober, Sohib mendaftar ke beberapa partai, diantaranya
Demokrat dan Golkar.

Ada moment santuy yang
adem lagi. Bulan Januari 2020, saat Sohib bersama sama meresmikan dua jembatan
penghubung antar kabupaten di DAS Barito. Sohib bersama Bupati Barito Selatan
dan Kadis PUPR Kalteng simbolis menekan tombol tanda diresmikannya jembatan
tersebut. Selesai acara, Habib tiba tiba dengan naik motor trail mengajak
Sugianto untuk naik berboncengan. Momen meriahpun terlihat saat Sugianto
akhirnya ikut naik di jok belakang. Tawa, seria serta sorak sorai hadirin yang
melihat tak terbendung. Sohib akur dan memancarkan optimisme berpasangan lagi
jelang Pilkada 2020.

Bahkan pada bulan yang
sama, masih Januari 2020, PKB melalui Ketua Umum Muhaminin Iskandar dan Sekjen,
memberikan rokemendasi partai untuk pasangan Sohib jilid II. Dalam foto yang
beredar terlihat Sohib bersama Cak Imin dan Sekjen PKB memperlihatkan surat
rekom untuk Pilkada 2020. Sohib nampak tersenyum bahagia.

Ada juga momen awal
tahun 2020 saat Sugianto dan Habib bersama keluarga liburan bareng di pantai
sampit. Ada foto bareng Habib menggendong balitanya dengan Sugianto. Mereka
sama sama basah kuyup setelah bermain dengan air pantai. Nampak akur dan adem
dipandang.

Hubungan Sohib terus
membaik, dari acara bersama saat tasmiyah dan aqiqah putra Gubernur di Istana
Isen Mulang sebelum pandemi. Lalu dilanjutkan beberapa kali setiap bulan sering
terlihat bersama dalam acara resmi Pemprov ataupun momen sosial politik lainya.
Terakhir saat menangani Covid-19 dalam beberapa rapat pemerintahan dan kerja di
lapangan, bersama memberikan yang terbaik dalam menanggani pandemi.

Bahkan dalam peringatan
4 tahun Sohib. Biro Protokol dan Komunikasi Publik Provinsi Kalteng membuat
video santuy. Tak terlalu formal,
video yang bisa dilihat di website resmi itu merangkum momen mesra Sohib yang
saya ceritakan diatas tadi. Malahan, ada kode optimisme lanjut dua periode.

Saya tidak mengenal
dekat keduanya, hanya beberapa kali sering bersapa jika ada momen secara
kebetulan. Namun dari media dan sosial media pribadi beliau beliau, sedikit
terlihat karakter kepemimpinan dalam setiap update di facebook dan instagram.
Sebenarnya gaya kepemimpinan banyak kemiripan. Dengan latarbelakang pengusaha
dan politisi, Sugianto lebih suka terjun ke lapangan, menyapa langsung
masyarakat, bahkan ringan tangan memberi bantuan. Gaya nya tidak terlalu formal
atau protokoler. Dari sisi komunikasi publik
dilakukan
dengan
model yang alami
. Reaktif kalau menurutnya ada yang salah,
seperti saat menonton Kalteng Putra 
tahun lalu tertangkap kamera melempar botol ke lapangan. Viral di
Nasional. Namun setelah itu mengalir, minta maaf ke publik. Biasa, natural.

Gaya
kepemimpinan Habib Ismail hampir sama. Merakyat. Tidak tersekat aturan
birokrasi dan protokoler. Mudah di sapa. Elagiter. Riang dan bahkan bisa rileks
bernyanyi dalam acara acara resmi. Suaranya merdu, gayanya luwes. Habib
terbiasa berkomunikasi publik dengan mudah karena basiknya ulama dan politisi.
Sebagai ulama yang mengisi tabligh akbar, komunikasi dengan masyarakat menjadi
mudah. Tertata, ringan dan jarang emosi. Tidak mudah terpancing dengan suatu
kondisi yang membuat tertekan.

Keduanya tidak ada
perbedaan. Gaya kepemimpinan hampir sama, merakyat, tidak formal, sama sama
politisi. Lalu apa sebenarnya yang membuat habib berubah pikiran. Saat Idul
fitri. Biasanya momentum Idulfitri dijadikan sarana
silaturahmi, memperat lagi tadi persaudaraan atau pertemanan yang putus atau
renggang. Namun, bagi Habib Ismail, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah mempunyai
penafsiran dan praktek yang berbeda. Masih dalam situasi Idul Fitri tahun 2020,
tepatnya hari kedua lebaran, Abah – panggilan
jamaah beliau majelis kalteng berkah-
justru memberikan kejutan kepada
masyarakat Kalteng.

Ya. Habib mundur
melanjutkan Sohib jilid II. Alias mendampingi Sugianto. Habib menyatakan “ Maka
hari ini, kami tanggal 25 tepat empat tahun pemerintahan Gubernur Sugianto
Sabran dan Habib Yahya Ismail, hari ini saya nyatakan saya mengundurkan diri
dari pencalonan saya sebagai bakal calon wakil gubernur yang akan datang.
Kedua, saya akan tetap melanjutkan pengabdian saya sebagai wakil gubernur dan
akan setia kepada Gubernur Sugianto Sabran sampai habis periode tahun 2021”

Lebih jauh, memang kita
tidak pernah ta
hu apa
yang terjadi sebenarnya. Itulah politik, pagi kedelai sore berubah jadi tempe.
Maka sebagai masyarakat jangan baper,
toh itu hanya di elit. Ikuti saja jalan ceritanya ya. Cerita yang sampai hari
ini belum terjawab, bagaimana tanggapan Sugianto saat ditinggal pasangannya?
Saat ditanya wartawan, beliau enggan menjawab. Dan mungkin, hilangnya foto
Wagub dalam pengumuman rutin covid 19 menjadi jawaban?

Ah, seperti cinta,
cerita politik tiada berakhir. Dari jodoh, putus, nyambung, putus lagi.

Tetapi yang jelas,
Keduanya adalah Putra terbaik Kalteng. Kedepan, yang paling penting,
silaturahmi tetap yang utama. Dalam politik, menjaga sikap negarawan inilah
yang sulit. Tetap tenang, tetap harmonis menyelesaikan satu tahun lagi masa
pemerintahan Kalteng Berkah adalah amanah yang harus diselesaikan. Misalnya, Jangan
sampai langit Kalteng gelap lagi karena Karhutla ditengah Pandemi. Semoga
Amanah Kepemimpinan Kalteng Berkah
,
Khusnul Khotimah. Amin.

*) Wakil Ketua Lakpesdam NU Kalteng

Exit mobile version