26.6 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Minimalkan Penularan, Jas Hujan Dijadikan APD Alternatif

Pelayanan kesehatan dari rumah sakit (RS) hingga ke
tingkat puskesmas pembantu (pustu) menerapkan standar protokol Covid-19. Tenaga
medis wajib memakai alat pelindung diri (APD). Hal ini dilakukan untuk meminimalkan
penyebaran virus mematikan ini.

 

ANISA B WAHDAH-AGUS JAYA, Palangka Raya

 

PENYEBARAN Covid-19 di Kalteng sudah terjadi melalui
transmisi lokal. Artinya, tidak semua pasien yang terjangkit virus ini memiliki
rekam jejak dari luar Kalteng. Karena itu, penerapan layanan kesehatan sesuai
protokol pencegahan Covid-19 wajib dilaksanakan di semua tingkatan.

Seperti yang saat ini dilakukan oleh Puskesmas Jekan
Raya. Seluruh petugas pelayanan kesehatan hingga petugas administrasi wajib
menggunakan APD. Meski tidak menggunakan APD standar World Health Organization
(WHO) atau organisasi kesehatan dunia, tapi para petugas di puskesmas ini
melindungi diri mereka dari penularan Covid-19 dengan mengunakan masker, sarung
tangan, hazmat, hingga jas hujan. Ada yang menggunakan jas hujan berbahan
parasut. Ada pula yang menggunakan jas hujan berbahan plastic, yang penggunaannya
tidak bertahan lama. Jika sudah sobek, maka harus diganti dengan yang baru.

Kepala Puskesmas Jekan Raya Rhizall M Hutapea mengatakan,
selama betugas ia selalu menggunakan APD cover all khusus untuk kesehatan,
berbahan parasut. Meski bukan standar WHO, paling tidak dapat meminimalkan penularan
Covid-19. Apalagi ia belum tentu menangani langsung pasien Covid-19.

“Sebagai garda terdepan, setidaknya bisa meminimalkan penularan,
asal sudah tertutup, menggunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi
droplet dari pasien,” katanya saat dibincangi di Puskesmas Jekan Raya, belum
lama ini.

Para tenaga medis ini bukan hanya berupaya melindungi
diri dengan menggunakan APD berbahan sederhana, tapi juga semaksimal mungkin mencegah
droplet yang dibawa pasien. Memasang pembatas dari plastik tebal dengan
penyangga potongan kayu.

Baca Juga :  Rindu Penggemar, Enggan Disebut Legenda Hidup

“Ini (menunjuk ke pembatas, red) untuk mencegah
terjadinya droplet dari pasien, dibuat sendiri oleh para ibu di puskesmas ini,”
ucapnya kepada Kalteng Pos.

Sudah hampir sebulan ini, pelayanan khusus bagi yang memiliki
keluhan batuk, sakit tenggorokan, dan pilek dilakukan di halaman puskesmas.
Dibangunkan tenda oleh Brimob Polda Kalteng beberapa waktu lalu.

“Sudah dibangunkan tenda ini, setelah kami mengajukan
permohonan. Sejak awal April pelayanan pindah ke sini (halaman, red), termasuk
ibu hamil yang memiliki keluhan seperi Covid-19, kami layani di sini,” ungkap
Rhizall.

Pelayanan yang dilakukan di luar ruangan ini bermaksud agar
virus tidak menjangkit pasien maupun tenaga medis lainnya yang berada dalam
ruangan. Lantaran, pemeriksaan untuk pasien memiliki gejala batuk dan pasien
yang tidak bergejala Covid dilakukan secara terpisah. Bagi pasien yang tidak bergejala
batuk dan pilek, pelayanan diberikan di dalam ruangan.

“Selama adanya Covid-19 ini, saya pikir masyarakat lebih
sadar. Mereka sudah mengerti ciri-ciri Covid-19. Apabila mengalami batuk dan pilek,
biasanya mereka lebih memiliki tidak ke puskesmas. Salah satu alasan, mungkin karena
takut,” beber pria yang sudah mengabdi di Puskesmas Jekan Raya selama dua tahun
terakhir ini.

Pasalnya, selama pandemi 
Covid-19 ini, tak banyak pasien yang datang ke puskesmas tersebut. Sebelumnya
puskesmas bisa melayani hingga 80 pasien dalam sehari. Namun, selama mewabahnya
Covid-19, setidaknya hanya 20 orang dalam sehari.

“Kami juga membatasi pertemuan dengan pasien. Apalagi
saat ini sudah terjadi transmisi lokal. Kami tidak tahu siapa saja yang datang untuk
diperiksa. Jika ada pasien dengan bergejala phenuomia, langsung kami rujuk ke rumah
sakit rujukan,” katanya.

Baca Juga :  Izzam, Bocah Suku Tidung yang Viral gara-gara Wajahnya Ada di Uang Rp

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kalteng Pos,
pelayanan kesehatan sesuai standar protokol Covid-19 juga dilaksanakan di
Puskesmas Kereng Bangkirai dan Pahandut. Sebagai upaya pencegahan dini terhadap
penyebaran virus corona, puskesmas melakukan langkah screening kepada setiap
pasien yang datang berobat.

Langkah tersebut dilakukan pihak puskesmas sebagai
pencegahan dini mencegah terjadinya penularan Covid-19 antarpasien yang datang
berobat. Di puskesmas tersebut disiapkan meja khusus untuk melakukan screening kepada
setiap pasien yang datang berobat atau sekadar memeriksa kondisi kesehatan.

“Kepada setiap pasien yang datang, pertama-tama kami arahkan
ke meja screening yang terletak di depan. Nantinya akan ditanya oleh petugas
terkait keluhan penyakit yang diderita pasien. Juga diperiksa suhu tubuhnya,” kata
Kepala Puskesmas Kereng Bangkirai Hellyana, Selasa (21/4).

Oleh sebab itu, setiap pasien yang berkunjung ke
puskesmas diharapkan jujur dalam menjelaskan riwayat keluhan penyakit yang diderita
kepada petugas. Terutama pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari luar Kota
Palangka Raya.

Langkah-langkah khusus pencegahan Covid-19 juga
diterapkan di Puskesmas Pahandut. Di antaranya dengan melakukan screening terhadap
pasien yang berkunjung ke puskesmas tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Puskesmas
Pahandut H Riduan.

“Apabila ada pasien yang datang dengan keluhan batuk
disertai suhu tubuh tinggi, kami arahkan ke ruang khusus. Yang tidak memiliki
gejala batuk, dipersilakan ke ruangan lain yang sudah disediakan,” kata Riduan. 

Pelayanan kesehatan dari rumah sakit (RS) hingga ke
tingkat puskesmas pembantu (pustu) menerapkan standar protokol Covid-19. Tenaga
medis wajib memakai alat pelindung diri (APD). Hal ini dilakukan untuk meminimalkan
penyebaran virus mematikan ini.

 

ANISA B WAHDAH-AGUS JAYA, Palangka Raya

 

PENYEBARAN Covid-19 di Kalteng sudah terjadi melalui
transmisi lokal. Artinya, tidak semua pasien yang terjangkit virus ini memiliki
rekam jejak dari luar Kalteng. Karena itu, penerapan layanan kesehatan sesuai
protokol pencegahan Covid-19 wajib dilaksanakan di semua tingkatan.

Seperti yang saat ini dilakukan oleh Puskesmas Jekan
Raya. Seluruh petugas pelayanan kesehatan hingga petugas administrasi wajib
menggunakan APD. Meski tidak menggunakan APD standar World Health Organization
(WHO) atau organisasi kesehatan dunia, tapi para petugas di puskesmas ini
melindungi diri mereka dari penularan Covid-19 dengan mengunakan masker, sarung
tangan, hazmat, hingga jas hujan. Ada yang menggunakan jas hujan berbahan
parasut. Ada pula yang menggunakan jas hujan berbahan plastic, yang penggunaannya
tidak bertahan lama. Jika sudah sobek, maka harus diganti dengan yang baru.

Kepala Puskesmas Jekan Raya Rhizall M Hutapea mengatakan,
selama betugas ia selalu menggunakan APD cover all khusus untuk kesehatan,
berbahan parasut. Meski bukan standar WHO, paling tidak dapat meminimalkan penularan
Covid-19. Apalagi ia belum tentu menangani langsung pasien Covid-19.

“Sebagai garda terdepan, setidaknya bisa meminimalkan penularan,
asal sudah tertutup, menggunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi
droplet dari pasien,” katanya saat dibincangi di Puskesmas Jekan Raya, belum
lama ini.

Para tenaga medis ini bukan hanya berupaya melindungi
diri dengan menggunakan APD berbahan sederhana, tapi juga semaksimal mungkin mencegah
droplet yang dibawa pasien. Memasang pembatas dari plastik tebal dengan
penyangga potongan kayu.

Baca Juga :  Rindu Penggemar, Enggan Disebut Legenda Hidup

“Ini (menunjuk ke pembatas, red) untuk mencegah
terjadinya droplet dari pasien, dibuat sendiri oleh para ibu di puskesmas ini,”
ucapnya kepada Kalteng Pos.

Sudah hampir sebulan ini, pelayanan khusus bagi yang memiliki
keluhan batuk, sakit tenggorokan, dan pilek dilakukan di halaman puskesmas.
Dibangunkan tenda oleh Brimob Polda Kalteng beberapa waktu lalu.

“Sudah dibangunkan tenda ini, setelah kami mengajukan
permohonan. Sejak awal April pelayanan pindah ke sini (halaman, red), termasuk
ibu hamil yang memiliki keluhan seperi Covid-19, kami layani di sini,” ungkap
Rhizall.

Pelayanan yang dilakukan di luar ruangan ini bermaksud agar
virus tidak menjangkit pasien maupun tenaga medis lainnya yang berada dalam
ruangan. Lantaran, pemeriksaan untuk pasien memiliki gejala batuk dan pasien
yang tidak bergejala Covid dilakukan secara terpisah. Bagi pasien yang tidak bergejala
batuk dan pilek, pelayanan diberikan di dalam ruangan.

“Selama adanya Covid-19 ini, saya pikir masyarakat lebih
sadar. Mereka sudah mengerti ciri-ciri Covid-19. Apabila mengalami batuk dan pilek,
biasanya mereka lebih memiliki tidak ke puskesmas. Salah satu alasan, mungkin karena
takut,” beber pria yang sudah mengabdi di Puskesmas Jekan Raya selama dua tahun
terakhir ini.

Pasalnya, selama pandemi 
Covid-19 ini, tak banyak pasien yang datang ke puskesmas tersebut. Sebelumnya
puskesmas bisa melayani hingga 80 pasien dalam sehari. Namun, selama mewabahnya
Covid-19, setidaknya hanya 20 orang dalam sehari.

“Kami juga membatasi pertemuan dengan pasien. Apalagi
saat ini sudah terjadi transmisi lokal. Kami tidak tahu siapa saja yang datang untuk
diperiksa. Jika ada pasien dengan bergejala phenuomia, langsung kami rujuk ke rumah
sakit rujukan,” katanya.

Baca Juga :  Izzam, Bocah Suku Tidung yang Viral gara-gara Wajahnya Ada di Uang Rp

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kalteng Pos,
pelayanan kesehatan sesuai standar protokol Covid-19 juga dilaksanakan di
Puskesmas Kereng Bangkirai dan Pahandut. Sebagai upaya pencegahan dini terhadap
penyebaran virus corona, puskesmas melakukan langkah screening kepada setiap
pasien yang datang berobat.

Langkah tersebut dilakukan pihak puskesmas sebagai
pencegahan dini mencegah terjadinya penularan Covid-19 antarpasien yang datang
berobat. Di puskesmas tersebut disiapkan meja khusus untuk melakukan screening kepada
setiap pasien yang datang berobat atau sekadar memeriksa kondisi kesehatan.

“Kepada setiap pasien yang datang, pertama-tama kami arahkan
ke meja screening yang terletak di depan. Nantinya akan ditanya oleh petugas
terkait keluhan penyakit yang diderita pasien. Juga diperiksa suhu tubuhnya,” kata
Kepala Puskesmas Kereng Bangkirai Hellyana, Selasa (21/4).

Oleh sebab itu, setiap pasien yang berkunjung ke
puskesmas diharapkan jujur dalam menjelaskan riwayat keluhan penyakit yang diderita
kepada petugas. Terutama pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari luar Kota
Palangka Raya.

Langkah-langkah khusus pencegahan Covid-19 juga
diterapkan di Puskesmas Pahandut. Di antaranya dengan melakukan screening terhadap
pasien yang berkunjung ke puskesmas tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Puskesmas
Pahandut H Riduan.

“Apabila ada pasien yang datang dengan keluhan batuk
disertai suhu tubuh tinggi, kami arahkan ke ruang khusus. Yang tidak memiliki
gejala batuk, dipersilakan ke ruangan lain yang sudah disediakan,” kata Riduan. 

Terpopuler

Artikel Terbaru