Jamaah haji yang berkunjung ke Madinah belum afdhal jika tidak
makan olahan kambing Uighur dan kepala kambing panggang. Begitulah seloroh
Rosyid, warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi.
Senin (2/9) malam, Rosyid mendampingi Dendi Abdul Azis bersama
beberapa rekannya. Dendi adalah jamaah haji kloter JKS-64. Dendi bersama Rosyid
dan jamaah lainnya baru saja menghabiskan tiga kepala kambing panggang dan satu
kg daging kambing panggang Uighur.
“Tekstur daging kambingnya lembut,†kata Dendi.
Dia mengaku tergoda dengan penampilan kambing Uighur yang merah
mengkilap. Kemudian juga dihiasi dengan taburan wijen. Bagian kulit kambing itu
terasa renyah saat dimakan.
Dendi menjelaskan olahan bumbu kambing itu tidak menyengat
sebagaimana olahan kambing ala timur tengah lainnya. Dia mengatakan, olahan
kambing Uighur cocok dengan lidah orang Indonesia seperti dirinya.
Salah satu pedagang kambing panggang Uighur dan kepala kambing
panggang itu adalah Nazmul Hasan. Di lokasi ini ada sejumlah warung sejenis.
Nazmul mengatakan harga daging kambing Uighur 100 riyal (Rp 400 ribu) untuk 1
kg.
“Kalau beli satu ekor utuh harganya 900 riyal,†jelasnya.
Sementara itu harga kepala kambing panggang 18 riyal (sekitar Rp
70 ribu) per kepala. Saat rombongan petugas haji makan malam di warung Nazmul
Hasan, menyiapkan sambal kecap untuk penambah cita rasa.
Nazmul mengatakan, pada musim haji bisa menghabiskan sampai 15
ekor kambing dalam sehari. Sementara pada hari-hari biasa menghabiskan 7-8 ekor
kambing. Sementara untuk kepala kambing, pada dalam sehari bisa sampai 150
kepala.
Proses memanggang kepala kambingnya cukup unik. Yakni dimasukkan
ke tungku pemanggang yang ada di bawah teras restoran. Lama memanggangnya
sampai lima jam. Sementara untuk proses memanggang kambing Uighur sekitar 3
jam.(jpg)