HOBI otomotif memang
akan lebih seru kalau punya banyak teman yang memiliki kesamaan. Selain bisa
menjadi ajang berkumpul, bersilaturahmi dan menambah relasi, tergabung dalam
komunitas otomotif juga akan memudahkan seseorang dalam mencari dan menemukan
solusi ketika kendaraannya bermasalah.
Bicara soal komunitas
otomotif, ajang Otobursa Tumplek Blek 2019 bisa dijadikan tujuan bagi pehobi
otomotif dalam mencari dan menemukan rekan sehobi. Gelaran yang berlangsung
dari Sabtu (31/8) hingga Minggu (1/9) itu, menampilkan beragam komunitas
otomotif, lapak sparepart, aksesori dan kebutuhan lain seputar kendaraan roda
dua dan empat.
Di Otobursa Tumplek
Blek 2019, JawaPos.com berkenalan dengan salah satu komunitas otomotif yang
terbilang unik, namanya adalah Rocks Mini. Nama Rocks Mini jangan lantas
dikaitkan dengan pakaian perempuan. Rocks Mini adalah singkatan dari “Rombongan
Orang Cinta Kendaraan Serba Miniâ€.
Yanu, salah satu
founder Rocks Mini saat dijumpai di booth-nya di Otobursa Tumplek Blek 2019 di
kawasan Parkir Timur Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan,
Jakarta Pusat menyebut bahwa kategori Rocks Mini adalah komunitas motor mini.
Motor dimaksud adalah
motor-motor dengan ukuran mini keluaran lawas atau dikustomisasi khusus dengan
spesifikasi lingkar ring roda 8 sampai 12 inci. “Komunitas ini berdiri belum
lama, yakni pada 2017 lalu. Ya kami yang di sini suka dengan kendaraan mini,
makanya namanya Rocks Mini,†ujar Yanu.
Untuk bisa bergabung
dalam komunitas tersebut, Yanu menuturkan syaratnya sangat mudah. Cukup
memiliki motor mini dengan surat-surat lengkap, tidak bodong alias ilegal.
“Syaratnya motor harus bersurat resmi. Sudah itu saja,†lanjutnya.
Yanu bercerita,
motor-motor mini memang banyak dilahirkan pada periode tahun 1980 hingga
1990-an. Motor-motor mini tersebut pernah diproduksi oleh pabrikan sepeda motor
seperti Yamaha, Suzuki, Honda dan pabrikan Tiongkok. “Untuk Yamaha, motor
mininya ada Yamaha Vogel. Untuk Honda dan Suzuki ada Monkey, Zoomer, Van-van
dan Choinori Gas-gas,†tutur Yanu.
Yanu menyebut,
komunitas Rocks Mini saat ini memiliki 60 member untuk area Jabodetabek dan 15
member di area Tangerang Raya. Anggota dari Rocks Mini sendiri dikatakan ada
yang memiliki motor mini original pabrikan dan ada juga yang kustom.
Alasan kenapa suka
dengan motor mini, Yanu menyebut karena motor mini lucu, unik dan tidak biasa
karena memang jarang ada di jalan raya dengan jumlah produksinya yang tak
banyak. Menunggangi motor mini juga dikatakan Yanu bisa menarik perhatian orang
lain dan membuatnya tertawa karena orang dewasa menunggangi motor yang seukuran
sepeda anak-anak.
Sementara untuk
dukanya, Yanu menyebut motor mini kerap disebut motor bodong. Hal lain adalah
risiko tertabrak kendaraan lain misalnya mobil dengan ukuran yang lebih besar
mengingat motor mini di jalan raya memang lebih kecil dari sepeda motornya pada
umumnya.
“Kalau saya sih alhamdulilah
belum pernah (tertabrak). Tapi beberapa teman-teman ada yang pernah. Mungkin ya
karena itu (nggak kelihatan). Tapi tetap banyak sukanya dari pada dukanya,â€
kisahnya.
Rocks Mini selain
sebagai komunitas otomotif juga memiliki bengkel kustom bersama. Hal tersebut
dikatakan Yanu untuk mengakomodir orang-orang yang ingin memiliki motor mini,
namun sulit menjumpai yang original pabrikan di pasaran karena sudah langka.
Untuk harganya, motor
mini kustom bisa diperoleh dengan merogoh kocek Rp 20 juta hingga Rp 30 jutaan.
Untuk basic motor mini sendiri bisa diperoleh dari motor bebek Honda Astrea
Grand dan Supra X 125. “Kami bikin bengkel ya buat yang mau kustom. Karena kan
sudah langka kalau motor mini aslinya. Kita juga bikin yang lebih kuat dari
pada aslinya. Kerangka dan bodinya kita buat lebih tebal,†tutur Yanu.
Untuk pengerjaannya,
Yanu menyebut kustom motor mini bisa dikerjakan dalam waktu sebulan. Itu kalau
tidak antre. Sementara kalau sedang antre bisa lebih lama lagi. “Kalau sudah
dipegang (motornya) ya sebulanan lah,†tukas Yanu.
Komunitas Rocks Mini rutin mengadakan ajang kopi
darat (Kopdar) anggotanya di daerah Kemang, Jakarta Selatan setiap Sabtu malam.
Sementara untuk wilayah Tangerang, disebut Yanu, para anggota komunitas atau
orang-orang yang ingin melihat dan menjajal motor mungil tersebut bisa
menemuinya di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten. (jpc)