NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Legenda sepak bola Indonesia, Cristian “El Loco” Gonzales. Merasakan pengalaman unik dan tak terlupakan saat menyusuri sungai di Desa Penyombaan, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, Selasa (7/10/2025).
Kali ini, El Loco tidak beraksi di lapangan hijau, melainkan menikmati keindahan alam dengan menaiki belayah lanting, sebuah perahu tradisional khas Kalimantan.
Desa Penyombaan memang dikenal dengan potensi wisata alamnya yang memukau. Salah satunya adalah sungai yang membelah desa tersebut. Sungai ini menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat setempat, dan juga menawarkan pengalaman wisata yang menarik bagi para pengunjung.
Belayah lanting adalah perahu tradisional yang terbuat dari bambu dan kayu. Dirakit sedemikian rupa. Sehingga membentuk rakit yang cukup besar. Perahu ini biasanya digunakan untuk mengangkut hasil bumi atau sebagai sarana transportasi sehari-hari.
Namun, di Desa Penyombaan, belayah lanting juga dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, di mana pengunjung dapat menyusuri sungai sambil menikmati pemandangan alam yang masih asri.
Cristian “El Loco” Gonzales terlihat antusias saat menaiki belayah lanting. Ia didampingi oleh masyarakat setempat yang mahir mengendalikan perahu tersebut. Sepanjang perjalanan, El Loco tak henti-hentinya mengagumi keindahan alam Desa Penyombaan. Ia juga berinteraksi dengan masyarakat setempat, belajar tentang budaya dan tradisi mereka.
“Pengalaman yang luar biasa! Saya sangat menikmati perjalanan ini. Alamnya sangat indah, masyarakatnya ramah. Saya merasa seperti menemukan surga tersembunyi di Kalimantan,” ujar El Loco dengan semangat.
Kunjungan El Loco Gonzales ke Desa Penyombaan diharapkan dapat semakin mempromosikan potensi wisata daerah ini. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan melestarikan budaya Dayak Tomun.
Selain menyusuri sungai dengan belayah lanting, Desa Penyombaan juga menawarkan berbagai aktivitas wisata menarik lainnya, seperti menjelajahi hutan adat, mengunjungi rumah betang, belajar kerajinan tangan, menikmati kuliner tradisional, dan mengikuti upacara adat. (bib)