26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Berkat Terjun Payung Ekstrem, Naila Novaranti Makin Mendunia

Naila
Novaranti, pelatih dan penerjun payung perempuan dari Indonesia, dijadwalkan
akan mendapatkan penghargaan dalam Kongres Diaspora Internasional 2019. Naila
dikenal sebagai atlet penerjun payung ekstrem yang termotivasi terus memecahkan
rekor dalam aksinya di lokasi-lokasi penerjunan yang paling ekstrem.

Naila sendiri
tinggal di luar negeri. Dia bekerja dan memiliki prestasi sesuai profesinya.
Rencananya, penghargaan untuk Naila akan diberikan pada 10 Agustus 2019
mendatang.

Sebagai
penerjun payung ekstrem, Naila banyak menjelajah ke luar negeri terutama
negara-negara Eropa sampai Timur Tengah. Prestasi sebelumnya dia pernah
melakukan aksi nekat terjun payung di atas ketinggian Mount Everest di Nepal
dalam kondisi cuaca yang berbahaya.

Saat melawat
ke Taiwan beberapa waktu lalu pada akhir Juli 2019, Naila sempat mengunjungi
beberapa tempat wisata yang eksotis. Selain itu, lokasinya cukup ekstrem
sehingga menjadi salah satu pilihan lokasi terjun payung.

Dalam
melakukan kunjungannya selama empat hari di Taiwan, beberapa tempat wisata yang
dikunjungi Naila seperti Taipei Zoo, Yehliu Geopark, Menara 101 Taipei Taiwan,
sampai lampion Pingxi Old Street di Distrik Pingxi. Naila dan para Diaspora
sempat menjajal wind tunnel skydive indoor di Taichung Taiwan. Tempat tersebut
terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar terbang secara indoor bernama iFly.

Baca Juga :  Akhirusanah dan Wisuda MIS KP Diiringi Rasa Haru

Naila
menyebut Taiwan memiliki lokasi-lokasi yang indah, menakjubkan, dan bisa
sebagai alternatif untuk pendaratan terjun payung yang dianggap ekstrem.
“Kebetulan ke Taiwan diundang panitia Kongres Diaspora Indonesia. Saya dianggap
sebagai orang yang tinggal di luar negeri dan memiliki prestasi di bidang saya
sebagai perempuan penerjung payung ekstrem,” ujar Naila Novaranti dalam
keterangan tertulis, Rabu (7/8).

Selain karena
senang mencari spot-spot pendaratan yang ekstrem, Naila juga suka tantangan.
Gayung bersambut, Naila menemukan banyak tempat menarik di Taiwan.

“Di Taiwan
itu ada beberapa lokasi yang layak dijadikan tempat terjun payung yang ekstrem
apalagi dengan view yang indah banget. Harus dicoba sih tapi belum tahu kapan
karena butuh persiapan dan izin juga. Tidak bisa asal terjun, ada kode etiknya.
Pokoknya cari lokasi baru sekaligus menikmati keindahan Taiwan,” sebut Naila.

Ada tiga
lokasi menantang yang dikunjungi Naila seperti Yehliu Geopark yakni Taman Batu
Karang plus pemandangan laut biru yang memesona. Tempat wisata ini menyuguhkan
pemandangan batu karang beraneka bentuk yang sangat menakjubkan yang berada di
kawasan semenanjung dengan panjang 1.700 meter. Kemudian ada Menara 101 Taipei
Taiwan. Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia yang memiliki 101
lantai dengan luas total 450.000 meter persegi.

Baca Juga :  Tip Beli Produk Investasi-Asuransi, Hindari Faktor Saudara atau Teman

Kemudian
terakhir adalah Pingxi Old Street. Pingxi Old Street adalah kota yang kaya akan
sejarah budaya dengan pemandangan alam yang indah. Dulunya bisa dinikmati
sepanjang perjalanan di kereta. Ada tradisi kuno yakni lokasi doa yang menjadi
objek wisata dengan menerbangkan puluhan lampion.

“Ketiga
tempat di Taiwan itu berbeda-beda tantangannya. Saya dapat pengalaman baru,
tempat baru, sesuatu yang baru, teman baru. Itu saja sih,” ungkapnya.

Menurut
Naila, setiap negara memiliki lokasi atau spot pendaratan banyak dan penuh
tantangan. Namun, paling utama adalah izin terjun. “Untuk cari spot pendaratan
di setiap negara sebetulnya banyak, ada saja. Cuma masalah izin harus
dipikirkan karena pasti setiap negara berbeda sistemnya,” jelas Naila.

Sebagai
penerjun payung perempuan, Naila sudah kenyang pengalaman. Dia juga instruktur profesional
terjun payung dunia. Dia melatih para penerjun payung baik dari kalangan
militer maupun sipil di 46 negara di dunia. Selain itu, Naila juga akan
melakukan rekor penerjunan di benua paling dingin, Antartika, pada akhir 2019
ini. (jpg)

 

Naila
Novaranti, pelatih dan penerjun payung perempuan dari Indonesia, dijadwalkan
akan mendapatkan penghargaan dalam Kongres Diaspora Internasional 2019. Naila
dikenal sebagai atlet penerjun payung ekstrem yang termotivasi terus memecahkan
rekor dalam aksinya di lokasi-lokasi penerjunan yang paling ekstrem.

Naila sendiri
tinggal di luar negeri. Dia bekerja dan memiliki prestasi sesuai profesinya.
Rencananya, penghargaan untuk Naila akan diberikan pada 10 Agustus 2019
mendatang.

Sebagai
penerjun payung ekstrem, Naila banyak menjelajah ke luar negeri terutama
negara-negara Eropa sampai Timur Tengah. Prestasi sebelumnya dia pernah
melakukan aksi nekat terjun payung di atas ketinggian Mount Everest di Nepal
dalam kondisi cuaca yang berbahaya.

Saat melawat
ke Taiwan beberapa waktu lalu pada akhir Juli 2019, Naila sempat mengunjungi
beberapa tempat wisata yang eksotis. Selain itu, lokasinya cukup ekstrem
sehingga menjadi salah satu pilihan lokasi terjun payung.

Dalam
melakukan kunjungannya selama empat hari di Taiwan, beberapa tempat wisata yang
dikunjungi Naila seperti Taipei Zoo, Yehliu Geopark, Menara 101 Taipei Taiwan,
sampai lampion Pingxi Old Street di Distrik Pingxi. Naila dan para Diaspora
sempat menjajal wind tunnel skydive indoor di Taichung Taiwan. Tempat tersebut
terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar terbang secara indoor bernama iFly.

Baca Juga :  Akhirusanah dan Wisuda MIS KP Diiringi Rasa Haru

Naila
menyebut Taiwan memiliki lokasi-lokasi yang indah, menakjubkan, dan bisa
sebagai alternatif untuk pendaratan terjun payung yang dianggap ekstrem.
“Kebetulan ke Taiwan diundang panitia Kongres Diaspora Indonesia. Saya dianggap
sebagai orang yang tinggal di luar negeri dan memiliki prestasi di bidang saya
sebagai perempuan penerjung payung ekstrem,” ujar Naila Novaranti dalam
keterangan tertulis, Rabu (7/8).

Selain karena
senang mencari spot-spot pendaratan yang ekstrem, Naila juga suka tantangan.
Gayung bersambut, Naila menemukan banyak tempat menarik di Taiwan.

“Di Taiwan
itu ada beberapa lokasi yang layak dijadikan tempat terjun payung yang ekstrem
apalagi dengan view yang indah banget. Harus dicoba sih tapi belum tahu kapan
karena butuh persiapan dan izin juga. Tidak bisa asal terjun, ada kode etiknya.
Pokoknya cari lokasi baru sekaligus menikmati keindahan Taiwan,” sebut Naila.

Ada tiga
lokasi menantang yang dikunjungi Naila seperti Yehliu Geopark yakni Taman Batu
Karang plus pemandangan laut biru yang memesona. Tempat wisata ini menyuguhkan
pemandangan batu karang beraneka bentuk yang sangat menakjubkan yang berada di
kawasan semenanjung dengan panjang 1.700 meter. Kemudian ada Menara 101 Taipei
Taiwan. Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia yang memiliki 101
lantai dengan luas total 450.000 meter persegi.

Baca Juga :  Tip Beli Produk Investasi-Asuransi, Hindari Faktor Saudara atau Teman

Kemudian
terakhir adalah Pingxi Old Street. Pingxi Old Street adalah kota yang kaya akan
sejarah budaya dengan pemandangan alam yang indah. Dulunya bisa dinikmati
sepanjang perjalanan di kereta. Ada tradisi kuno yakni lokasi doa yang menjadi
objek wisata dengan menerbangkan puluhan lampion.

“Ketiga
tempat di Taiwan itu berbeda-beda tantangannya. Saya dapat pengalaman baru,
tempat baru, sesuatu yang baru, teman baru. Itu saja sih,” ungkapnya.

Menurut
Naila, setiap negara memiliki lokasi atau spot pendaratan banyak dan penuh
tantangan. Namun, paling utama adalah izin terjun. “Untuk cari spot pendaratan
di setiap negara sebetulnya banyak, ada saja. Cuma masalah izin harus
dipikirkan karena pasti setiap negara berbeda sistemnya,” jelas Naila.

Sebagai
penerjun payung perempuan, Naila sudah kenyang pengalaman. Dia juga instruktur profesional
terjun payung dunia. Dia melatih para penerjun payung baik dari kalangan
militer maupun sipil di 46 negara di dunia. Selain itu, Naila juga akan
melakukan rekor penerjunan di benua paling dingin, Antartika, pada akhir 2019
ini. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru