30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penjual VCD Film Kartun Diminati, Penjual Batu Akik Bikin Terobosan

Satu dekade terakhir,
bisnis banyak bergeser ke era digitalisasi. Konsumen lebih mudah untuk
mendapatkan berbagai kebutuhan hanya dari dalam genggaman. Perkembangan
teknologi yang begitu pesat ini, banyak menghilangkan bisnis-bisnis “kuno” atau
tradisional. Tapi, masih ada yang mampu bertahan di tengah gempuran zaman.

 

PATHUR-SYAHYUDI,
Palangka Raya

 

DULU, di era
2000 an bisnis penjualan kaset VCD/DVD sedang di masa-masa kejayaan. Saat itu,
dimana ketika orang hendak melihat atau menyaksikan sebuah video harus memutar
sebuah VCD/DVD. Alhasil, banyak pedagang kaset VCD/DVD, karena hasilnya pun
cukup menggiurkan. Namun, masa kejayaan itu tidak berlangsung lama, industri
teknologi berkembang begitu cepat dan pesat.

Seiiring berjalannya
waktu. Kemajuan teknologi yang bukan merupakan kehendak pedagang kaset itu
akhirnya makin terasa. Banyak penjual kaset yang tutup dan banting setir ke
usaha lain yang lebih menjanjikan. Mereka tak lagi berjualan kaset, karena
semua sudah bisa diakses melalui internet. Menonton video dan mendengar musik
melalui aplikasi ataupun situs yang ada di smartphone.

Di tengah pesatnya
perkembangan teknologi ini. Salah satu pedagang kaset VCD/DVD masih bertahan di
Pasar Kahayan. Adalah Yudi, penjual kaset VCD/DVD yang masih betah bertahan. Ia
mengakui, meskipun gempuran era digitalisasi ini banyak memengaruhi usahanya,
namun pelanggan setia dan pembeli VCD/DVD masih ada. Inilah yang membuatnya
tetap buka dengan usaha yang sama.

Baca Juga :  Gratis dan Pelayanannya Kelas Sultan

Yudi mengakui, pada
hari biasa Yudi biasa mendapatkan penghasilan Rp40.000 per hari kalo sepi kalo
rame bisa sampai Rp100.000 per harinya. Untuk kaset sendiri yang paling laku
adalah kaset Mp3 dan VCD film kartun sementara DVD agak jarang lakunya. Mp3
sendiri dihargai Rp. 10.000 sedangkan Vcd Rp. 5.000 dan DVD Rp13.000
perbuahnya.

“Pembelian kaset paling
banyak terjadi di saat akhir pekan. Pada saat anak-anak libur sekloah mereka
membeli vcd kartun. Pada akhir pekan biasanya Yudi mendapatkan penghasilan
Rp150.000 dari penjualan VCD sdan mp3,” ungkap Yudi saat berbincang dengan
Kalteng Pos di kawasan Pasar Kahayan, kemarin (7/12).

Ia sendiri sudah
berjualan kaset dari tahun 2008 sampai sekarang. Dia tidak takut dengan zaman
yang makin berkembang, walaupun sekarang semua sudah mudah didapatkan melalui
internet. “Meskipun beberapa orang mungkin minatnya berkurang untuk membeli
kaset. Tapi saya tetap optimistis bahwa kaset sebagai salah satu sarana hiburan
apa lagi kaset mp3,” pungkasnya.

Sementara usaha lain
yang masih bertahan di tengah gempuran zaman sekarang adalah usaha penjualan
batu akik. Sempat mengalami masa kejayaan, bisnis penjualan batu akik kembali
meredup. Hal ini membuat para pelaku penjualan batu akik ini harus memutar
otak, agar bisnisnya tetap berjalan.

Baca Juga :  Banyak Ajarkan Life Skill, Tiap Pertemuan Berlangsung 25 Menit

Penjual batu akik di
bilangan Pasar Kahayan Sibran mengatakan, beberapa tahun yang lalu penjualan
batu akik sangat diminati. Sehari ia bisa mendapat jutaan rupiah dalam sehari.
Namun sangat berbeda saat ini sangat sunyi yang datang pun hanya tiga atau empat
orang saja.

“Kalau berharap
hanya bekerja berjualan batuk akik saja tidak bisa menjamin untuk mendapatkan
hasil yang lebih, maka dari itu saya juga membuka usaha jasa membuat kalung
nama, cincin ukiran untuk mas kawin,”ucapnya kepada Kalteng Pos di Pasar
Kahayan, Sabtu (7/12).

Kalau dilihat saat ini,
katanya, penjual batu akik makin berkurang dan hanya didapati di pasar Kahayan
atau Pasar Besar, sangat susah di temui karena peminatnya memiliki musim, jadi
kalau bukan musimnya batu akik maka akan susah di cari.

“Jualan batu akik ini musiman mas, karena sudah
tidak musimnya berburu batu akik maka seperti ini sunyi dan hanya sebagian
oaring saja yang masih berminat dan mencari tidak seperti dulu penjual batu di
dimana-mana, pinggiran jalan , dan yang datang untuk melihat maupun yang
membeli berjubel,”tutupnya. (*/ala) 

Satu dekade terakhir,
bisnis banyak bergeser ke era digitalisasi. Konsumen lebih mudah untuk
mendapatkan berbagai kebutuhan hanya dari dalam genggaman. Perkembangan
teknologi yang begitu pesat ini, banyak menghilangkan bisnis-bisnis “kuno” atau
tradisional. Tapi, masih ada yang mampu bertahan di tengah gempuran zaman.

 

PATHUR-SYAHYUDI,
Palangka Raya

 

DULU, di era
2000 an bisnis penjualan kaset VCD/DVD sedang di masa-masa kejayaan. Saat itu,
dimana ketika orang hendak melihat atau menyaksikan sebuah video harus memutar
sebuah VCD/DVD. Alhasil, banyak pedagang kaset VCD/DVD, karena hasilnya pun
cukup menggiurkan. Namun, masa kejayaan itu tidak berlangsung lama, industri
teknologi berkembang begitu cepat dan pesat.

Seiiring berjalannya
waktu. Kemajuan teknologi yang bukan merupakan kehendak pedagang kaset itu
akhirnya makin terasa. Banyak penjual kaset yang tutup dan banting setir ke
usaha lain yang lebih menjanjikan. Mereka tak lagi berjualan kaset, karena
semua sudah bisa diakses melalui internet. Menonton video dan mendengar musik
melalui aplikasi ataupun situs yang ada di smartphone.

Di tengah pesatnya
perkembangan teknologi ini. Salah satu pedagang kaset VCD/DVD masih bertahan di
Pasar Kahayan. Adalah Yudi, penjual kaset VCD/DVD yang masih betah bertahan. Ia
mengakui, meskipun gempuran era digitalisasi ini banyak memengaruhi usahanya,
namun pelanggan setia dan pembeli VCD/DVD masih ada. Inilah yang membuatnya
tetap buka dengan usaha yang sama.

Baca Juga :  Gratis dan Pelayanannya Kelas Sultan

Yudi mengakui, pada
hari biasa Yudi biasa mendapatkan penghasilan Rp40.000 per hari kalo sepi kalo
rame bisa sampai Rp100.000 per harinya. Untuk kaset sendiri yang paling laku
adalah kaset Mp3 dan VCD film kartun sementara DVD agak jarang lakunya. Mp3
sendiri dihargai Rp. 10.000 sedangkan Vcd Rp. 5.000 dan DVD Rp13.000
perbuahnya.

“Pembelian kaset paling
banyak terjadi di saat akhir pekan. Pada saat anak-anak libur sekloah mereka
membeli vcd kartun. Pada akhir pekan biasanya Yudi mendapatkan penghasilan
Rp150.000 dari penjualan VCD sdan mp3,” ungkap Yudi saat berbincang dengan
Kalteng Pos di kawasan Pasar Kahayan, kemarin (7/12).

Ia sendiri sudah
berjualan kaset dari tahun 2008 sampai sekarang. Dia tidak takut dengan zaman
yang makin berkembang, walaupun sekarang semua sudah mudah didapatkan melalui
internet. “Meskipun beberapa orang mungkin minatnya berkurang untuk membeli
kaset. Tapi saya tetap optimistis bahwa kaset sebagai salah satu sarana hiburan
apa lagi kaset mp3,” pungkasnya.

Sementara usaha lain
yang masih bertahan di tengah gempuran zaman sekarang adalah usaha penjualan
batu akik. Sempat mengalami masa kejayaan, bisnis penjualan batu akik kembali
meredup. Hal ini membuat para pelaku penjualan batu akik ini harus memutar
otak, agar bisnisnya tetap berjalan.

Baca Juga :  Banyak Ajarkan Life Skill, Tiap Pertemuan Berlangsung 25 Menit

Penjual batu akik di
bilangan Pasar Kahayan Sibran mengatakan, beberapa tahun yang lalu penjualan
batu akik sangat diminati. Sehari ia bisa mendapat jutaan rupiah dalam sehari.
Namun sangat berbeda saat ini sangat sunyi yang datang pun hanya tiga atau empat
orang saja.

“Kalau berharap
hanya bekerja berjualan batuk akik saja tidak bisa menjamin untuk mendapatkan
hasil yang lebih, maka dari itu saya juga membuka usaha jasa membuat kalung
nama, cincin ukiran untuk mas kawin,”ucapnya kepada Kalteng Pos di Pasar
Kahayan, Sabtu (7/12).

Kalau dilihat saat ini,
katanya, penjual batu akik makin berkurang dan hanya didapati di pasar Kahayan
atau Pasar Besar, sangat susah di temui karena peminatnya memiliki musim, jadi
kalau bukan musimnya batu akik maka akan susah di cari.

“Jualan batu akik ini musiman mas, karena sudah
tidak musimnya berburu batu akik maka seperti ini sunyi dan hanya sebagian
oaring saja yang masih berminat dan mencari tidak seperti dulu penjual batu di
dimana-mana, pinggiran jalan , dan yang datang untuk melihat maupun yang
membeli berjubel,”tutupnya. (*/ala) 

Terpopuler

Artikel Terbaru