Perkembangan zaman yang semakin maju, menuntut
para orang tua untuk mendidik anak mereka dengan bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris. Karena itu, tak sedikit orang tua yang mengantarkan buah hati mereka
ke tempat kursus atau tempat les bahasa Inggris agar anak mereka fasih dalam
berbicara dan menulis bahasa kedua selain bahasa ibu. Keinginan itu semua tetap
harus mempertimbangkan usia anak, bukan dipaksa sesuai ambisi orang tua.
Dilansir dari Mother.ly, Jumat
(7/6), semua peneliti sepakat bahwa semakin dini seorang anak mulai belajar
bahasa kedua, semakin baik. Beberapa peneliti mengatakan bahwa keterampilan
akuisisi bahasa kedua memuncak pada atau sebelum usia 6 atau 7. Kemampuan anak
berbahasa asing semakin meningkat di usia remaja.
Mulai Usia 3-4
Studi oleh Universitas Harvard menegaskan
bahwa kreativitas, keterampilan berpikir kritis, dan fleksibilitas pikiran
meningkat secara signifikan jika anak-anak belajar bahasa kedua pada usia yang
lebih muda. Tahun-tahun prasekolah, terutama 3 tahun pertama kehidupan sebagai
periode vital dalam kehidupan seorang anak. Di sinilah pondasi untuk sikap,
pemikiran, dan pembelajaran, antara lain, diletakkan. Ini berarti bahwa
anak-anak memiliki kemampuan alami untuk belajar pada usia 3-4 tahun pertama
kehidupan mereka.
Otak manusia adalah hal yang luar biasa. Dari
saat kita dilahirkan, kita belajar dengan enam cara utama, dengan melihat,
rasa, bau, suara, sentuhan, dan melalukan sesuatu.
Seorang guru di Moreton First Prep
School mengatakan bahwa anak berusia 3 tahun yang menghadiri kelas
prasekolah punya kemampuan berbicara bahasa Inggris melalui permainan dan lagu.
Dan anak-anak berusia sekitar 3-4 tahun dapat belajar melalui permainan karena
pikiran mereka belum diliputi oleh fakta dan informasi rumit. Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh direktur laboratorium ilmu saraf kognitif untuk
perkembangan bahasa dan anak di Dartmouth College (Hanover) telah menunjukkan
bahwa setelah masa remaja, otak berubah saat remaja dan dewasa. Tak secepat
ketika anak-anak.
Hak itu dilakukan oleh EF English
Centers for Kids and Teens untuk mengedukasi anak-anak belajar bahasa
Inggirs dengan mudah dan menyenangkan. Dalam acara berbagi kebahagiaan di Panti
Asuhan dan Panti Jompo. Marketing Director EF English First for Kids
and Teens Erditya Arfah mengatakan di bulan penuh berkah mereka
melibatkan para pengajar dan siswa-siswa EF yang berada di bangku SMA (atau
sederajat). Mereka membagikan pengalaman belajar bahasa Inggris yang
menyenangkan kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Hal ini dilakukan,
agar mereka dapat merasakan keseruan belajar bahasa Inggris di EF. Kegiatan ini
merupakan salah satu bagian dari Life Club, di mana siswa-siswa EF
dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggrisnya dan mempraktikannya secara
langsung.
Siswa-siswi EF yang mengikuti kegiatan Life
Club tersebut merupakan siswa-siswi dari program bahasa Inggris untuk
remaja usia 15-18 tahun di EF yang disebut dengan Frontrunner. Program ini
dirancang mengikuti kebutuhan para remaja untuk sukses melewati ujian sekolah,
ujian tes masuk ke universitas di luar negeri, dan untuk melatih kemampuan
komunikasi dalam kegiatan di lingkungan sosialnya.
Tahapan Usia Anak Belajar Bahasa Inggris
Dalam hal memenuhi kebutuhan belajar bahasa
Inggris anak dan remaja, selain program Frontrunner, EF English First
for Kids & Teens juga memiliki berbagai program yang dikembangkan
secara inovatif dan disesuaikan dengan tahapan usia serta perkembangan anak
mulai dari usia 3-6 tahun. Caranya fokus memperkenalkan pembelajaran dan
menumbuhkan minat belajar bahasa Inggris. sebagai langkah awal mereka memasuki
lingkungan sosial.
Program belajar usia 7-9 tahun akan membawa
siswa-siswi mengenal dunia lebih luas. Kemudian program untuk usia 10-14 tahun
yang dikhususkan untuk membangun rasa percaya diri dalam menggunakan bahasa
Inggris, baik di dalam maupun di luar kelas.
“Kami percaya, melalui program-program belajar
di EF yang disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak, serta
kegiatan yang ada dalam Life Club,†tutup Erditya.(jpc)