27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Jadi Langganan Mantan Wali Kota, Pernah Mencukur Rambut Mantan Kapolda

Pangkas
rambut di kawasan kompleks Pasar Besar masih menjadi primadona. Tempat usaha
yang berada di Jalan Jawa, Kelurahan Pahandut itu tetap menjadi pilihan bagi warga
umumnya maupun pejabat untuk mendapatkan pelayanan cukur rambut.

AGUS JAYA, Palangka Raya

 

SABTU (4/1) siang, di kios
berukuran 1,5 m x 2 m
itu, Didit tampak masih
sibuk mencukur rambut seorang anak
berusia tujuh
tahun. Secara perlahan dan telaten
merapikan rambut anak itu. Di belakangnya
terlihat
seorang anak lain yang tengah duduk ditemani
ibunya.
Sembari menunggu giliran,
anak itu
sibuk
memainkan ponsel di tangannya.

Sedangkan di kios sebelahnya yang juga
berukuran kurang lebih sama
, Wahyu sang pemilik
Kios Pangkas Rambut
Limao
, juga terlihat sibuk mencukur rambut
seorang remaja. Begitu tangkas dan penuh konsentrasi melayani pelanggannya itu.

Kios pangkas rambut milik Wahyu dan Didit
merupakan sebagian dari deretan kios pangkas rambut yang berjejer di Jalan Jawa,
kompleks Pasar
Besar Palangaka Raya. Total ada
lebih dari 27 kios yang berjejer di tanah milik
Pemko
Palangka
Raya
itu.

Menurut Wahyu dan Didit,
awal 2020 ini
juga bertepatan dengan berakhirnya liburan sekolah
. Karena itu, jumlah
pelanggan yang menggunakan jasa pangkas rambut
relatif
stabil. Tidak ada peningkatan atau penurunan berarti di bandingkan hari
lainnya.

“Selama hari-hari
pada awal 2020 ini, warga yang datang bercukur
ke
sini sama seperti hari biasa, tidak
tapi  menentu.
S
edang ajalah,”
terang Wahyu saat
dibincangi usai mencukur rambut
pelanggannya
.

Menurut warga Jalan Murjani yang menjalani
profesi sebagai tukang cukur sejak tahun 2004 itu, pendapatan biasanya
meningkat saat
menjelang hari besar keagamaan seperti Idulfitri,
Iduladha, maupun Natal.
 

Baca Juga :  Momen Women’s Day, Intan Kusuma Hadie Bawa Spirit Perempuan Kuat

“Seperti bulan mendekati Natal
itu banyak
orang yang datang
,” kata Wahyu juga membuka pelayanan mewarnai
rambut
itu.

Penuturan Wahyu tersebut diamini oleh rekannya Didit.
Menurut warga yang berdomisili di kompleks Kalibata, Jalan RTA Milono itu
,
pendapatan
saat awal tahun seperti sekarang ini tidaklah
menentu.

“Pendapatan sempat meningkat saat
Natalan
kemarin. Sekarang
ini kan anak sekolah
selesai liburan,
mau masuk sekolah
lagi,” jelas Didit
yang sudah menekuini profesi pangkas rambut sejak 2002
lalu.

Menurut Didit, saat ini pemasukan bisnis
pangkas rambut di
Jalan Jawa mengalami penurunan dibandingkan
tahun
-tahun sebelumnya. “Sejak
pemerintahan berganti kemarin
, rasanya sudah menurun.
Mungkin
karena faktor ekonomi yang lagi lesu.
Lihat saja
ada banyak usaha yang tutup. Jadi sekarang ini agak
sepi,” keluh Didit lagi.

Hal senada juga diutarakan Lahmuddin alias Udin,
warga Kabupaten Kapuas yang sudah 25 tahun berprofesi sebagai tukang cukur di Jalan
Jawa.

“Sekarang ini 
usaha pangkas rambut agak sepi, kada kaya dulu lagi. Ramainya kalau mau hari
raya atau hari besar.
Mungkin karena di manamana
sudah ada
kios pangkas rambut,” ujar pemilik Kios Pangkas
Rambut Trendy yang juga membuka
usaha pangkas rambut di Jalan Set
h Adji.

Didit ,Wahyu, maupun Lahmuddin sama-sama mengakui
bahwa keahlian mencukur rambut didapat atau dipelajari secara
autodidak.
“Kalau saya dahulu bermodal nekad aja, berani mencoba sambil melihat orang saja.
Jadi gak ada istilah pakai kursus segala,” tutur Wahyu sembari tersenyum.

Sementara itu, berdasarkan cerita Riduansyah yang
disebut-sebut sebagai salah satu tukang cukur terlama di wilayah itu, pada tahun
1980-an kios pangkas rambut yang ada di Jalan Jawa hanya merupakan kios-kios yang
dibangunan untuk pedagang kelontongan.

Baca Juga :  Pengakuan Alumni Poltekkes Palangka Raya Menjadi Sukarelawan di RSDC W

“Dahulu di sini cuma ada sekitar 6 sampai
7 pintu yang membuka usaha tukang cukur,” cerita Riduansyah yang sehari
hari
dipanggil dengan sebutan Agus.

Lebih lanjut Riduansyah mengisahkan, setelah beberapa
kali terjadi pergantian kepemilikan kios, mulailah berdiri deretan kios pangkas
rambut seperti yang dikenal sekarang ini.

“Khusus kios pangkas rambut di Jalan Jawa ini
mulai dibangun pemerintah kota pada tahun 1988.
Awalnya ada 14 kios yang
dibangun di sini,”
tutur pria yang sudah
menjadi tukang cukur sejak 1993 ini.

Lebih lanjut dikatakannya, bangunan 14 kios
pangkas rambut  tersebut
sempat dibongkar
dan dibangun kembali sehingga berkembang menjadi 27 pintu seperti
saat ini.
Warga Jalan
Rindang Banua itu menjelaskan,
kios
-kios itu kemudian dilelang oleh Pemko
Palangka Raya
kepada masyarakat.

“Jadi kami di
sini cuma
ngontrak dengan pemilik kios
,” ujarnya.

Pria
pemilik Pangkas
Rambut Seroja itu mengakui, dirinya
menjadi tukang cukur langganan mantan Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia. Ia
juga pernah mencukur ramput mantan Kapolda Kalteng Brigjen
Ardjunan
Walan.

Mengenai
h
arga
kontrak satu kios
, sebutnya, ratarata
berkisar Rp10 juta/tahun. Selain itu
, dari para
penyewa kios juga dipungut biaya restribusi pasar dan biaya lampu atau listrik.

“Untuk
biaya listrik kami
membayar hampir 250 ribu untuk
empat pintu
,” terang Riduansyah lagi.

Berdasarkan hasil
pemantauan,
sewa pangkas rambut di kios pangkas rambut sepanjang Jalan Jawa tersebut rata-rata
Rp20 ribu untuk orang  dewasa dan Rp10-15
ribu untuk anak anak dan remaja. (*/
ce/ala)

Pangkas
rambut di kawasan kompleks Pasar Besar masih menjadi primadona. Tempat usaha
yang berada di Jalan Jawa, Kelurahan Pahandut itu tetap menjadi pilihan bagi warga
umumnya maupun pejabat untuk mendapatkan pelayanan cukur rambut.

AGUS JAYA, Palangka Raya

 

SABTU (4/1) siang, di kios
berukuran 1,5 m x 2 m
itu, Didit tampak masih
sibuk mencukur rambut seorang anak
berusia tujuh
tahun. Secara perlahan dan telaten
merapikan rambut anak itu. Di belakangnya
terlihat
seorang anak lain yang tengah duduk ditemani
ibunya.
Sembari menunggu giliran,
anak itu
sibuk
memainkan ponsel di tangannya.

Sedangkan di kios sebelahnya yang juga
berukuran kurang lebih sama
, Wahyu sang pemilik
Kios Pangkas Rambut
Limao
, juga terlihat sibuk mencukur rambut
seorang remaja. Begitu tangkas dan penuh konsentrasi melayani pelanggannya itu.

Kios pangkas rambut milik Wahyu dan Didit
merupakan sebagian dari deretan kios pangkas rambut yang berjejer di Jalan Jawa,
kompleks Pasar
Besar Palangaka Raya. Total ada
lebih dari 27 kios yang berjejer di tanah milik
Pemko
Palangka
Raya
itu.

Menurut Wahyu dan Didit,
awal 2020 ini
juga bertepatan dengan berakhirnya liburan sekolah
. Karena itu, jumlah
pelanggan yang menggunakan jasa pangkas rambut
relatif
stabil. Tidak ada peningkatan atau penurunan berarti di bandingkan hari
lainnya.

“Selama hari-hari
pada awal 2020 ini, warga yang datang bercukur
ke
sini sama seperti hari biasa, tidak
tapi  menentu.
S
edang ajalah,”
terang Wahyu saat
dibincangi usai mencukur rambut
pelanggannya
.

Menurut warga Jalan Murjani yang menjalani
profesi sebagai tukang cukur sejak tahun 2004 itu, pendapatan biasanya
meningkat saat
menjelang hari besar keagamaan seperti Idulfitri,
Iduladha, maupun Natal.
 

Baca Juga :  Momen Women’s Day, Intan Kusuma Hadie Bawa Spirit Perempuan Kuat

“Seperti bulan mendekati Natal
itu banyak
orang yang datang
,” kata Wahyu juga membuka pelayanan mewarnai
rambut
itu.

Penuturan Wahyu tersebut diamini oleh rekannya Didit.
Menurut warga yang berdomisili di kompleks Kalibata, Jalan RTA Milono itu
,
pendapatan
saat awal tahun seperti sekarang ini tidaklah
menentu.

“Pendapatan sempat meningkat saat
Natalan
kemarin. Sekarang
ini kan anak sekolah
selesai liburan,
mau masuk sekolah
lagi,” jelas Didit
yang sudah menekuini profesi pangkas rambut sejak 2002
lalu.

Menurut Didit, saat ini pemasukan bisnis
pangkas rambut di
Jalan Jawa mengalami penurunan dibandingkan
tahun
-tahun sebelumnya. “Sejak
pemerintahan berganti kemarin
, rasanya sudah menurun.
Mungkin
karena faktor ekonomi yang lagi lesu.
Lihat saja
ada banyak usaha yang tutup. Jadi sekarang ini agak
sepi,” keluh Didit lagi.

Hal senada juga diutarakan Lahmuddin alias Udin,
warga Kabupaten Kapuas yang sudah 25 tahun berprofesi sebagai tukang cukur di Jalan
Jawa.

“Sekarang ini 
usaha pangkas rambut agak sepi, kada kaya dulu lagi. Ramainya kalau mau hari
raya atau hari besar.
Mungkin karena di manamana
sudah ada
kios pangkas rambut,” ujar pemilik Kios Pangkas
Rambut Trendy yang juga membuka
usaha pangkas rambut di Jalan Set
h Adji.

Didit ,Wahyu, maupun Lahmuddin sama-sama mengakui
bahwa keahlian mencukur rambut didapat atau dipelajari secara
autodidak.
“Kalau saya dahulu bermodal nekad aja, berani mencoba sambil melihat orang saja.
Jadi gak ada istilah pakai kursus segala,” tutur Wahyu sembari tersenyum.

Sementara itu, berdasarkan cerita Riduansyah yang
disebut-sebut sebagai salah satu tukang cukur terlama di wilayah itu, pada tahun
1980-an kios pangkas rambut yang ada di Jalan Jawa hanya merupakan kios-kios yang
dibangunan untuk pedagang kelontongan.

Baca Juga :  Pengakuan Alumni Poltekkes Palangka Raya Menjadi Sukarelawan di RSDC W

“Dahulu di sini cuma ada sekitar 6 sampai
7 pintu yang membuka usaha tukang cukur,” cerita Riduansyah yang sehari
hari
dipanggil dengan sebutan Agus.

Lebih lanjut Riduansyah mengisahkan, setelah beberapa
kali terjadi pergantian kepemilikan kios, mulailah berdiri deretan kios pangkas
rambut seperti yang dikenal sekarang ini.

“Khusus kios pangkas rambut di Jalan Jawa ini
mulai dibangun pemerintah kota pada tahun 1988.
Awalnya ada 14 kios yang
dibangun di sini,”
tutur pria yang sudah
menjadi tukang cukur sejak 1993 ini.

Lebih lanjut dikatakannya, bangunan 14 kios
pangkas rambut  tersebut
sempat dibongkar
dan dibangun kembali sehingga berkembang menjadi 27 pintu seperti
saat ini.
Warga Jalan
Rindang Banua itu menjelaskan,
kios
-kios itu kemudian dilelang oleh Pemko
Palangka Raya
kepada masyarakat.

“Jadi kami di
sini cuma
ngontrak dengan pemilik kios
,” ujarnya.

Pria
pemilik Pangkas
Rambut Seroja itu mengakui, dirinya
menjadi tukang cukur langganan mantan Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia. Ia
juga pernah mencukur ramput mantan Kapolda Kalteng Brigjen
Ardjunan
Walan.

Mengenai
h
arga
kontrak satu kios
, sebutnya, ratarata
berkisar Rp10 juta/tahun. Selain itu
, dari para
penyewa kios juga dipungut biaya restribusi pasar dan biaya lampu atau listrik.

“Untuk
biaya listrik kami
membayar hampir 250 ribu untuk
empat pintu
,” terang Riduansyah lagi.

Berdasarkan hasil
pemantauan,
sewa pangkas rambut di kios pangkas rambut sepanjang Jalan Jawa tersebut rata-rata
Rp20 ribu untuk orang  dewasa dan Rp10-15
ribu untuk anak anak dan remaja. (*/
ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru