31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Nama Jalan

Kok ya muncul hasil jajak
pendapat ini. Yang bisa membuat rambut Presiden Donald Trump kembali hitam:
kalau saja saat ini yang jadi Presiden Barack Obama, penanganan Covid-19 di
Amerika akan lebih baik.

Responden dari anggota Partai
Republik pun mayoritas juga berpendapat begitu. Sampai 67 persen. Apalagi
responden dari Partai Demokrat.

Berarti dua pukulan telak lagi
menyasar ke Trump. Yang satunya adalah hasil jajak pendapat ini: siapa calon
presiden yang lebih diunggulkan. Ternyata lawan Trump, mantan Wapres Joe Biden
yang lebih diunggulkan. 

Maka siap-siap saja: bisa jadi
panitia perang dunia segera dibentuk. Sepihak. Tinggal peranglah yang bisa
membuat Trump terpilih kembali. November nanti.

Aba-aba untuk perang seperti
sedang disiapkan. Alasan-alasannya terus dimatangkan. Alasan lama diperbaharui.
Alasan yang baru diciptakan.

Momentumnya banyak sekali: Laut
China Selatan, demonstrasi di Hongkong, dukungan pada Taiwan, sampai masalah
Xinjiang.

Yang baru pun diciptakan: sumber
Covid-19 dan masuknya Taiwan ke dalam WHO.

Tentang prestasi Taiwan di
penanganan Covid-19 memang sudah terbukti. Maka Taiwan layak didengar dalam
sidang-sidang organisasi kesehatan dunia itu.

Sayangnya Amerika sudah telanjur
tidak mau lagi membayar ”iuran” ke WHO. Apakah masih layak menyuarakan itu.

Soal ”sumber Covid-19” Amerika
juga terus mengusik Tiongkok. Tidak hanya yang serius-serius –yang Anda sudah
tahu itu– pun sampai soal yang sepele: nama jalan.

DPR Amerika sampai akan membahas
perubahan nama jalan di Kota Washington DC. Yakni jalan yang di situ berlokasi
kedutaan besar Tiongkok untuk Amerika Serikat. 

Selama ini nama alamat kedutaan
Tiongkok itu: International Place No. 3505. Itulah yang akan diganti. Nama
jalan itu diusulkan menjadi Jalan Li Wenliang Plaza. Gedung kedutaan itu
menjadi No. 1 di Jalan Li Wenliang.

Li Wenliang adalah seorang dokter
yang masih muda di Wuhan. Yang meninggal dunia Februari lalu –akibat Covid-19.
Dokter itulah yang pertama melaporkan adanya wabah tak dikenal di Wuhan. Yakni
setelah ia menemukan banyak pasien dengan sakit yang sama. Yang diakibatkan
virus yang ia tidak tahu jenis apa. Ia menduga semacam virus SARS yang pernah
menakutkan itu. 

Baca Juga :  Satu Keluarga di Kobar Positif Corona, Termasuk Bayi Usia 1 Tahun

Dokter Li Wenliang dianggap
menyebarkan keresahan. Pendapatnya itu semula hanya untuk sesama dokter. Lewat
grup WeChat. Agar sama-sama waspada. Tapi isi WeChat itu menyebar ke publik.
Jadinya ia sendiri yang harus diwaspadai pemerintah. 

Li Wenliang sampai dimarahi
atasannya. Bahkan dipanggil ke kantor polisi –diinterogasi. Tengah malam pula.
Membuat ia takut bukan main. Apalagi, malam itu, ia diancam-ancam. Agar tidak
menyebarkan temuannya itu lagi.

Amerika selalu berdalih: kalau
saja sistem pemerintahan di Tiongkok demokratis laporan seperti yang
disampaikan dokter Li itu akan cepat ditangani. Amerika pun tidak akan sampai
tertular hebat seperti sekarang ini.

Trump sama sekali tidak mau
dianggap kepemimpinannya lah yang lemah. Yang terlalu menyepelekan wabah itu di
awal kejadiannya.

Di Amerika sendiri tetap
berkembang pendapat ahli: kalau saja Trump lebih cepat 4 hari saja, jumlah
korban tidak sebanyak ini. Hanya akan separonya.

Sebenarnya Amerika sudah pernah
akan mengganti nama jalan di kedutaan Tiongkok itu. Enam tahun lalu. Tapi
gagal. 

Nama baru yang diusulkan hari
itu: Jalan Liu Xiaobo.

Ia adalah pejuang demokrasi di
Tiongkok. Pendukung gerakan mahasiswa di lapangan Tiananmen. Tokoh hak asasi
manusia. Ia ditangkap. Dipenjarakan. Dihukum 12 tahun.

Setelah 4 tahun di dalam penjara
Liu Xiaobo mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Tapi ia tidak diizinkan pergi ke
Swedia untuk menerima hadiah itu.

Di dalam penjara Liu Xiaobo
diketahui terkena kanker hati. Ketika sakitnya kian parah ia dirawat di rumah
sakit umum –di Shenyang Di Yi Yi Yuan. Sebulan di rumah sakit itu Liu Xiaobo
meninggal dunia.

Baca Juga :  Putra Sugianto Sabran Disambut Tampung Tawar dan Doa Para Tokoh

Mengapa waktu itu gagal?

Tiongkok protes keras. ”Mengapa
Amerika mengambil nama seorang kriminal sebagai nama jalan,” bunyi protes waktu
itu. 

Dan Amerika belum dipimpin
presiden seperti Donald Trump sekarang.

Kita lihat saja apakah perubahan
kali ini akan berhasil.

Yang jelas, sudah di zaman Trump
ini, Amerika juga gagal mengganti nama jalan yang lain. Juga di Washington DC.
Yakni jalan yang di situ terdapat kedutaan Arab Saudi.

Usul yang diajukan dua tahun lalu
itu: ubah nama jalan itu menjadi Jalan Jamal Khashoggi –wartawan yang dibunuh
misterius di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Perubahan nama Khashoggi itu
tidak kesampaian. Sampai sekarang.

Tapi pernah juga usaha seperti
itu berhasil. Sudah lama sekali. Yakni ketika Amerika lagi marah ke Uni Soviet
–sekarang Rusia. Tahun 1980-an.

Waktu itu sebuah jalan berhasil
diubah namanya. Yakni menjadi Jalan Andrei Sakharov. Itulah nama ahli nuklir
Soviet yang kemudian dihukum karena menjadi pejuang hak-hak asasi manusia di
sana.

Tiongkok sendiri belum
berkomentar soal Jalan Li Wenliang itu. Tapi nama dokter itu sendiri sudah
dipulihkan di Wuhan. Dokter Li Wenliang juga sudah diberi penghargaan oleh
pemerintah di sana.

Dan lagi dokter itu juga tercatat
sebagai anggota partai komunis. Maka kalau perubahan nama itu berhasil, menarik
juga: ada orang komunis yang namanya diabadikan di Amerika –yang sangat anti
komunis. 

Soal itu juga belum menjadi isu
di Tiongkok. Yang ramai di sana justru bertambahnya obyek bisnis yang dibuka
kembali.

Mulai Senin depan: Disneyland
Shanghai. Di antara 6 Disneyland di dunia, baru di Shanghai-lah yang
dibuka. 

Jangan-jangan Tiongkok juga
segera membuka pabrik baru: pabrik cermin. Yang kalau ada yang buruk muka,
cerminnya tidak bisa dibelah.(Dahlan Iskan)

 

Kok ya muncul hasil jajak
pendapat ini. Yang bisa membuat rambut Presiden Donald Trump kembali hitam:
kalau saja saat ini yang jadi Presiden Barack Obama, penanganan Covid-19 di
Amerika akan lebih baik.

Responden dari anggota Partai
Republik pun mayoritas juga berpendapat begitu. Sampai 67 persen. Apalagi
responden dari Partai Demokrat.

Berarti dua pukulan telak lagi
menyasar ke Trump. Yang satunya adalah hasil jajak pendapat ini: siapa calon
presiden yang lebih diunggulkan. Ternyata lawan Trump, mantan Wapres Joe Biden
yang lebih diunggulkan. 

Maka siap-siap saja: bisa jadi
panitia perang dunia segera dibentuk. Sepihak. Tinggal peranglah yang bisa
membuat Trump terpilih kembali. November nanti.

Aba-aba untuk perang seperti
sedang disiapkan. Alasan-alasannya terus dimatangkan. Alasan lama diperbaharui.
Alasan yang baru diciptakan.

Momentumnya banyak sekali: Laut
China Selatan, demonstrasi di Hongkong, dukungan pada Taiwan, sampai masalah
Xinjiang.

Yang baru pun diciptakan: sumber
Covid-19 dan masuknya Taiwan ke dalam WHO.

Tentang prestasi Taiwan di
penanganan Covid-19 memang sudah terbukti. Maka Taiwan layak didengar dalam
sidang-sidang organisasi kesehatan dunia itu.

Sayangnya Amerika sudah telanjur
tidak mau lagi membayar ”iuran” ke WHO. Apakah masih layak menyuarakan itu.

Soal ”sumber Covid-19” Amerika
juga terus mengusik Tiongkok. Tidak hanya yang serius-serius –yang Anda sudah
tahu itu– pun sampai soal yang sepele: nama jalan.

DPR Amerika sampai akan membahas
perubahan nama jalan di Kota Washington DC. Yakni jalan yang di situ berlokasi
kedutaan besar Tiongkok untuk Amerika Serikat. 

Selama ini nama alamat kedutaan
Tiongkok itu: International Place No. 3505. Itulah yang akan diganti. Nama
jalan itu diusulkan menjadi Jalan Li Wenliang Plaza. Gedung kedutaan itu
menjadi No. 1 di Jalan Li Wenliang.

Li Wenliang adalah seorang dokter
yang masih muda di Wuhan. Yang meninggal dunia Februari lalu –akibat Covid-19.
Dokter itulah yang pertama melaporkan adanya wabah tak dikenal di Wuhan. Yakni
setelah ia menemukan banyak pasien dengan sakit yang sama. Yang diakibatkan
virus yang ia tidak tahu jenis apa. Ia menduga semacam virus SARS yang pernah
menakutkan itu. 

Baca Juga :  Satu Keluarga di Kobar Positif Corona, Termasuk Bayi Usia 1 Tahun

Dokter Li Wenliang dianggap
menyebarkan keresahan. Pendapatnya itu semula hanya untuk sesama dokter. Lewat
grup WeChat. Agar sama-sama waspada. Tapi isi WeChat itu menyebar ke publik.
Jadinya ia sendiri yang harus diwaspadai pemerintah. 

Li Wenliang sampai dimarahi
atasannya. Bahkan dipanggil ke kantor polisi –diinterogasi. Tengah malam pula.
Membuat ia takut bukan main. Apalagi, malam itu, ia diancam-ancam. Agar tidak
menyebarkan temuannya itu lagi.

Amerika selalu berdalih: kalau
saja sistem pemerintahan di Tiongkok demokratis laporan seperti yang
disampaikan dokter Li itu akan cepat ditangani. Amerika pun tidak akan sampai
tertular hebat seperti sekarang ini.

Trump sama sekali tidak mau
dianggap kepemimpinannya lah yang lemah. Yang terlalu menyepelekan wabah itu di
awal kejadiannya.

Di Amerika sendiri tetap
berkembang pendapat ahli: kalau saja Trump lebih cepat 4 hari saja, jumlah
korban tidak sebanyak ini. Hanya akan separonya.

Sebenarnya Amerika sudah pernah
akan mengganti nama jalan di kedutaan Tiongkok itu. Enam tahun lalu. Tapi
gagal. 

Nama baru yang diusulkan hari
itu: Jalan Liu Xiaobo.

Ia adalah pejuang demokrasi di
Tiongkok. Pendukung gerakan mahasiswa di lapangan Tiananmen. Tokoh hak asasi
manusia. Ia ditangkap. Dipenjarakan. Dihukum 12 tahun.

Setelah 4 tahun di dalam penjara
Liu Xiaobo mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Tapi ia tidak diizinkan pergi ke
Swedia untuk menerima hadiah itu.

Di dalam penjara Liu Xiaobo
diketahui terkena kanker hati. Ketika sakitnya kian parah ia dirawat di rumah
sakit umum –di Shenyang Di Yi Yi Yuan. Sebulan di rumah sakit itu Liu Xiaobo
meninggal dunia.

Baca Juga :  Putra Sugianto Sabran Disambut Tampung Tawar dan Doa Para Tokoh

Mengapa waktu itu gagal?

Tiongkok protes keras. ”Mengapa
Amerika mengambil nama seorang kriminal sebagai nama jalan,” bunyi protes waktu
itu. 

Dan Amerika belum dipimpin
presiden seperti Donald Trump sekarang.

Kita lihat saja apakah perubahan
kali ini akan berhasil.

Yang jelas, sudah di zaman Trump
ini, Amerika juga gagal mengganti nama jalan yang lain. Juga di Washington DC.
Yakni jalan yang di situ terdapat kedutaan Arab Saudi.

Usul yang diajukan dua tahun lalu
itu: ubah nama jalan itu menjadi Jalan Jamal Khashoggi –wartawan yang dibunuh
misterius di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Perubahan nama Khashoggi itu
tidak kesampaian. Sampai sekarang.

Tapi pernah juga usaha seperti
itu berhasil. Sudah lama sekali. Yakni ketika Amerika lagi marah ke Uni Soviet
–sekarang Rusia. Tahun 1980-an.

Waktu itu sebuah jalan berhasil
diubah namanya. Yakni menjadi Jalan Andrei Sakharov. Itulah nama ahli nuklir
Soviet yang kemudian dihukum karena menjadi pejuang hak-hak asasi manusia di
sana.

Tiongkok sendiri belum
berkomentar soal Jalan Li Wenliang itu. Tapi nama dokter itu sendiri sudah
dipulihkan di Wuhan. Dokter Li Wenliang juga sudah diberi penghargaan oleh
pemerintah di sana.

Dan lagi dokter itu juga tercatat
sebagai anggota partai komunis. Maka kalau perubahan nama itu berhasil, menarik
juga: ada orang komunis yang namanya diabadikan di Amerika –yang sangat anti
komunis. 

Soal itu juga belum menjadi isu
di Tiongkok. Yang ramai di sana justru bertambahnya obyek bisnis yang dibuka
kembali.

Mulai Senin depan: Disneyland
Shanghai. Di antara 6 Disneyland di dunia, baru di Shanghai-lah yang
dibuka. 

Jangan-jangan Tiongkok juga
segera membuka pabrik baru: pabrik cermin. Yang kalau ada yang buruk muka,
cerminnya tidak bisa dibelah.(Dahlan Iskan)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru