Site icon Prokalteng

Perhatikan Kuota dan Jumlah Pendaftar

perhatikan-kuota-dan-jumlah-pendaftar

BERAPA
kuota program studi (prodi) yang dibidik. Dan, berapa jumlah pendaftar di prodi
tersebut tahun lalu. Itulah sejumlah aspek yang perlu diperhatikan benar oleh
para pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBM PTN) 2019
yang resmi dibuka kemarin (10/6).

Menurut
Ravik Karsidi, ketua LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi), penyelenggara
SBM PTN tahun ini, aspek-aspek itu perlu digarisbawahi demi menimbang peluang
diterima. ”Prodi dengan kuota yang kecil sementara pelamarnya sangat banyak, tentu
memiliki tingkat keketatan yang tinggi. Pelamar dengan nilai UTBK rendah
otomatis memiliki peluang yang kecil,” kata Ravik.

Pendaftaran
SBMPTN 2019 dibuka sampai 24 Juni mendatang. Sistem pendaftarannya, pelamar
lebih dahulu mengikuti UTBK (ujian tulis berbasis komputer) yang sudah digelar
beberapa waktu lalu.

Nilai
UTBK tersebut lantas digunakan untuk melamar SBM PTN. Panitia akan me-ranking
pelamar berdasar nilai UTBK di setiap prodi yang dilamar.

Berdasar
data LTMPT yang diterima Jawa Pos hingga pukul 21.27 tadi malam, tercatat
72.039 peserta sudah mendaftar SBM PTN. Perinciannya, 32.470 pendaftar sains
dan teknologi serta 38.664 pendaftar sosial humaniora. Sementara itu, ada 907
pendaftar yang memilih kategori campur (saintek dan soshum).

Menurut
Ravik, secara umum memang tidak ada passing grade dalam pendaftaran SBM PTN.
Artinya, pelamar dengan nilai berapa pun bisa mendaftar di prodi apa pun di
kampus mana pun.

Tapi,
menimbang peluang sangat perlu diperhatikan para pendaftar. ”Prodi dengan kuota
yang banyak, tetapi pelamarnya tidak terlalu padat, tentu memiliki tingkat
keketatan yang lebih rendah. Sehingga pelamar dengan nilai UTBK rendah masih
berpeluang untuk lolos SBM PTN,” katanya.

Analisis
data rekapitulasi nilai dari LTMPT bisa menjadi acuan untuk memilih PTN.
Menristekdikti Mohamad Nasir juga menuturkan, pendaftar SBM PTN harus realistis
dalam memilih prodi. ”Harapan saya adalah mendaftar sesuai dengan apa yang
diminati. Dengan kemampuan (nilai, Red) UTBK yang telah dicapai,” katanya.

Mantan
rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu menuturkan, kalaupun nanti tidak
lolos SBM PTN, masih ada jalur lain, yakni seleksi mandiri. Dia menyatakan,
kuota jalur mandiri maksimal 30 persen dari kuota mahasiswa baru. Nasir
menambahkan, meski SBM PTN dilaksanakan LTMPT, kelulusannya tetap ditetapkan
rektor. (wan/han/c5/ttg/kpg/CTK)

Exit mobile version