30.1 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

9 dari 10 Ibu Rumah Tangga Terdampak Pandemi, Mayoritas Masalah Uang

Tak
bisa dipungkiri, siapapun pasti terdampak oleh pandemi Covid-19. Termasuk ibu
rumah tangga.

Dalam
survei bertajuk ‘Dampak Pandemi Terhadap Kondisi Kesehatan Mental‘ yang
dilakukan Teman Bumil dan Populix pada pertengahan Oktober 2020 lalu
menyebutkan bahwa 9 dari 10 (91 persen) ibu rumah tangga yang mengikuti survei
mengaku terdampak Covid-19. Ada sebanyak 1.230 orang ikut berpartisipasi, namun
hanya 1.192 yang masuk kriteria untuk dianalisis.

Mayoritas
adalah ibu rumah tangga yang sudah menikah dengan 1-2 anak (54 persen) diikuti
sudah menikah namun belum punya anak (43 persen). Sebanyak 643 orang (60
persen) mengalami masalah terbesar di sektor keuangan, 37 persen di sektor
kesehatan terkait kecemasan terhadap Covid-19, dan hanya 3 persen ibu rumah
tangga yang bermasalah dengan pendidikan jarak jauh untuk anak-anaknya.

Penyebab
kesulitan keuangan ternyata berbeda, tergantung kelompok sosial ekonomi dan
wilayah domisili. Korban pemotongan gaji, lebih banyak dialami oleh responden
kelas menengah ke atas. Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah, rata-rata
menjadi korban PHK dan lebih sulit mencari pekerjaan.

Responden
yang mengalami masalah keuangan akibat usaha sepi pembeli mayoritas tinggal di
Bandung (45 persen). Kemungkinan, hal ini disebabkan turunnya jumah wisatawan
yang signifikan karena Bandung adalah tujuan wisata akhir pekan bagi warga
Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga :  Membentuk Kebiasaan Anak Membaca, Suplai Kosakata dan Asah Pola Pikir

Masalah
keuangan yang morat marit tentu membuat masyarakat mengalami stres. Sebanyak 56
persen responden mengaku stres dengan kondisi ini, bahkan sebagian (25 persen)
memengaruhi hubungannya dengan pasangan.

 

Gejala
stres yang dialami antara lain cemas (29 persen), sulit tidur (18 persen),
mudah marah (17 persen) dan kehilangan minat untuk mengerjakan apapun.
Sayangnya, tidak ada responden yang mencoba mencari bantuan ke profesional
seperti dokter atau psikolog. Mereka cenderung pasrah dan berserah diri (63
persen) atau minta dukungan ke suami (19 persen). Ibu rumah tangga lainnya
mencoba mencari kesenangan dan hiburan diri sendiri (8 persen).

 

Psikolog
keluarga Anna Surti Ariani mengatakan sektor keuangan memang menjadi aspek
penting dalam keluarga. Semua masalah di keluarga bisa selalu berujung pada
masalah keuangan. Di era pandemi ini contohnya. Saat ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit kronis, sektor keuangan pasti akan terdampak akibat biaya
ekstra ke rumah sakit atau melakukan tes swab.

“Awalnya
mungkin hanya masalah kesehatan, namun berujung pada keuangan karena yang
bersangkutan harus tetap bekerja demi merawat anggota keluarga yang sakit. Bisa
muncul pula ketegangan dengan pasangan karena kelelahan mengurus keluarga yang
sakit,” jelasnya.

Baca Juga :  SMAN 2 Raih Sepuluh Juara

Namun,
lanjut Nina, sapaannya, untungnya pelan-pelan masyarakat menjadi terbiasa
dengan kondisi sulit akibat pandemi, dan mulai menunjukkan tanda-tanda
bertahan. “Kita bisa melihat komunitas-komunitas yang saling membeli dari usaha
temannya. Model kehidupan seperti ini membantu menyelamatkan mereka dari krisis
dan ini harus dipertahankan,” jelasnya.

Dari
survei Teman Bumil dan Populix terlihat bahwa sebagian kecil mulai membuka
usaha kecil-kecilan (27 persen) untuk keluar dari kesulitan keuangan. Meskipun
sebagian besar masih mengandalkan tabungan pribadi (45 persen).

Perencana
Keuangan Keluarga Rista Zwestika menjelaskan, pandemi Covid-19 ini membuktikan
bahwa sebagian masyarakat kita belum melek finansial. “Sebagian besar tidak
pernah menganggarkan dana darurat. Padahal saat terjadi kehilangan pekerjaan,
dana darurat bisa menjadi penolong,” jelasnya.

Idealnya,
dana darurat yang harus dipersiapkan adalah minimal 6 kali pengeluaran bulanan
bagi yang lajang, 9 kali penghasilan jika menikah tanpa anak, 12 kali jika
memiliki anak 1, dan seterusnya.

Selain
masalah keuangan, masalah terbesar kedua yang dialami para ibu rumah tangga
dalam survei adalah kecemasan akan Covid-19 yakni sebesar 37 persen. Hasil
menunjukkan 2 dari 10 ibu rumah tangga mengaku masih cemas dengan berita
tentang Covid-19 yang mereka baca dari media sosial atau berita di intenet.

Tak
bisa dipungkiri, siapapun pasti terdampak oleh pandemi Covid-19. Termasuk ibu
rumah tangga.

Dalam
survei bertajuk ‘Dampak Pandemi Terhadap Kondisi Kesehatan Mental‘ yang
dilakukan Teman Bumil dan Populix pada pertengahan Oktober 2020 lalu
menyebutkan bahwa 9 dari 10 (91 persen) ibu rumah tangga yang mengikuti survei
mengaku terdampak Covid-19. Ada sebanyak 1.230 orang ikut berpartisipasi, namun
hanya 1.192 yang masuk kriteria untuk dianalisis.

Mayoritas
adalah ibu rumah tangga yang sudah menikah dengan 1-2 anak (54 persen) diikuti
sudah menikah namun belum punya anak (43 persen). Sebanyak 643 orang (60
persen) mengalami masalah terbesar di sektor keuangan, 37 persen di sektor
kesehatan terkait kecemasan terhadap Covid-19, dan hanya 3 persen ibu rumah
tangga yang bermasalah dengan pendidikan jarak jauh untuk anak-anaknya.

Penyebab
kesulitan keuangan ternyata berbeda, tergantung kelompok sosial ekonomi dan
wilayah domisili. Korban pemotongan gaji, lebih banyak dialami oleh responden
kelas menengah ke atas. Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah, rata-rata
menjadi korban PHK dan lebih sulit mencari pekerjaan.

Responden
yang mengalami masalah keuangan akibat usaha sepi pembeli mayoritas tinggal di
Bandung (45 persen). Kemungkinan, hal ini disebabkan turunnya jumah wisatawan
yang signifikan karena Bandung adalah tujuan wisata akhir pekan bagi warga
Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga :  Membentuk Kebiasaan Anak Membaca, Suplai Kosakata dan Asah Pola Pikir

Masalah
keuangan yang morat marit tentu membuat masyarakat mengalami stres. Sebanyak 56
persen responden mengaku stres dengan kondisi ini, bahkan sebagian (25 persen)
memengaruhi hubungannya dengan pasangan.

 

Gejala
stres yang dialami antara lain cemas (29 persen), sulit tidur (18 persen),
mudah marah (17 persen) dan kehilangan minat untuk mengerjakan apapun.
Sayangnya, tidak ada responden yang mencoba mencari bantuan ke profesional
seperti dokter atau psikolog. Mereka cenderung pasrah dan berserah diri (63
persen) atau minta dukungan ke suami (19 persen). Ibu rumah tangga lainnya
mencoba mencari kesenangan dan hiburan diri sendiri (8 persen).

 

Psikolog
keluarga Anna Surti Ariani mengatakan sektor keuangan memang menjadi aspek
penting dalam keluarga. Semua masalah di keluarga bisa selalu berujung pada
masalah keuangan. Di era pandemi ini contohnya. Saat ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit kronis, sektor keuangan pasti akan terdampak akibat biaya
ekstra ke rumah sakit atau melakukan tes swab.

“Awalnya
mungkin hanya masalah kesehatan, namun berujung pada keuangan karena yang
bersangkutan harus tetap bekerja demi merawat anggota keluarga yang sakit. Bisa
muncul pula ketegangan dengan pasangan karena kelelahan mengurus keluarga yang
sakit,” jelasnya.

Baca Juga :  SMAN 2 Raih Sepuluh Juara

Namun,
lanjut Nina, sapaannya, untungnya pelan-pelan masyarakat menjadi terbiasa
dengan kondisi sulit akibat pandemi, dan mulai menunjukkan tanda-tanda
bertahan. “Kita bisa melihat komunitas-komunitas yang saling membeli dari usaha
temannya. Model kehidupan seperti ini membantu menyelamatkan mereka dari krisis
dan ini harus dipertahankan,” jelasnya.

Dari
survei Teman Bumil dan Populix terlihat bahwa sebagian kecil mulai membuka
usaha kecil-kecilan (27 persen) untuk keluar dari kesulitan keuangan. Meskipun
sebagian besar masih mengandalkan tabungan pribadi (45 persen).

Perencana
Keuangan Keluarga Rista Zwestika menjelaskan, pandemi Covid-19 ini membuktikan
bahwa sebagian masyarakat kita belum melek finansial. “Sebagian besar tidak
pernah menganggarkan dana darurat. Padahal saat terjadi kehilangan pekerjaan,
dana darurat bisa menjadi penolong,” jelasnya.

Idealnya,
dana darurat yang harus dipersiapkan adalah minimal 6 kali pengeluaran bulanan
bagi yang lajang, 9 kali penghasilan jika menikah tanpa anak, 12 kali jika
memiliki anak 1, dan seterusnya.

Selain
masalah keuangan, masalah terbesar kedua yang dialami para ibu rumah tangga
dalam survei adalah kecemasan akan Covid-19 yakni sebesar 37 persen. Hasil
menunjukkan 2 dari 10 ibu rumah tangga mengaku masih cemas dengan berita
tentang Covid-19 yang mereka baca dari media sosial atau berita di intenet.

Terpopuler

Artikel Terbaru