25 C
Jakarta
Monday, April 14, 2025

Generasi Muda Membangun Desa, Wisata Budaya Desa Japan

Mengunjungi Desa Japan tak
sekadar belajar berkesenian tapi juga menumbuhkan keinginan untuk terus melestarikan.
Di sana, geliat budaya lokal begitu terasa. Kaum muda rajin berlatih musik
karawitan dan menari jaranan serta reog di sanggar. Situs-situs sejarah yang
masih terjaga makin menegaskan Desa Japan sebagai destinasi wisata budaya di
Kabupaten Ponorogo.

Salah satu kesenian lokal yang
paling menonjol di Desa Japan adalah reog Ponorogo. Di desa tersebut,
seniman-seniman muda dilatih untuk menjadi pemain reog dan jaranan. Kreativitas
tinggi juga membuat warga Desa Japan mampu mengolah plastik dan kertas bekas
untuk menjadi reog. Hasil karya tersebut terpajang di sanggar.

Geliat kesenian di Desa Budaya
Japan itu menunjukkan peningkatan. Hal itu tak lepas dari dukungan 76 Heppiii
Community melalui program Karang Taruna Membangun Desa. ’’Sejak dua tahun lalu
kami menggandeng kelompok masyarakat (pokmas) Selomulyo dan jajaran karang
taruna untuk giat mendorong kaum muda untuk berlatih tari jaranan. Bahkan,
pelaku seni itu difasilitasi sampai bisa melakukan pementasan,” ujar
Koordinator 76 Heppiii Community Ponorogo Andri Kristiawan.

Baca Juga :  Pertemuan Air Terjun, Gua, dan Pantai Pre-wedding di Widoro Pacitan

Pendiri Sanggar Sigologolo Art
Agung Subroto mengakui dampak positif dari sumbangsih yang diberikan oleh 76
Heppiii Community. Sanggarnya kini banyak didatangi warga. Bakat kaum muda di
desa tersebut bisa lebih dikenal oleh wisatawan yang datang. ”Intinya, sejak
adanya 76 Heppiii Community, seni di Desa Japan makin terangkat. Saya sudah tak
lagi khawatir tentang regenerasi karena muda-mudi makin banyak yang berlatih
seni,” ungkapnya.

Desa Japan juga kaya dengan
situs-situs sejarah. Di beberapa titik, makam pendahulu, petilasan, serta
lokasi sejarah masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah Gua Sigologolo
yang merupakan tempat peristirahatan serta pertapaan Joyodrono, abdi dalem raja
Majapahit Brawijaya V.

Baca Juga :  Menikmati Panorama Negeri Sakura di Bungah Gresik

”Bentuknya bukan gua, tapi
pohon asam besar. Pohon tersebut dipercaya merupakan gerbang astral yang
menghubungkan Ponorogo ke Gua Selomangleng di Kediri,” tutur Ketua Pokmas
Selomulyo Juli Pratikno.

Potensi lain di Desa Japan
terus tergali. Salah satunya adalah agrowisata dan kerajinan ramah lingkungan.
Keduanya akan dikembangkan secara berkelanjutan. Desa Japan terbuka bagi siapa
saja yang ingin berkunjung. Di sana, wisatawan bisa mengunjungi situs sejarah,
belajar kesenian, menikmati agrowisata, dan berbaur dengan warga setempat. (ree/xav)

 

Mengunjungi Desa Japan tak
sekadar belajar berkesenian tapi juga menumbuhkan keinginan untuk terus melestarikan.
Di sana, geliat budaya lokal begitu terasa. Kaum muda rajin berlatih musik
karawitan dan menari jaranan serta reog di sanggar. Situs-situs sejarah yang
masih terjaga makin menegaskan Desa Japan sebagai destinasi wisata budaya di
Kabupaten Ponorogo.

Salah satu kesenian lokal yang
paling menonjol di Desa Japan adalah reog Ponorogo. Di desa tersebut,
seniman-seniman muda dilatih untuk menjadi pemain reog dan jaranan. Kreativitas
tinggi juga membuat warga Desa Japan mampu mengolah plastik dan kertas bekas
untuk menjadi reog. Hasil karya tersebut terpajang di sanggar.

Geliat kesenian di Desa Budaya
Japan itu menunjukkan peningkatan. Hal itu tak lepas dari dukungan 76 Heppiii
Community melalui program Karang Taruna Membangun Desa. ’’Sejak dua tahun lalu
kami menggandeng kelompok masyarakat (pokmas) Selomulyo dan jajaran karang
taruna untuk giat mendorong kaum muda untuk berlatih tari jaranan. Bahkan,
pelaku seni itu difasilitasi sampai bisa melakukan pementasan,” ujar
Koordinator 76 Heppiii Community Ponorogo Andri Kristiawan.

Baca Juga :  Pertemuan Air Terjun, Gua, dan Pantai Pre-wedding di Widoro Pacitan

Pendiri Sanggar Sigologolo Art
Agung Subroto mengakui dampak positif dari sumbangsih yang diberikan oleh 76
Heppiii Community. Sanggarnya kini banyak didatangi warga. Bakat kaum muda di
desa tersebut bisa lebih dikenal oleh wisatawan yang datang. ”Intinya, sejak
adanya 76 Heppiii Community, seni di Desa Japan makin terangkat. Saya sudah tak
lagi khawatir tentang regenerasi karena muda-mudi makin banyak yang berlatih
seni,” ungkapnya.

Desa Japan juga kaya dengan
situs-situs sejarah. Di beberapa titik, makam pendahulu, petilasan, serta
lokasi sejarah masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah Gua Sigologolo
yang merupakan tempat peristirahatan serta pertapaan Joyodrono, abdi dalem raja
Majapahit Brawijaya V.

Baca Juga :  Menikmati Panorama Negeri Sakura di Bungah Gresik

”Bentuknya bukan gua, tapi
pohon asam besar. Pohon tersebut dipercaya merupakan gerbang astral yang
menghubungkan Ponorogo ke Gua Selomangleng di Kediri,” tutur Ketua Pokmas
Selomulyo Juli Pratikno.

Potensi lain di Desa Japan
terus tergali. Salah satunya adalah agrowisata dan kerajinan ramah lingkungan.
Keduanya akan dikembangkan secara berkelanjutan. Desa Japan terbuka bagi siapa
saja yang ingin berkunjung. Di sana, wisatawan bisa mengunjungi situs sejarah,
belajar kesenian, menikmati agrowisata, dan berbaur dengan warga setempat. (ree/xav)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru