30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Presiden Jokowi: Stop Impor Bahan Petrokimia pada 2024

Industri petrokimia
menjadi salah satu penyebab tekornya neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah
pun mendorong industri petrokimia terus berkembang dan bisa memenuhi kebutuhan
di dalam negeri. Itulah yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan
pabrik baru PT Chandra Asri Petrochemical di Kota Cilegon, Banten, kemarin
(6/12).

Pabrik tersebut
memproduksi polietilena, bahan baku untuk produk pendukung infrastruktur, dan
produk kebutuhan keseharian. Jokowi menyatakan, berdasar data pemerintah,
kebutuhan polietilena sebagai bahan baku industri dalam negeri mencapai 2,3
juta ton per tahun. Kapasitas produksi nasional untuk bahan baku tersebut baru
mencapai 780 ribu ton. ’’Artinya, kita masih impor 1,52 juta ton,’’ ungkapnya.

Jokowi memaparkan,
neraca perdagangan ekspor dan impor untuk seluruh bahan kimia mengalami defisit
Rp 193 triliun. Nilai ekspornya mencapai Rp 124 triliun dan impor Rp 317
triliun. Menurut Jokowi, defisit kebutuhan tersebut merupakan peluang bagi
industri di dalam negeri. Dia menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan insentif
berupa tax holiday bagi pengusaha yang berinvestasi di sektor tersebut.
’’Jangan berikan peluang-peluang seperti ini ke negara lain dong. Kalau kita
bisa membuat sendiri, kenapa harus impor?’’ katanya.

Baca Juga :  Ketahui Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Booster saat Ramadan

Jokowi mengapresiasi
langkah PT Chandra Asri yang terus meningkatkan produksi. Mantan wali kota Solo
itu menargetkan Indonesia bisa bebas dari jerat impor produk petrokimia pada
2024. ’’Feeling saya, kita gak impor bahan-bahan petrokimia 4 tahun sampai 5
tahun lagi,’’ tuturnya.

Presiden Direktur PT
Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra menjelaskan, pabrik baru berkapasitas
400 ribu ton per tahun itu dibangun dengan nilai investasi USD 380 juta atau
setara Rp 5,3 triliun. Dengan pabrik baru, kapasitas produksi perusahaan
meningkat menjadi 736 ribu ton per tahun. Dia memastikan hasil produksi pabrik
bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri nasional sebagai produk
substitusi impor. Dia memperkirakan dapat mengurangi defisit perdagangan dan
menghemat devisa hingga Rp 8 triliun.

Baca Juga :  Rekrutmen CPNS Guru Masih Tetap Ada, Tapi

Erwin menambahkan,
pihaknya akan kembali berinvestasi untuk mengembangkan kompleks pabrik
petrokimia kedua. Nilai investasinya mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 80
triliun dan pembangunan itu diprediksi tuntas dalam empat tahun. ’’Kami
berharap bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor dan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,’’ tuturnya.

Selama pembangunan
berlangsung, Chandra Asri bakal menyerap sekitar 25 ribu tenaga kerja.
Mayoritas adalah tenaga kerja ahli seperti engineer. Selain investasi pada
kompleks kedua ini, sejak 2005 sampai 2019, Chandra Asri merealisasikan
investasi Rp 28 triliun dengan berbagai kegiatan ekspansi kapasitas,
debottlenecking, dan pembangunan pabrik baru.(jpc)

 

Industri petrokimia
menjadi salah satu penyebab tekornya neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah
pun mendorong industri petrokimia terus berkembang dan bisa memenuhi kebutuhan
di dalam negeri. Itulah yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan
pabrik baru PT Chandra Asri Petrochemical di Kota Cilegon, Banten, kemarin
(6/12).

Pabrik tersebut
memproduksi polietilena, bahan baku untuk produk pendukung infrastruktur, dan
produk kebutuhan keseharian. Jokowi menyatakan, berdasar data pemerintah,
kebutuhan polietilena sebagai bahan baku industri dalam negeri mencapai 2,3
juta ton per tahun. Kapasitas produksi nasional untuk bahan baku tersebut baru
mencapai 780 ribu ton. ’’Artinya, kita masih impor 1,52 juta ton,’’ ungkapnya.

Jokowi memaparkan,
neraca perdagangan ekspor dan impor untuk seluruh bahan kimia mengalami defisit
Rp 193 triliun. Nilai ekspornya mencapai Rp 124 triliun dan impor Rp 317
triliun. Menurut Jokowi, defisit kebutuhan tersebut merupakan peluang bagi
industri di dalam negeri. Dia menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan insentif
berupa tax holiday bagi pengusaha yang berinvestasi di sektor tersebut.
’’Jangan berikan peluang-peluang seperti ini ke negara lain dong. Kalau kita
bisa membuat sendiri, kenapa harus impor?’’ katanya.

Baca Juga :  Ketahui Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Booster saat Ramadan

Jokowi mengapresiasi
langkah PT Chandra Asri yang terus meningkatkan produksi. Mantan wali kota Solo
itu menargetkan Indonesia bisa bebas dari jerat impor produk petrokimia pada
2024. ’’Feeling saya, kita gak impor bahan-bahan petrokimia 4 tahun sampai 5
tahun lagi,’’ tuturnya.

Presiden Direktur PT
Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra menjelaskan, pabrik baru berkapasitas
400 ribu ton per tahun itu dibangun dengan nilai investasi USD 380 juta atau
setara Rp 5,3 triliun. Dengan pabrik baru, kapasitas produksi perusahaan
meningkat menjadi 736 ribu ton per tahun. Dia memastikan hasil produksi pabrik
bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri nasional sebagai produk
substitusi impor. Dia memperkirakan dapat mengurangi defisit perdagangan dan
menghemat devisa hingga Rp 8 triliun.

Baca Juga :  Rekrutmen CPNS Guru Masih Tetap Ada, Tapi

Erwin menambahkan,
pihaknya akan kembali berinvestasi untuk mengembangkan kompleks pabrik
petrokimia kedua. Nilai investasinya mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 80
triliun dan pembangunan itu diprediksi tuntas dalam empat tahun. ’’Kami
berharap bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor dan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,’’ tuturnya.

Selama pembangunan
berlangsung, Chandra Asri bakal menyerap sekitar 25 ribu tenaga kerja.
Mayoritas adalah tenaga kerja ahli seperti engineer. Selain investasi pada
kompleks kedua ini, sejak 2005 sampai 2019, Chandra Asri merealisasikan
investasi Rp 28 triliun dengan berbagai kegiatan ekspansi kapasitas,
debottlenecking, dan pembangunan pabrik baru.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru