26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sajak Farahdinahera

Cuci Otak

Sejak menikah dan dinikahi

Beberapa orang suka berteriak

Haram halal! Kafir atau bangsat!

Bego juga goblok!

Dulu ia memakai hot pants

Kini memakai kerudung hitam

Dulu menjual lipstik

Kini menjual cadar

Lama-lama ia, menjual negara

(Jember 2020)

—

Putri Malu

Seorang putri

Menatap sendu

Di antara pohon

Di atas gunung nan tinggi

Ia suka sekali puisi Jokpin

Tentang negara,

yang tak lekas menjemputnya

Hanya bendera-bendera berkibar

di bulan Agustus

(Jember 2020)

—

Sebuah Buku

Sebuah buku

Biasa-biasa saja

Juga sebatang pena

Juga biasa-biasa saja

Sebuah gelas

Di dalamnya sisa kopi

Sebentar lagi tandas

Tumbuk

Tubruk

Campuran Java Arabica dan Gayo

Baca Juga :  Roh Dewi Sri

Ruangan sudah tak dingin

Aku selesai meminum kopi

Selesai juga mengirim rindu

Di layar smartphone

(Jember 2020)

—

Bunga Kering

Bunga kering

Sepasang mawar

Eh, apakah benar ia sepasang?

Ataukah hanya perasaanku

Lima ribu dapat diskon

Menjadi tiga ribu saja

Menjelang akhir tahun

Menjelang bulan Desember

Bunga kering di atas meja

dengan pensil, dengan buku-buku

Beberapa kertas, sudah tak perlu

Tapi belum juga terjun ke tempat
sampah

Lantas, aku ingat, sudah lama tak
berkirim surat

Surat putih dengan sampul begitu
merah

Seperti mawar kering di atas meja

(Jember 2020)

—

Skripsi

Sebuah buku skripsi

Halaman depan perlu diedit

Menjelajah ke kota-kota

Baca Juga :  Sajak F Aziz Manna

Menatapnya sesekali saja

Aku merasa agak lebih dewasa

Di dalamnya,

kuingat keringat

Ibu dan Bapa

Juga doa-doa

para kekasihku

(Jember 2020)

================

FARAHDINAHERA. Lahir di Madiun,
Oktober 1991. Lulusan Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik
Universitas Jember. Menjadi volunter di Ubud Writers & Readers Festival
(UWRF) dan Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF).

Cuci Otak

Sejak menikah dan dinikahi

Beberapa orang suka berteriak

Haram halal! Kafir atau bangsat!

Bego juga goblok!

Dulu ia memakai hot pants

Kini memakai kerudung hitam

Dulu menjual lipstik

Kini menjual cadar

Lama-lama ia, menjual negara

(Jember 2020)

—

Putri Malu

Seorang putri

Menatap sendu

Di antara pohon

Di atas gunung nan tinggi

Ia suka sekali puisi Jokpin

Tentang negara,

yang tak lekas menjemputnya

Hanya bendera-bendera berkibar

di bulan Agustus

(Jember 2020)

—

Sebuah Buku

Sebuah buku

Biasa-biasa saja

Juga sebatang pena

Juga biasa-biasa saja

Sebuah gelas

Di dalamnya sisa kopi

Sebentar lagi tandas

Tumbuk

Tubruk

Campuran Java Arabica dan Gayo

Baca Juga :  Roh Dewi Sri

Ruangan sudah tak dingin

Aku selesai meminum kopi

Selesai juga mengirim rindu

Di layar smartphone

(Jember 2020)

—

Bunga Kering

Bunga kering

Sepasang mawar

Eh, apakah benar ia sepasang?

Ataukah hanya perasaanku

Lima ribu dapat diskon

Menjadi tiga ribu saja

Menjelang akhir tahun

Menjelang bulan Desember

Bunga kering di atas meja

dengan pensil, dengan buku-buku

Beberapa kertas, sudah tak perlu

Tapi belum juga terjun ke tempat
sampah

Lantas, aku ingat, sudah lama tak
berkirim surat

Surat putih dengan sampul begitu
merah

Seperti mawar kering di atas meja

(Jember 2020)

—

Skripsi

Sebuah buku skripsi

Halaman depan perlu diedit

Menjelajah ke kota-kota

Baca Juga :  Sajak F Aziz Manna

Menatapnya sesekali saja

Aku merasa agak lebih dewasa

Di dalamnya,

kuingat keringat

Ibu dan Bapa

Juga doa-doa

para kekasihku

(Jember 2020)

================

FARAHDINAHERA. Lahir di Madiun,
Oktober 1991. Lulusan Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik
Universitas Jember. Menjadi volunter di Ubud Writers & Readers Festival
(UWRF) dan Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF).

Terpopuler

Artikel Terbaru