32.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Suasana dan Nuansanya Tak Tergantikan

Kemajuan
zaman, mengubah pola transaksi jual beli. Tapi, bagi Wakil Wali Kota Palangka
Raya Hj Umi Mastikah, tak ada yang bisa menggantikan nuansa berbelanja di pasar
tradisional.

SUASANA
pasar tradisional, di mana pun letaknya, pasti memiliki tempat tersendiri bagi
kaum hawa. Di Kota Cantik, ada beberapa pasar tradisional yang cukup terkenal.
Sebut saja seperti Pasar Besar Palangka Raya dan juga Pasar Kahayan. Di Pasar
Besar, aktivitas jual beli berlangsung hampir 24 jam. Dari pagi hingga sore,
masyarakat akan disibukkan dengan transaksi sayur, sembako, ikan, pakaian, alat
rumah tangga dan lainnya. Sore hingga malam, keberadaan pasar dadakan, yang
kerap disebut pasar blauran, juga tak kalah hebohnya. Para pedagang pakaian,
sepatu hingga makanan serta alat elektronik, menjajakan dagangan mereka.
Sekitar pukul 21.00 WIB hingga ketemu pagi, suasana pasar sayur dan pasar
subuh, kembali memanjakan para pelaku usaha kuliner dan buah-buahan.

Baca Juga :  Keseriusan Pemerintah dalam Tata Kelola dan Penguatan Peran Masyarakat

Di
Pasar Kahayan, juga demikian. Di sini, selain sembako, pakaian, alat
elektronik, masyarakat juga bisa berbelanja sayur dan ikan. Pemko juga
membangun pasar baru di kawasan ini. Semuanya, dilakukan pemko demi mendukung
perekonomian masyarakat. Terlebih di kepemimpinan Wali Kota Palangka Raya
Fairid Naparin dan Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah, perekonomian
juga fokus pembangunan.

Pemko
juga gencar meningkatkan infrastruktur pendukung perekonomian, baik di sekitar
pasar maupun juga di kawasan permukiman. Tak hanya soal pembangunan, dukungan
moral juga dilakukan oleh pemko. Seperti yang dilakukan Hj Umi Mastikah ketika
berkunjung ke pasar tradisional. Bagi Umi, tak ada yang bisa menggantikan pasar
tradisional di hatinya. “Perdagangan di era digital mulai berkembang seiring
tuntutan zaman. Tapi ada suasana dan nuansa yang tidak didapatkan segreget
pasar tradisional. Saya masih kangen suasana seperti ini,” tulisnya di akun
instagramnya.

Baca Juga :  KKS Bukti Keberpihakan Ben-Ujang pada Masyarakat Miskin

Selain
berbelanja, menyapa masyarakat di sentra ekonomi di Kota Cantik, Umi juga
memberikan pandangannya. Menurutnya, pihaknya tetap akan memperhatikan kondisi
pasar tradisional di tengah gempuran kemajuan zaman. Selain mendukung infrastruktur,
pihaknya juga akan memperhatikan kebersihan pasar. Teranyar, drainase dan jalan
di kawasan pasar juga ditingkatkan. Pasar tradisional, pungkasnya, tak akan
kalah dengan kemajuan zaman. “Jika dikelola dengan baik, menjaga kebersihan
keaslian dan keramahan serta kreativitasnya. Pasar Tradisional tak hanya
bernilai ekonomis saja, tapi bisa menawarkan nuansa rekreasi. Dengan konsep
berbelanja bahagia,” pungkas dia. (*/ami)

Kemajuan
zaman, mengubah pola transaksi jual beli. Tapi, bagi Wakil Wali Kota Palangka
Raya Hj Umi Mastikah, tak ada yang bisa menggantikan nuansa berbelanja di pasar
tradisional.

SUASANA
pasar tradisional, di mana pun letaknya, pasti memiliki tempat tersendiri bagi
kaum hawa. Di Kota Cantik, ada beberapa pasar tradisional yang cukup terkenal.
Sebut saja seperti Pasar Besar Palangka Raya dan juga Pasar Kahayan. Di Pasar
Besar, aktivitas jual beli berlangsung hampir 24 jam. Dari pagi hingga sore,
masyarakat akan disibukkan dengan transaksi sayur, sembako, ikan, pakaian, alat
rumah tangga dan lainnya. Sore hingga malam, keberadaan pasar dadakan, yang
kerap disebut pasar blauran, juga tak kalah hebohnya. Para pedagang pakaian,
sepatu hingga makanan serta alat elektronik, menjajakan dagangan mereka.
Sekitar pukul 21.00 WIB hingga ketemu pagi, suasana pasar sayur dan pasar
subuh, kembali memanjakan para pelaku usaha kuliner dan buah-buahan.

Baca Juga :  Keseriusan Pemerintah dalam Tata Kelola dan Penguatan Peran Masyarakat

Di
Pasar Kahayan, juga demikian. Di sini, selain sembako, pakaian, alat
elektronik, masyarakat juga bisa berbelanja sayur dan ikan. Pemko juga
membangun pasar baru di kawasan ini. Semuanya, dilakukan pemko demi mendukung
perekonomian masyarakat. Terlebih di kepemimpinan Wali Kota Palangka Raya
Fairid Naparin dan Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah, perekonomian
juga fokus pembangunan.

Pemko
juga gencar meningkatkan infrastruktur pendukung perekonomian, baik di sekitar
pasar maupun juga di kawasan permukiman. Tak hanya soal pembangunan, dukungan
moral juga dilakukan oleh pemko. Seperti yang dilakukan Hj Umi Mastikah ketika
berkunjung ke pasar tradisional. Bagi Umi, tak ada yang bisa menggantikan pasar
tradisional di hatinya. “Perdagangan di era digital mulai berkembang seiring
tuntutan zaman. Tapi ada suasana dan nuansa yang tidak didapatkan segreget
pasar tradisional. Saya masih kangen suasana seperti ini,” tulisnya di akun
instagramnya.

Baca Juga :  KKS Bukti Keberpihakan Ben-Ujang pada Masyarakat Miskin

Selain
berbelanja, menyapa masyarakat di sentra ekonomi di Kota Cantik, Umi juga
memberikan pandangannya. Menurutnya, pihaknya tetap akan memperhatikan kondisi
pasar tradisional di tengah gempuran kemajuan zaman. Selain mendukung infrastruktur,
pihaknya juga akan memperhatikan kebersihan pasar. Teranyar, drainase dan jalan
di kawasan pasar juga ditingkatkan. Pasar tradisional, pungkasnya, tak akan
kalah dengan kemajuan zaman. “Jika dikelola dengan baik, menjaga kebersihan
keaslian dan keramahan serta kreativitasnya. Pasar Tradisional tak hanya
bernilai ekonomis saja, tapi bisa menawarkan nuansa rekreasi. Dengan konsep
berbelanja bahagia,” pungkas dia. (*/ami)

Terpopuler

Artikel Terbaru