27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Sasar Kaum Milenial, BKKBN Kenalkan KB, Tekan Angka Pernikahan Dini

PALANGKA RAYA-Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bertekad menggaungkan
kembali program keluarga berencana (KB), khususnya kepada generasi muda atau kaum
milenial.

Hal tersebut diungkapkan
Plt Kepala Biro Hukum Organisasi dan Humas Ratna Juwita Razak saat menjadi
narasumber pada forum koordinasi kehumasan, dengan mengangkat tema “Peran Media
dalam Percepatan Pencapaian Kinerja Program KKBPK Menyongsong RPJMN tahun
2020-2024”. Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor BKKBN Perwakilan Kalteng,
kemarin (1/10).

“Dalam ajang
mengisi bonus demografi, ada tiga aspek yang mesti dipenuhi yakni pendidikan,
kesehatan, dan pernikahan yang terencana alias tak menikah pada usia dini,”
kata Juwita.

Ia menjelaskan,
kali ini pihaknya akan fokus menyosialisasikan program ini kepada kaum milenial
yang merupakan generasi masa depan bangsa. Sebab, apabila telah ditanamkan
sejak dini kepada kaum muda, diyakini program akan berhasil di kemudian hari. Kaum
milenial akan lebih menyadari akan risiko negatif pernikahan dini.

Baca Juga :  Antisipasi Kemarau, Pemkab Rencana Manfaatkan 1000 Embung

“Mengapa kami menyasar
generasi muda? Karena jika melihat populasi Indonesia saat ini, 70 juta jiwa merupakan
penduduk berusia di bawah 30 tahun atau usia produktif,” tambahnya.

Agar dapat dengan
mudah menyasar generasi milenial, lanjut Juwita, ke depannya BKKBN berencana
melakukan re-branding serta melaksanakan kampanye yang lebih mengena bagi
generasi muda. Caranya bisa melalui lagu hingga perubahan logo.

“BKKBN akan fokus
pada masyarakat milenial dan melakukan re-branding untuk membuat program BKKBN
relevan bagi generasi milenial. KB dan masalah seksual ini cross-cutting,
sehingga kami mesti membuat sebuah program kebersamaan. Contohnya program
edukasi kesehatan reproduksi remaja,” jelasnya.

Menurutnya,
sekarang ini sudah menjadi kewajiban bagi semua pihak, terutama BKKBN, untuk
mencoba berusaha bagaimana menekan angka perkawinan usia muda dan angka kehamilan
di luar nikah. Pasalnya, lanjut dia, usia matang atau ideal bagi perempuan
untuk menikah adalah 20-21 tahun. Sementara untuk laki-laki, usia idel menikah
adalah pada usia 25 tahun.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Corona, Wabup Cek Jalur Laut

“Rekomendasi ini
ditujukan demi kebaikan masyarakat, agar pasangan yang baru menikah memiliki
kesiapan matang dalam mengarungi rumah tangga. Dengan demikian, dalam keluarga itu
akan tercipta hubungan yang berkualitas,” bebernya.(pri/ce)

PALANGKA RAYA-Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bertekad menggaungkan
kembali program keluarga berencana (KB), khususnya kepada generasi muda atau kaum
milenial.

Hal tersebut diungkapkan
Plt Kepala Biro Hukum Organisasi dan Humas Ratna Juwita Razak saat menjadi
narasumber pada forum koordinasi kehumasan, dengan mengangkat tema “Peran Media
dalam Percepatan Pencapaian Kinerja Program KKBPK Menyongsong RPJMN tahun
2020-2024”. Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor BKKBN Perwakilan Kalteng,
kemarin (1/10).

“Dalam ajang
mengisi bonus demografi, ada tiga aspek yang mesti dipenuhi yakni pendidikan,
kesehatan, dan pernikahan yang terencana alias tak menikah pada usia dini,”
kata Juwita.

Ia menjelaskan,
kali ini pihaknya akan fokus menyosialisasikan program ini kepada kaum milenial
yang merupakan generasi masa depan bangsa. Sebab, apabila telah ditanamkan
sejak dini kepada kaum muda, diyakini program akan berhasil di kemudian hari. Kaum
milenial akan lebih menyadari akan risiko negatif pernikahan dini.

Baca Juga :  Antisipasi Kemarau, Pemkab Rencana Manfaatkan 1000 Embung

“Mengapa kami menyasar
generasi muda? Karena jika melihat populasi Indonesia saat ini, 70 juta jiwa merupakan
penduduk berusia di bawah 30 tahun atau usia produktif,” tambahnya.

Agar dapat dengan
mudah menyasar generasi milenial, lanjut Juwita, ke depannya BKKBN berencana
melakukan re-branding serta melaksanakan kampanye yang lebih mengena bagi
generasi muda. Caranya bisa melalui lagu hingga perubahan logo.

“BKKBN akan fokus
pada masyarakat milenial dan melakukan re-branding untuk membuat program BKKBN
relevan bagi generasi milenial. KB dan masalah seksual ini cross-cutting,
sehingga kami mesti membuat sebuah program kebersamaan. Contohnya program
edukasi kesehatan reproduksi remaja,” jelasnya.

Menurutnya,
sekarang ini sudah menjadi kewajiban bagi semua pihak, terutama BKKBN, untuk
mencoba berusaha bagaimana menekan angka perkawinan usia muda dan angka kehamilan
di luar nikah. Pasalnya, lanjut dia, usia matang atau ideal bagi perempuan
untuk menikah adalah 20-21 tahun. Sementara untuk laki-laki, usia idel menikah
adalah pada usia 25 tahun.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Corona, Wabup Cek Jalur Laut

“Rekomendasi ini
ditujukan demi kebaikan masyarakat, agar pasangan yang baru menikah memiliki
kesiapan matang dalam mengarungi rumah tangga. Dengan demikian, dalam keluarga itu
akan tercipta hubungan yang berkualitas,” bebernya.(pri/ce)

Terpopuler

Artikel Terbaru