27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Sambang ke SLB dan LPKA, Yulistra Ivo : Jangan Ada Diskriminasi, Semua

PALANGKA RAYA- Setiap anak
tentu mengharapkan kasih sayang, baik dari orang tua maupun orang-orang di sekitar.
Bagi mereka yang terpaksa harus terpisah dengan orang tua, tentu sangat
mendambakan sentuhan kasih dan sayang. Mereka inilah yang mesti mendapat perhatian
dan perlakuan istimewa. Termasuk anak-anak SLB dan LPKA.

Terenyu. Mendengar
kalimat demi kalimat yang disampaikan Yulistra Ivo Sugianto Sabran, saat
mengunjungi anak-anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota
Palangka Raya. Ibu satu anak ini memosisikan dirinya sebagai bunda bagi 25 anak
binaan dari beberapa daerah di Kalteng.

Kedatangan Ivo kali ini
untuk memberikan semangat dan memotivasi, bahwa mereka (anak binaan) tidak ada
bedanya dengan anak-anak lainnya. Mereka sama. Sudah semestinya mendapatkan
perlakuan dan perlindungan yang sama. Baik perlakuan maupun statusnya. Tak boleh
dibedakan antara anak yang tinggal di luar maupun di dalam LPKA.

Kedatangan Ketua Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalteng ini disambut anak-anak
penuh kegembiraan. Dengan mengenakan kostum merah berpadu topi, mereka menyambut
kedatangan Ivo dengan sorak meriah dan tepuk tangan.

Baca Juga :  Kokam Siap Amankan Muswil ke-10 Pemuda Muhammadiyah Kalteng

Nasihat demi nasihat Ivo
pun disimak antusias.

“Jangan  minder, karena kalian sama dengan anak lain,
diskriminasi itu hanya stigma masyarakat saja,” ucapnya.

Istri orang nomor satu
di Kalteng ini juga memotivasi anak-anak agar menjadi pribadi yang lebih baik ketika
telah keluar dari lembaga pembinaan dan kembali bergabung bersama keluarga dan
masyarakat luas. Optimistis dan berani menghilangkan pikiran negatif maupun
rasa minder.

“Tidak perlu minder. Tidak
menutup kemungkinan kalian nanti akan menjadi orang yang sukses saat dewasa,
karena masa depan seseorang tidak ada yang tahu,” ucapnya.

Yang terpenting,
lanjutnya, petugas di lembaga ini perlu sungguh-sungguh membina anak-anak,
sehingga saat keluar nanti mereka memiliki kreativitas. Jadikan tempat ini
sebagai evaluasi untuk menjadi generasi muda yang lebih berkualitas nantinya.

“Bunda ke sini sebagai
bentuk wujud kasih sayang kepada masyarakat Kalteng, khususnya kepada
anak-anak, tidak ada perbedaan. Semua anak perlu mendapat kasih sayang yang
sama dengan yang lainnya,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ivo
juga mengapresiasi metode pendidikan yang diterapkan di lembaga tersebut. Salah
satunya membuka sanggar untuk aktivitas anak-anak. Ia juga meminta agar
anak-anak diberikan keterampilan kearifan lokal, karena sebagian besar penghuni
LPKA adalah putra daerah.

Baca Juga :  Sugianto Sabran Lebih Memahami Kondisi yang Terjadi di Kalteng

“Mereka bisa diajarkan seperti
menganyam. Hal ini penting, karena mengusung kearifan lokal,” tegasnya.

Tak hanya itu, dari
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalteng juga akan memberikan
pelatihan kerja kepada anak-anak yang lulus dari LKPA ini. Intinya, tak ada perbedaan
antara anak yang berada di dalam LPKA maupun yang di luar.

“Jangan sampai ada
label bagi anak-anak yang tinggal di LKPA ini. Supaya mereka tidak dikucilkan
atau menjadi bahan olokan saat sudah keluar nanti,” kata Ivo.

Sebelumnya, Ivo
mengunjungi anak-anak yang menempuh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB).
Tujuannya pun sama, yakni agar anak-anak tidak dibedakan hanya karena memiliki
kekurangan. Kepada orang tua, Ivo mengajak untuk tidak malu atau bersedih atas
keadaan anak.

“Sebaliknya harus
memberikan semangat kepada anaknya, bahwa mereka tidak jauh berbeda dengan
anak-anak (normal) lainnya,” pungkasnya. (
abw/ce/ram)

PALANGKA RAYA- Setiap anak
tentu mengharapkan kasih sayang, baik dari orang tua maupun orang-orang di sekitar.
Bagi mereka yang terpaksa harus terpisah dengan orang tua, tentu sangat
mendambakan sentuhan kasih dan sayang. Mereka inilah yang mesti mendapat perhatian
dan perlakuan istimewa. Termasuk anak-anak SLB dan LPKA.

Terenyu. Mendengar
kalimat demi kalimat yang disampaikan Yulistra Ivo Sugianto Sabran, saat
mengunjungi anak-anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota
Palangka Raya. Ibu satu anak ini memosisikan dirinya sebagai bunda bagi 25 anak
binaan dari beberapa daerah di Kalteng.

Kedatangan Ivo kali ini
untuk memberikan semangat dan memotivasi, bahwa mereka (anak binaan) tidak ada
bedanya dengan anak-anak lainnya. Mereka sama. Sudah semestinya mendapatkan
perlakuan dan perlindungan yang sama. Baik perlakuan maupun statusnya. Tak boleh
dibedakan antara anak yang tinggal di luar maupun di dalam LPKA.

Kedatangan Ketua Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalteng ini disambut anak-anak
penuh kegembiraan. Dengan mengenakan kostum merah berpadu topi, mereka menyambut
kedatangan Ivo dengan sorak meriah dan tepuk tangan.

Baca Juga :  Kokam Siap Amankan Muswil ke-10 Pemuda Muhammadiyah Kalteng

Nasihat demi nasihat Ivo
pun disimak antusias.

“Jangan  minder, karena kalian sama dengan anak lain,
diskriminasi itu hanya stigma masyarakat saja,” ucapnya.

Istri orang nomor satu
di Kalteng ini juga memotivasi anak-anak agar menjadi pribadi yang lebih baik ketika
telah keluar dari lembaga pembinaan dan kembali bergabung bersama keluarga dan
masyarakat luas. Optimistis dan berani menghilangkan pikiran negatif maupun
rasa minder.

“Tidak perlu minder. Tidak
menutup kemungkinan kalian nanti akan menjadi orang yang sukses saat dewasa,
karena masa depan seseorang tidak ada yang tahu,” ucapnya.

Yang terpenting,
lanjutnya, petugas di lembaga ini perlu sungguh-sungguh membina anak-anak,
sehingga saat keluar nanti mereka memiliki kreativitas. Jadikan tempat ini
sebagai evaluasi untuk menjadi generasi muda yang lebih berkualitas nantinya.

“Bunda ke sini sebagai
bentuk wujud kasih sayang kepada masyarakat Kalteng, khususnya kepada
anak-anak, tidak ada perbedaan. Semua anak perlu mendapat kasih sayang yang
sama dengan yang lainnya,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ivo
juga mengapresiasi metode pendidikan yang diterapkan di lembaga tersebut. Salah
satunya membuka sanggar untuk aktivitas anak-anak. Ia juga meminta agar
anak-anak diberikan keterampilan kearifan lokal, karena sebagian besar penghuni
LPKA adalah putra daerah.

Baca Juga :  Sugianto Sabran Lebih Memahami Kondisi yang Terjadi di Kalteng

“Mereka bisa diajarkan seperti
menganyam. Hal ini penting, karena mengusung kearifan lokal,” tegasnya.

Tak hanya itu, dari
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalteng juga akan memberikan
pelatihan kerja kepada anak-anak yang lulus dari LKPA ini. Intinya, tak ada perbedaan
antara anak yang berada di dalam LPKA maupun yang di luar.

“Jangan sampai ada
label bagi anak-anak yang tinggal di LKPA ini. Supaya mereka tidak dikucilkan
atau menjadi bahan olokan saat sudah keluar nanti,” kata Ivo.

Sebelumnya, Ivo
mengunjungi anak-anak yang menempuh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB).
Tujuannya pun sama, yakni agar anak-anak tidak dibedakan hanya karena memiliki
kekurangan. Kepada orang tua, Ivo mengajak untuk tidak malu atau bersedih atas
keadaan anak.

“Sebaliknya harus
memberikan semangat kepada anaknya, bahwa mereka tidak jauh berbeda dengan
anak-anak (normal) lainnya,” pungkasnya. (
abw/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru