27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pemprov Kalteng Siap Dukung Program BKKBN

PALANGKA
RAYA – Masalah stunting terus menjadi perhatian, khususnya bagi Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Kalteng. Kehadiran Sekda Kalteng Fahrizal Fitri pada Puncak
Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
menjadi bukti bahwa Pemprov Kalteng siap untuk bersinergi dengan BKKBN
Perwakilan Kalteng.

“Pemprov
Kalteng akan selalu mendukung, program-program yang dimiliki BKKBN. Khususnya
dalam upaya menurunkan angka stunting,” katanya di sela-sela puncak
Harganas.

Masalah
stunting merupakan ancaman bagi Indonesia, khususnya di Kalteng.  Karena, tegas Fahrizal, anak stunting tidak
hanya terganggu pertumbuhan fisik saja 
tapi juga pertumbuhan otak. Efeknya, SDM menjadi tidak produktif yang
berdampak pada terganggunya kemajuan daerah.

“Utamanya,
untuk mengatasi masalah stunting ini adalah melalui keluarga,” katanya.

Baca Juga :  Wawali Lakukan Monitoring di Asrama Haji Mabrur

Kalau
bicara soal keluarga, tambah Fahrizal, keluarga merupakan wadah yang paling
utama untuk membentuk karakter dan pengetahuan. Lewat keluarga yang terencana,
tentunya masalah seperti stunting dapat teratasi dengan mudah.

“Kita
sudah melihat dengan jelas, bahwa BKKBN sudah melakukan itu. Yakni memberikan
pemahaman kepada keluarga, misalnya saat seorang ibu mengandung  hingga anak berusia dua tahun (1000 Hari
Pertama Kelahiran). Masalah gizi anaklah yang menyebabkan stunting dan
kekurangan gizi pada ibu hamil seringkali tidak disadari baik itu oleh
individu, keluarga, maupun masyarakat,” ungkapnya. (pri/CTK)

PALANGKA
RAYA – Masalah stunting terus menjadi perhatian, khususnya bagi Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Kalteng. Kehadiran Sekda Kalteng Fahrizal Fitri pada Puncak
Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
menjadi bukti bahwa Pemprov Kalteng siap untuk bersinergi dengan BKKBN
Perwakilan Kalteng.

“Pemprov
Kalteng akan selalu mendukung, program-program yang dimiliki BKKBN. Khususnya
dalam upaya menurunkan angka stunting,” katanya di sela-sela puncak
Harganas.

Masalah
stunting merupakan ancaman bagi Indonesia, khususnya di Kalteng.  Karena, tegas Fahrizal, anak stunting tidak
hanya terganggu pertumbuhan fisik saja 
tapi juga pertumbuhan otak. Efeknya, SDM menjadi tidak produktif yang
berdampak pada terganggunya kemajuan daerah.

“Utamanya,
untuk mengatasi masalah stunting ini adalah melalui keluarga,” katanya.

Baca Juga :  Wawali Lakukan Monitoring di Asrama Haji Mabrur

Kalau
bicara soal keluarga, tambah Fahrizal, keluarga merupakan wadah yang paling
utama untuk membentuk karakter dan pengetahuan. Lewat keluarga yang terencana,
tentunya masalah seperti stunting dapat teratasi dengan mudah.

“Kita
sudah melihat dengan jelas, bahwa BKKBN sudah melakukan itu. Yakni memberikan
pemahaman kepada keluarga, misalnya saat seorang ibu mengandung  hingga anak berusia dua tahun (1000 Hari
Pertama Kelahiran). Masalah gizi anaklah yang menyebabkan stunting dan
kekurangan gizi pada ibu hamil seringkali tidak disadari baik itu oleh
individu, keluarga, maupun masyarakat,” ungkapnya. (pri/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru