26.5 C
Jakarta
Friday, November 29, 2024

Cukup Gelombang Kejut, Batu Ginjal Hancur

Kabar
gembira bagi penderita batu ginjal dan batu saluran kencing. Kini RSUD dr Doris
Sylvanus (RSDS) Palangka Raya telah memiliki mesin ESWL atau extracorporeal
shock wave lithotripsy. Batu dengan ukuran di bawah 2 cm bisa dihancurkan tanpa
perlu operasi atau pembedahan.

 

MOHAMMAD
ISMAIL,
Palangka
Raya

 

RUMAH sakit milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini terus
berupaya
meningkatkan
mutu pelayanannya. Salah
satunya dengan mendatangkan mesin ESWL. Mesin pemecah batu ginjal dan batu
saluran kencing diresmikan penggunaannya 15 September 2020.

“Pelayanan ESWL untuk
memecah batu ginjal atau batu di saluran kencing. Ini merupakan pelayanan
baru,” ujar Direktur RSDS Palangka Raya drg Yayu Indriaty SpKGA.

Alat ini diadakan berdasarkan rekomendasi
gubernur
kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dengan menggunakan dana
alokasi khusus
(DAK), alat ini dibeli seharga Rp5,1
miliar.

RSDS memproyeksi
bisa
bisa
melayani 30 sampai 40 pasien per bulan
menggunakan alat ini. Data di
RSDS, tahun 2019
terdapat 1.241 kasus. Cukup banyak pasien yang harus
menjalani terapi bidang urulogi ini, termasuk menggunakan alat ESWL.

Menurut Kepala
Instalasi Bedah Urologi RSDS dr Yudi Y Ambeng 
SpU
, penyakit batu ginjal dan batu saluran kencing
ini termasuk tiga besar di bidang urologi. Karena itu, hadirnya alat ini bisa
menjadi pilihan terapi
yang tepat bagi pasien.

“Alat ESWL ini
digunakan untuk memecahkan batu ginjal atau batu
pada saluran
kencing. Termasuk tindakan minimal invasif. Tidak memerlukan pembiusan dan
pembedahan. Tidak perlu rawat inap. Cukup rawat jalan. Tidak perlu persiapan
khusus,” ujar dr Yudi.

Baca Juga :  DPRD Kotim Sampaikan Ketidakwajaran Dana CSR di Kotim

Cara kerja alat ini
yakni
ditempelkan pada tubuh di
area
dekat ginjal. Pasien
dalam posisi berbaring. Alat
ini akan

memancarkan gelombang elektromagnetik.
Jika
gelombang ini

mengenai batu
ginjal,  maka
gelombang
ini akan menghancurkan
nya.

 

“Jadi efek samping dari
gelombang ini, minimal sekali. Bisa diabaikan. Tapi jika gelombang mengenai
batu, akan hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian batu yang sudah kecil itu
akan keluar bersamaan
dengan air kencing,” jelas dr Yudi.

Pengobatan batu ginjal
atau batu saluran kencing ini
punya berbagai metode. Salah
satunya ESWL.
Tidak semua batu ginjal dapat dipecahkan
menggunakan alat ESWL ini.

Ada kriteria tertentu
untuk bisa menggunakan metode ini. Di antaranya berdasarkan lokasi batu,
ukuran, jenis batu
, dan komplikasi akibat batu. Batu yang bisa
dipecahkan menggunakan ESWL ini
adalah yang berukuran di
bawah 2 cm. Jika di atas 2 cm, tidak dianjurkan menggunakan ESWL. Selain itu
, pasien
dengan kondisi hamil
pun tidak dianjurkan menggunakan metode
ini
.
Juga terhadap pasien dengan gangguan pembekuan darah.

“Ada kelebihan
dan kekurangan alat ini.
Meski demikian, metode ESWL ini banyak dipilih pasien,
karena minimal invasif, tidak perlu pembedahan, pembiusan
, dan rawat
inap,” terang dr Yudi seraya menyampaikan pengobatan menggunakan ESWL ini
termasuk ditanggung BPJS Kesehatan.

Untuk pasien batu
ginjal atau batu saluran kencing yang kecil dan rapuh, cukup
perlu
satu
kali terapi atau satu seri
, maka batu ginjal dipastikan hancur.
Namun untuk batu
ginjal yang besar, memerlukan beberapa kali terapi.
Sebelum dilakukan tindakan, pasien akan diberitahu perkiraan jumlah tindakan
yang akan dijalani.

Baca Juga :  Bukan Kerbau

Menurut dr Yudi, jika
batu ginjal dan batu saluran kencing ini tak segera ditangani, akan bisa
mengganggu fungsi ginjal. Jika ini terjadi
, dikhawatir pasien
mengalami gangguan ginjal akut
, kemudian menjadi ginjal
kronik
, yang akhirnya berakibat pada gagal
ginjal. Ini
lah yang ditakutkan.

“Jika kami menemukan
indikasi untuk dilakukan tindakan, maka
kami sarankan
untuk dilakukan sesegera mungkin,” ujar dr Yudi tentang pasien batu ginjal atau
batu saluran kecing.

Secara umum pasien yang
menderita batu ginjal atau batu saluran kencing akan mengalami tanda-tanda. Di
antaranya
rasa sakit yang sangat
pada bagian pinggang, kencing
terasa nyeri, bahkan bisa sampai
jadi kencing
darah. Jika dibiarkan dalam waktu lama, bisa infeksi.

Sakit akibat batu ginjal
atau batu di saluran kencing
berbeda dengan sakit
pinggang karena gangguan lainnya. Sakit yang ditimbulkan batu kencing ini
sangat
terasa
,
sehingga
membuat seseorang tak tahan dan akan langsung
berobat.

“Saya selalu sampaikan ke pasien, jika sudah
pernah kena batu ginjal atau saluran kencing, dia bisa kambuh lagi. Ini untuk
mengingatkan pasien. Biasanya saya sarankan banyak minum air putih, karena batu
yang sangat kecil bisa keluar
bersamaan
dengan

air
kencing. Jika ada keluhan,
segera
lah cek. Jika tidak ada keluhan, minimal enam bulan sekali
periksa kesehatan,” ujar Yudi.

Kabar
gembira bagi penderita batu ginjal dan batu saluran kencing. Kini RSUD dr Doris
Sylvanus (RSDS) Palangka Raya telah memiliki mesin ESWL atau extracorporeal
shock wave lithotripsy. Batu dengan ukuran di bawah 2 cm bisa dihancurkan tanpa
perlu operasi atau pembedahan.

 

MOHAMMAD
ISMAIL,
Palangka
Raya

 

RUMAH sakit milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini terus
berupaya
meningkatkan
mutu pelayanannya. Salah
satunya dengan mendatangkan mesin ESWL. Mesin pemecah batu ginjal dan batu
saluran kencing diresmikan penggunaannya 15 September 2020.

“Pelayanan ESWL untuk
memecah batu ginjal atau batu di saluran kencing. Ini merupakan pelayanan
baru,” ujar Direktur RSDS Palangka Raya drg Yayu Indriaty SpKGA.

Alat ini diadakan berdasarkan rekomendasi
gubernur
kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dengan menggunakan dana
alokasi khusus
(DAK), alat ini dibeli seharga Rp5,1
miliar.

RSDS memproyeksi
bisa
bisa
melayani 30 sampai 40 pasien per bulan
menggunakan alat ini. Data di
RSDS, tahun 2019
terdapat 1.241 kasus. Cukup banyak pasien yang harus
menjalani terapi bidang urulogi ini, termasuk menggunakan alat ESWL.

Menurut Kepala
Instalasi Bedah Urologi RSDS dr Yudi Y Ambeng 
SpU
, penyakit batu ginjal dan batu saluran kencing
ini termasuk tiga besar di bidang urologi. Karena itu, hadirnya alat ini bisa
menjadi pilihan terapi
yang tepat bagi pasien.

“Alat ESWL ini
digunakan untuk memecahkan batu ginjal atau batu
pada saluran
kencing. Termasuk tindakan minimal invasif. Tidak memerlukan pembiusan dan
pembedahan. Tidak perlu rawat inap. Cukup rawat jalan. Tidak perlu persiapan
khusus,” ujar dr Yudi.

Baca Juga :  DPRD Kotim Sampaikan Ketidakwajaran Dana CSR di Kotim

Cara kerja alat ini
yakni
ditempelkan pada tubuh di
area
dekat ginjal. Pasien
dalam posisi berbaring. Alat
ini akan

memancarkan gelombang elektromagnetik.
Jika
gelombang ini

mengenai batu
ginjal,  maka
gelombang
ini akan menghancurkan
nya.

 

“Jadi efek samping dari
gelombang ini, minimal sekali. Bisa diabaikan. Tapi jika gelombang mengenai
batu, akan hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian batu yang sudah kecil itu
akan keluar bersamaan
dengan air kencing,” jelas dr Yudi.

Pengobatan batu ginjal
atau batu saluran kencing ini
punya berbagai metode. Salah
satunya ESWL.
Tidak semua batu ginjal dapat dipecahkan
menggunakan alat ESWL ini.

Ada kriteria tertentu
untuk bisa menggunakan metode ini. Di antaranya berdasarkan lokasi batu,
ukuran, jenis batu
, dan komplikasi akibat batu. Batu yang bisa
dipecahkan menggunakan ESWL ini
adalah yang berukuran di
bawah 2 cm. Jika di atas 2 cm, tidak dianjurkan menggunakan ESWL. Selain itu
, pasien
dengan kondisi hamil
pun tidak dianjurkan menggunakan metode
ini
.
Juga terhadap pasien dengan gangguan pembekuan darah.

“Ada kelebihan
dan kekurangan alat ini.
Meski demikian, metode ESWL ini banyak dipilih pasien,
karena minimal invasif, tidak perlu pembedahan, pembiusan
, dan rawat
inap,” terang dr Yudi seraya menyampaikan pengobatan menggunakan ESWL ini
termasuk ditanggung BPJS Kesehatan.

Untuk pasien batu
ginjal atau batu saluran kencing yang kecil dan rapuh, cukup
perlu
satu
kali terapi atau satu seri
, maka batu ginjal dipastikan hancur.
Namun untuk batu
ginjal yang besar, memerlukan beberapa kali terapi.
Sebelum dilakukan tindakan, pasien akan diberitahu perkiraan jumlah tindakan
yang akan dijalani.

Baca Juga :  Bukan Kerbau

Menurut dr Yudi, jika
batu ginjal dan batu saluran kencing ini tak segera ditangani, akan bisa
mengganggu fungsi ginjal. Jika ini terjadi
, dikhawatir pasien
mengalami gangguan ginjal akut
, kemudian menjadi ginjal
kronik
, yang akhirnya berakibat pada gagal
ginjal. Ini
lah yang ditakutkan.

“Jika kami menemukan
indikasi untuk dilakukan tindakan, maka
kami sarankan
untuk dilakukan sesegera mungkin,” ujar dr Yudi tentang pasien batu ginjal atau
batu saluran kecing.

Secara umum pasien yang
menderita batu ginjal atau batu saluran kencing akan mengalami tanda-tanda. Di
antaranya
rasa sakit yang sangat
pada bagian pinggang, kencing
terasa nyeri, bahkan bisa sampai
jadi kencing
darah. Jika dibiarkan dalam waktu lama, bisa infeksi.

Sakit akibat batu ginjal
atau batu di saluran kencing
berbeda dengan sakit
pinggang karena gangguan lainnya. Sakit yang ditimbulkan batu kencing ini
sangat
terasa
,
sehingga
membuat seseorang tak tahan dan akan langsung
berobat.

“Saya selalu sampaikan ke pasien, jika sudah
pernah kena batu ginjal atau saluran kencing, dia bisa kambuh lagi. Ini untuk
mengingatkan pasien. Biasanya saya sarankan banyak minum air putih, karena batu
yang sangat kecil bisa keluar
bersamaan
dengan

air
kencing. Jika ada keluhan,
segera
lah cek. Jika tidak ada keluhan, minimal enam bulan sekali
periksa kesehatan,” ujar Yudi.

Terpopuler

Artikel Terbaru