26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pantomim, Teman Tuli Makin Percaya Diri

PALANGKA RAYA–Meski memiliki
kekurangan, tak lantas membuat siswa yang menyandang teman tulis (tunarungu,
red) berhenti menunjukkan bakat mereka. Apalagi saat Payung Literasi Palangka
Raya (PLP) mengajak mereka untuk pantomim. Mereka langsung ambil bagian,
beberapa waktu lalu.

Mereka semakin semangat karena
yang mengajarkan adalah Takim Bojonegoro. Sosok yang sudah 13 tahun melatih
pantomim anak dengan kebutuhan khusus. Terutama teman tuli.

Komunitas yang bergerak dengan
latar belakang literasi ini mengajak peserta didik yang berada di Sekolah Luar
Biasa Negeri (SLBN) 1 Kota Palangka Raya yang beralamat di Jalan RTA Milono ini
melalui Mahaga Basa #24. “Teman-teman tuli dan dengar digabung menjadi satu.
Biar keduanya saling belajar bahasa isyarat atau bahasa bibir. Pantomim ini
sebagai bahasa pemersatu mereka, karena sifatnya universal,” kata Takim usai
pelatihan.

Baca Juga :  Ini 10 Sekolah Tertua di Dunia yang Masih Eksis Sampai Sekarang

Dengan kegiatan seperti ini,
mereka yang berkebutuhan khusus ini pun saling berbaur. Tidak lagi berada di
lingkungan inklusif. “Karena yang saya lihat selama ini, teman-teman tuli takut
bergabung dengan teman-teman dengar. Ada ketakutan di antara mereka. Dengan
pelatihan inilah dinding tebal penghalang keduanya diruntuhkan,” ujarnya lagi.

Secara pribadi, dirinya memang
sering mengeliling area Provinsi Jawa Timur untuk menyetarakan semua punya hak
yang sama untuk belajar. Selama itulah, ia memahami ternyata teman tuli dan
dengar selalu lebih dahulu diintermezo. Alias penjembatan seperti guru atau
orang tua yang harus aktif memberi tahu kepada mereka. “Di Bojonegoro,
teman-teman tuli mereka langsung bisa masuk ke komunitas teman-teman dengar.
Sudah mandiri,” tegasnya.

Baca Juga :  RSUD Doris Buka Puasa Bersama

Dengan pantomim ini jugalah,
mereka ingin mendukung teman tuli bisa mengupayakan diri agar mereka dipahami.
Sebagaimana pertunjukan pantomim itu sendiri. “Dasar itu yang digunakan teman
tuli untuk berkomunikasi dengan orang normal di kehidupan sehari-hari,”
ujarnya. (ila)

 

PALANGKA RAYA–Meski memiliki
kekurangan, tak lantas membuat siswa yang menyandang teman tulis (tunarungu,
red) berhenti menunjukkan bakat mereka. Apalagi saat Payung Literasi Palangka
Raya (PLP) mengajak mereka untuk pantomim. Mereka langsung ambil bagian,
beberapa waktu lalu.

Mereka semakin semangat karena
yang mengajarkan adalah Takim Bojonegoro. Sosok yang sudah 13 tahun melatih
pantomim anak dengan kebutuhan khusus. Terutama teman tuli.

Komunitas yang bergerak dengan
latar belakang literasi ini mengajak peserta didik yang berada di Sekolah Luar
Biasa Negeri (SLBN) 1 Kota Palangka Raya yang beralamat di Jalan RTA Milono ini
melalui Mahaga Basa #24. “Teman-teman tuli dan dengar digabung menjadi satu.
Biar keduanya saling belajar bahasa isyarat atau bahasa bibir. Pantomim ini
sebagai bahasa pemersatu mereka, karena sifatnya universal,” kata Takim usai
pelatihan.

Baca Juga :  Ini 10 Sekolah Tertua di Dunia yang Masih Eksis Sampai Sekarang

Dengan kegiatan seperti ini,
mereka yang berkebutuhan khusus ini pun saling berbaur. Tidak lagi berada di
lingkungan inklusif. “Karena yang saya lihat selama ini, teman-teman tuli takut
bergabung dengan teman-teman dengar. Ada ketakutan di antara mereka. Dengan
pelatihan inilah dinding tebal penghalang keduanya diruntuhkan,” ujarnya lagi.

Secara pribadi, dirinya memang
sering mengeliling area Provinsi Jawa Timur untuk menyetarakan semua punya hak
yang sama untuk belajar. Selama itulah, ia memahami ternyata teman tuli dan
dengar selalu lebih dahulu diintermezo. Alias penjembatan seperti guru atau
orang tua yang harus aktif memberi tahu kepada mereka. “Di Bojonegoro,
teman-teman tuli mereka langsung bisa masuk ke komunitas teman-teman dengar.
Sudah mandiri,” tegasnya.

Baca Juga :  RSUD Doris Buka Puasa Bersama

Dengan pantomim ini jugalah,
mereka ingin mendukung teman tuli bisa mengupayakan diri agar mereka dipahami.
Sebagaimana pertunjukan pantomim itu sendiri. “Dasar itu yang digunakan teman
tuli untuk berkomunikasi dengan orang normal di kehidupan sehari-hari,”
ujarnya. (ila)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru