28.9 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

Celeng Politik

Celeng Indonesia ternyata ikut bermain di
krisis politik Malaysia.

Tapi pembelotan terbesar terjadi di Sarawak.

Dua-duanya disebabkan oleh sikap DAP –partai
Tionghoa yang sukses besar mendapat 42 kursi di Pemilu 2018. Setidaknya sikap
oknumnya –kalau di sana juga ada oknum.

Yang di Sarawak itu misalnya. Tiba-tiba saja
mereka benci DAP –gara-gara Sekjen DAP yang juga menteri keuangan: Lim Guan
Eng.

Sedang yang di Melaka gara-garanya celeng
yang belakangan membabi hutan di sana. Sikap DAP di Melaka terlalu lunak. Tidak
setuju dilakukan perburuan celeng besar-besaran.

Soal kebencian orang Sarawak bermula beberapa
bulan yang lalu. Yakni saat Lim Guan Eng berkunjung ke negara bagian Sarawak.

Sekjen DAP itu begitu kesal dengan praktik
pemerintahan di Sarawak. Sampailah keluar kata-katanya yang menyinggung
perasaan orang Sarawak. ”Serawak ini tiga tahun lagi bangkrut,” ujar Menkeu
itu.

Lim Guan Eng memang dikenal sebagai orang
yang sulit menjaga mulut. Kerjanya bagus tapi kata-katanya sering menyakitkan.

Guan Eng rupanya belum berubah. Setelah
menjadi pejabat tinggi pemerintah seharusnya Guan Eng tidak lagi seperti
oposisi.

Guan Eng memang terlalu lama hidup sebagai
tokoh oposisi. Bahkan sudah oposisi sejak sebelum lahir. Bapaknya, Lim Kit
Siang, adalah tokoh oposisi kawakan. Tidak takut apa pun. Ialah pendiri DAP.
Bicaranya keras –cenderung kasar. Watak seperti itu menurun langsung ke
anaknya.

Baca Juga :  Kampanye Sugianto-Edy Sembari Sosialisasikan Prokes

Maka 19 kursi dari Sarawak langsung pindah
dari Pakatan Harapan.

Semula Mahathir optimistis Sarawak akan
berpihak padanya. Nyatanya Sarawak ikut Muhyiddin Yassin –orang kepercayaan
Mahathir di partai Pribumi Bersatu.

Muhyiddin mendirikan sendiri koalisi
Perikatan Nasional.

Dengan dukungan penuh Sarawak, Muhyiddin pun
kini menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Itu masih ditambah kursi langsung dari
pembelot DAP sendiri. Yakni yang terjadi di negara bagian Melaka. Yakni kursi
milik Norhizam Hassan Baktee.

Meski DAP itu partai Tionghoa, untuk Dapil
Pangkalan Batu, Melaka, DAP mencalegkan seorang pribumi: Norhizam Hassan Baktee
itu.

”Tidak disangka Baktee pindah dari Pakatan
Harapan,” ujar ketua partai DAP Melaka.

Penyebabnya celeng tadi. Yang belakangan
banyak merusak kebun penduduk di Melaka. Khususnya di Pulau Besar –sebuah
pulau di lepas pantai kota Melaka.

Kata Baktee celeng itu datang dari Indonesia.
Mereka berenang menyeberangi laut Selat Malaka dari Indonesia.

Banyak petani memberi kesaksian bagaimana
rombongan celeng itu menyeberang laut. Terutama malam hari.

Rombongan celeng itu lantas mendarat di Pulau
Besar. Lalu beranak-pinak dengan cepat. Masih ditambah celeng pendatang yang
baru.

Begitulah keterangan Baktee.

Saya tidak bisa mengecek kebenaran kesaksian
para petani itu. Baktee juga tidak pernah bertanya pada si celeng: mengapa
tidak kerasan di Indonesia. Adakah mereka hanya merasa tidak tenang atau ada
tekanan politik.

Begitu sakti celeng Indonesia itu sampai bisa
ikut menjatuhkan pemerintahan Mahathir Mohamad.

Baca Juga :  Produksi Ikan Haruan di Palangka Raya Terus Ditingkatkan

Dengan berpihaknya Sarawak ke koalisi
Perikatan Nasional rasanya habislah harapan Mahathir untuk bisa tampil kembali
sebagai perdana menteri.

Habis pulalah harapan Anwar Ibrahim. Padahal
tokoh utama –yang mengalahkan koalisi Barisan Nasional dengan UMNO-nya– itu
sudah sempat berstatus Perdana Menteri Tinggal Tunggu Waktu.

Bagaimana dengan sidang DPR tanggal 9 Maret?
Bukankah di tanggal itu Mahathir-Anwar bisa mengajukan mosi tidak percaya
kepada pemerintahan baru?

Itu rencana lama. Sebelum mereka tahu
perkembangan di Sarawak.

Sampai kemarin Sarawak tetap tegas: tidak mau
ikut koalisi Pakatan Harapan. Gara-gara mulut Guan Eng tadi.

Bahkan pihak Muhyiddin akan menunda sidang
tanggal 9 Maret itu sendiri. Alasannya pun kuat. DPR boleh reses selama enam
bulan sejak sidang terakhirnya bulan lalu.

Betul-betul tidak ada harapan untuk Pakatan
Harapan.

Muhyiddin sendiri sedang menyusun kabinet.
Biar pun ada unsur UMNO dalam koalisi Perikatan Nasional itu Muhyiddin berjanji
tidak akan ada menteri yang terlibat korupsi. Itu janjinya kemarin.

Muhyiddin juga akan tetap merangkul Tionghoa.
Tentu yang dari Partai MCA –Malaysian Chinese Association.

Kebetulan ada satu caleg dari MCA yang
terpilih jadi anggota DPR. Ya hanya satu ini: Wee Ka Siong. Dari dapil di
Johor.

Maka jangan sekali-kali meninggalkan kursi
–kalau tidak ingin bernasib seperti Mahathir. (dahlan iskan)

Celeng Indonesia ternyata ikut bermain di
krisis politik Malaysia.

Tapi pembelotan terbesar terjadi di Sarawak.

Dua-duanya disebabkan oleh sikap DAP –partai
Tionghoa yang sukses besar mendapat 42 kursi di Pemilu 2018. Setidaknya sikap
oknumnya –kalau di sana juga ada oknum.

Yang di Sarawak itu misalnya. Tiba-tiba saja
mereka benci DAP –gara-gara Sekjen DAP yang juga menteri keuangan: Lim Guan
Eng.

Sedang yang di Melaka gara-garanya celeng
yang belakangan membabi hutan di sana. Sikap DAP di Melaka terlalu lunak. Tidak
setuju dilakukan perburuan celeng besar-besaran.

Soal kebencian orang Sarawak bermula beberapa
bulan yang lalu. Yakni saat Lim Guan Eng berkunjung ke negara bagian Sarawak.

Sekjen DAP itu begitu kesal dengan praktik
pemerintahan di Sarawak. Sampailah keluar kata-katanya yang menyinggung
perasaan orang Sarawak. ”Serawak ini tiga tahun lagi bangkrut,” ujar Menkeu
itu.

Lim Guan Eng memang dikenal sebagai orang
yang sulit menjaga mulut. Kerjanya bagus tapi kata-katanya sering menyakitkan.

Guan Eng rupanya belum berubah. Setelah
menjadi pejabat tinggi pemerintah seharusnya Guan Eng tidak lagi seperti
oposisi.

Guan Eng memang terlalu lama hidup sebagai
tokoh oposisi. Bahkan sudah oposisi sejak sebelum lahir. Bapaknya, Lim Kit
Siang, adalah tokoh oposisi kawakan. Tidak takut apa pun. Ialah pendiri DAP.
Bicaranya keras –cenderung kasar. Watak seperti itu menurun langsung ke
anaknya.

Baca Juga :  Kampanye Sugianto-Edy Sembari Sosialisasikan Prokes

Maka 19 kursi dari Sarawak langsung pindah
dari Pakatan Harapan.

Semula Mahathir optimistis Sarawak akan
berpihak padanya. Nyatanya Sarawak ikut Muhyiddin Yassin –orang kepercayaan
Mahathir di partai Pribumi Bersatu.

Muhyiddin mendirikan sendiri koalisi
Perikatan Nasional.

Dengan dukungan penuh Sarawak, Muhyiddin pun
kini menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Itu masih ditambah kursi langsung dari
pembelot DAP sendiri. Yakni yang terjadi di negara bagian Melaka. Yakni kursi
milik Norhizam Hassan Baktee.

Meski DAP itu partai Tionghoa, untuk Dapil
Pangkalan Batu, Melaka, DAP mencalegkan seorang pribumi: Norhizam Hassan Baktee
itu.

”Tidak disangka Baktee pindah dari Pakatan
Harapan,” ujar ketua partai DAP Melaka.

Penyebabnya celeng tadi. Yang belakangan
banyak merusak kebun penduduk di Melaka. Khususnya di Pulau Besar –sebuah
pulau di lepas pantai kota Melaka.

Kata Baktee celeng itu datang dari Indonesia.
Mereka berenang menyeberangi laut Selat Malaka dari Indonesia.

Banyak petani memberi kesaksian bagaimana
rombongan celeng itu menyeberang laut. Terutama malam hari.

Rombongan celeng itu lantas mendarat di Pulau
Besar. Lalu beranak-pinak dengan cepat. Masih ditambah celeng pendatang yang
baru.

Begitulah keterangan Baktee.

Saya tidak bisa mengecek kebenaran kesaksian
para petani itu. Baktee juga tidak pernah bertanya pada si celeng: mengapa
tidak kerasan di Indonesia. Adakah mereka hanya merasa tidak tenang atau ada
tekanan politik.

Begitu sakti celeng Indonesia itu sampai bisa
ikut menjatuhkan pemerintahan Mahathir Mohamad.

Baca Juga :  Produksi Ikan Haruan di Palangka Raya Terus Ditingkatkan

Dengan berpihaknya Sarawak ke koalisi
Perikatan Nasional rasanya habislah harapan Mahathir untuk bisa tampil kembali
sebagai perdana menteri.

Habis pulalah harapan Anwar Ibrahim. Padahal
tokoh utama –yang mengalahkan koalisi Barisan Nasional dengan UMNO-nya– itu
sudah sempat berstatus Perdana Menteri Tinggal Tunggu Waktu.

Bagaimana dengan sidang DPR tanggal 9 Maret?
Bukankah di tanggal itu Mahathir-Anwar bisa mengajukan mosi tidak percaya
kepada pemerintahan baru?

Itu rencana lama. Sebelum mereka tahu
perkembangan di Sarawak.

Sampai kemarin Sarawak tetap tegas: tidak mau
ikut koalisi Pakatan Harapan. Gara-gara mulut Guan Eng tadi.

Bahkan pihak Muhyiddin akan menunda sidang
tanggal 9 Maret itu sendiri. Alasannya pun kuat. DPR boleh reses selama enam
bulan sejak sidang terakhirnya bulan lalu.

Betul-betul tidak ada harapan untuk Pakatan
Harapan.

Muhyiddin sendiri sedang menyusun kabinet.
Biar pun ada unsur UMNO dalam koalisi Perikatan Nasional itu Muhyiddin berjanji
tidak akan ada menteri yang terlibat korupsi. Itu janjinya kemarin.

Muhyiddin juga akan tetap merangkul Tionghoa.
Tentu yang dari Partai MCA –Malaysian Chinese Association.

Kebetulan ada satu caleg dari MCA yang
terpilih jadi anggota DPR. Ya hanya satu ini: Wee Ka Siong. Dari dapil di
Johor.

Maka jangan sekali-kali meninggalkan kursi
–kalau tidak ingin bernasib seperti Mahathir. (dahlan iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru