26.7 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Sindir Penemuan Vaksin Covid, Dr Tirta : Benar-benar Jenius, atau Pemb

PENGUSAHA dan
dokter, Tirta kembali menyurakan keganjilannya atas penanganan Covid-19 di
tanah air.

Kali ini, terkait Indonesia yang akan membeli vaksin
dari luar negeri. Dimana vaksin akan masuk dalam waktu dekat.

Tirta pun menyoal vaksin tersebut. Tirta selalu
mengatakan virus corona ada, namun obatnya belum ada. “Covid emang edan.
Massive. Tapi boleh kita berpikir kan. Adakah “udang dib alik batu” soal
Covid-Covid ini?,” tulisnya lewat Instagram, Sabtu (17/10/2020).

Dia mengunggah berbagai tulisan dan live untuk
membahas ini.

Tirta pun menyindir negara yang mampu membuat vaksin
virus hanya dalam delapan bulan. “Benar-benar jenius, atau pembuat vaksin ini
yang buat virus kopet ini,” jelasnya.

Tirta pun harus rela dicap sebagai antek teori
konspirasi. “Padahal gue share bukti juga ada. Apa itu Covax, Gavi, kronologis
juga ada. Sinovac kan memang China? Gue enggak hoax kok, vaksin lokal kita
merah putih yang dikembangkan iejman masih lama bro,” tegasnya.

“Yang bilang Covid-19 enggak ada siape? Covid 19 ada
kok, bahayanya ada, wong jelas yang meninggal banyak. Yang enggak ada itu
obatnya, Covid kan self limiting disease kalo antibodi kuat. Kalau antibodi
lemah, bisa meninggal makanya dikasi obat pereda gejala,” tandasnya.

Baca Juga :  Kang Sora Resmi Menikah di Usia 30 Tahun

Dia menjelaskan obat yang beredar selama ini cuma
mengatasin gejala pada saluran pernafasan. “Cara mencegahnya ya imun, iman,
aman. Salah satunya 3M, olahrga dan makan,” sebutnya.

Makanya, dia merasa aneh vaksin bisa ditemukan
begitu cepat. “Anehnya obat aje susah, tapi vaksin ketemu 8 bulan. Google donk
ebola vaksin ketemu kapan? Mers? Hiv? Influenza? Jangan apa-apa “antek
konspirasi”,” ungkapnya.

“Logika: vaksin mers, flu burung, sars Cov 1, aje
susah banget ditemuin. Vaksin influenza aja butuh puluhan tahun. Vaksin ebola
butuh 5 tahun. Covid 19, yang massive, bisa ketemu 8 bulan. Mantep Gates.
Menerapkan sistem malware dan software di dunia nyata. Jeniusnya enggak
ketulungan. Akhirnya kita mau enggak mau pake tu vaksin. Makasih deh Pak Gates,
Gavi dan Covax. Cuma dua kemungkinan : benar-benar jenius, atau pembuat vaksin
ini yang buat virus kopet ini,” paparnya.

Tirta sendiri punya alasan kenapa dirinya menyoal
vaksin ini. “Gue cuma berlogika aje, enggak boleh? Lu siapa atur-atur otak gue?
Emang ini negara macam Korut? Yang opini ape-ape kagak boleh? Yang disuntik
Sinovac pertama itu relawan ama nakes bro. Makanya gue beropini boleh lah, wong
gue yang pertama dikasi,” bebernya.

Baca Juga :  Pernikahan Ditunda Lagi Gara-gara Corona

“Jadi vaksin dikasi ke nakes, relawan dkk dulu
(include saya) baru rakyat no 4. Vaksin ini status setau ane bakal wajib ye.
Perintah soale dari si Covax dan who. Dah trima aja. Hidup Covax! Pejabat
terakhir kayanya kalo dari slide 3. Hehehe mau cek ombak dulu mereka
nampaknya,” sindirnya.

Tirta pun yakin pemerintah Indonesia bakal
mengiyakan saja soal membeli vaksin ini. “Saya kira gegara covid 19 ini,
Indonesia harus tunduk ke Covax dan WHO. Daripada utang IMF-nya dibahas terus,”
sebutnya.

Dia juga menjelaskan soal Covax, yang menurutnya
adalah sebuah inisiatif persatuan 170 negara yang dilakukan WHO, agar pembagian
vaksin dilakukan secara adil.

“Dibantu oleh Gavi. Gavi didanai dan dimulai oleh
Bill Gates sejak 1999. Pinter manfaatin celah dia. Setelah teknologi. Dia tau
bahwa manusia akan remuk karena virus pernafasan. So sesuai dugaaan di kala
covid prediksi dia kejadian. “Prediksi” or?,” tulisnya. 

PENGUSAHA dan
dokter, Tirta kembali menyurakan keganjilannya atas penanganan Covid-19 di
tanah air.

Kali ini, terkait Indonesia yang akan membeli vaksin
dari luar negeri. Dimana vaksin akan masuk dalam waktu dekat.

Tirta pun menyoal vaksin tersebut. Tirta selalu
mengatakan virus corona ada, namun obatnya belum ada. “Covid emang edan.
Massive. Tapi boleh kita berpikir kan. Adakah “udang dib alik batu” soal
Covid-Covid ini?,” tulisnya lewat Instagram, Sabtu (17/10/2020).

Dia mengunggah berbagai tulisan dan live untuk
membahas ini.

Tirta pun menyindir negara yang mampu membuat vaksin
virus hanya dalam delapan bulan. “Benar-benar jenius, atau pembuat vaksin ini
yang buat virus kopet ini,” jelasnya.

Tirta pun harus rela dicap sebagai antek teori
konspirasi. “Padahal gue share bukti juga ada. Apa itu Covax, Gavi, kronologis
juga ada. Sinovac kan memang China? Gue enggak hoax kok, vaksin lokal kita
merah putih yang dikembangkan iejman masih lama bro,” tegasnya.

“Yang bilang Covid-19 enggak ada siape? Covid 19 ada
kok, bahayanya ada, wong jelas yang meninggal banyak. Yang enggak ada itu
obatnya, Covid kan self limiting disease kalo antibodi kuat. Kalau antibodi
lemah, bisa meninggal makanya dikasi obat pereda gejala,” tandasnya.

Baca Juga :  Kang Sora Resmi Menikah di Usia 30 Tahun

Dia menjelaskan obat yang beredar selama ini cuma
mengatasin gejala pada saluran pernafasan. “Cara mencegahnya ya imun, iman,
aman. Salah satunya 3M, olahrga dan makan,” sebutnya.

Makanya, dia merasa aneh vaksin bisa ditemukan
begitu cepat. “Anehnya obat aje susah, tapi vaksin ketemu 8 bulan. Google donk
ebola vaksin ketemu kapan? Mers? Hiv? Influenza? Jangan apa-apa “antek
konspirasi”,” ungkapnya.

“Logika: vaksin mers, flu burung, sars Cov 1, aje
susah banget ditemuin. Vaksin influenza aja butuh puluhan tahun. Vaksin ebola
butuh 5 tahun. Covid 19, yang massive, bisa ketemu 8 bulan. Mantep Gates.
Menerapkan sistem malware dan software di dunia nyata. Jeniusnya enggak
ketulungan. Akhirnya kita mau enggak mau pake tu vaksin. Makasih deh Pak Gates,
Gavi dan Covax. Cuma dua kemungkinan : benar-benar jenius, atau pembuat vaksin
ini yang buat virus kopet ini,” paparnya.

Tirta sendiri punya alasan kenapa dirinya menyoal
vaksin ini. “Gue cuma berlogika aje, enggak boleh? Lu siapa atur-atur otak gue?
Emang ini negara macam Korut? Yang opini ape-ape kagak boleh? Yang disuntik
Sinovac pertama itu relawan ama nakes bro. Makanya gue beropini boleh lah, wong
gue yang pertama dikasi,” bebernya.

Baca Juga :  Pernikahan Ditunda Lagi Gara-gara Corona

“Jadi vaksin dikasi ke nakes, relawan dkk dulu
(include saya) baru rakyat no 4. Vaksin ini status setau ane bakal wajib ye.
Perintah soale dari si Covax dan who. Dah trima aja. Hidup Covax! Pejabat
terakhir kayanya kalo dari slide 3. Hehehe mau cek ombak dulu mereka
nampaknya,” sindirnya.

Tirta pun yakin pemerintah Indonesia bakal
mengiyakan saja soal membeli vaksin ini. “Saya kira gegara covid 19 ini,
Indonesia harus tunduk ke Covax dan WHO. Daripada utang IMF-nya dibahas terus,”
sebutnya.

Dia juga menjelaskan soal Covax, yang menurutnya
adalah sebuah inisiatif persatuan 170 negara yang dilakukan WHO, agar pembagian
vaksin dilakukan secara adil.

“Dibantu oleh Gavi. Gavi didanai dan dimulai oleh
Bill Gates sejak 1999. Pinter manfaatin celah dia. Setelah teknologi. Dia tau
bahwa manusia akan remuk karena virus pernafasan. So sesuai dugaaan di kala
covid prediksi dia kejadian. “Prediksi” or?,” tulisnya. 

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru