26.6 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Suwe Ora Jamu, Busana Unik Hannie Hananto yang Dipamerkan di Korea

Jamu gendong adalah salah
satu budaya warisan leluhur turun menurun. Erat dengan budaya Jawa, jamu
gendong juga dikenal masyarakat tanah air lewat lagu yang berjudul 
‘Suwe
Ora Jamu’
. Siapa sangka, inspirasi itu bisa dituangkan lewat pagelaran
fashion.

Ide memaparkan budaya jamu
gendong ke dalam dunia fashion sukses dilakukan oleh fashion desainer Hannie
Hananto. Hannie bahkan mendapatkan kehormatan diundang mewakili Indonesia oleh
Korea Research Institute for Fashion Industry (KRIFI) dalam ajang fashion
tahunan terbesar di Korea Selatan, Daegu International Fashion Culture
(DIFACUL) 2019.

Dengan mengusung tema ‘New
Collaboration Fashion Playground’, DIFACUL 2019 berlangsung pada tanggal 4-6
Oktober 2019 di Suseong Lake, Sangwha Dongsan, Kota Daegu, Korea Selatan.

Baca Juga :  11 Tahun Diam, Syahrini Sisir Orang yang Mencemarkan Nama Baiknya

‘Suwe Ora
Jamu’
 sendiri memiliki arti â€˜Lama Tidak
Minum Jamu’
. Jamu adalah minuman tradisional dari Jawa yang dikenal
masyarakat luas dengan ciri khas penjual jamu yang membawa keranjang isi jamu
dengan cara digendong di belakang. Namun, di era modern saat ini, popularitas
jamu perlahan semakin memudar.

“Koleksi Suwe Ora Jamu
mewakili budaya, pengrajin lokal, dan negara kita. Tentang rasa cinta, hormat,
dan semangat yang kita perjuangkan agar terus tumbuh dan berkembang dalam diri
bangsa Indonesia,” papar Hannie, Senin (7/10).

Sedikitnya ada 10 jepretan
karya Hannie yang terpotret dengan memberikan unsur motif jamu gendong pada
busananya. Koleksi Suwe Ora Jamu merupakan busana muslim berpotongan simpel
dengan menonjolkan permainan motif cetak yang berwarna-warni sebagai gambaran
keragaman yang inklusif, perpaduan antara kearifan lokal dan suasana
kebahagiaan.

Baca Juga :  Dipindah ke Rutan Pondok Bambu, Ini Alasannya

Beberapa busana juga
menampilkan motif-motif geometris garis-garis. Ada pula motif polkadot dengan
gaya kontemporer untuk para perempuan urban look. Warna-warna yang
digunakan adalah warna monokrom dan warna-warna terang seperti warna kuning,
oranye, merah dan biru. Cocok untuk menggambarkan musim gugur yang sedang
dialami negara 4 musim seperti Korea.

Jenis busananya lebih
dominan menampilkan dress dan tunik. Ada pula beberapa koleksi celana dan padu
padan busana loose fit. Bernapaskan modest wear, tak lupa Hannie
juga menonjolkan aksesori berupa topi besar dan syal.(jpg)

 

Jamu gendong adalah salah
satu budaya warisan leluhur turun menurun. Erat dengan budaya Jawa, jamu
gendong juga dikenal masyarakat tanah air lewat lagu yang berjudul 
‘Suwe
Ora Jamu’
. Siapa sangka, inspirasi itu bisa dituangkan lewat pagelaran
fashion.

Ide memaparkan budaya jamu
gendong ke dalam dunia fashion sukses dilakukan oleh fashion desainer Hannie
Hananto. Hannie bahkan mendapatkan kehormatan diundang mewakili Indonesia oleh
Korea Research Institute for Fashion Industry (KRIFI) dalam ajang fashion
tahunan terbesar di Korea Selatan, Daegu International Fashion Culture
(DIFACUL) 2019.

Dengan mengusung tema ‘New
Collaboration Fashion Playground’, DIFACUL 2019 berlangsung pada tanggal 4-6
Oktober 2019 di Suseong Lake, Sangwha Dongsan, Kota Daegu, Korea Selatan.

Baca Juga :  11 Tahun Diam, Syahrini Sisir Orang yang Mencemarkan Nama Baiknya

‘Suwe Ora
Jamu’
 sendiri memiliki arti â€˜Lama Tidak
Minum Jamu’
. Jamu adalah minuman tradisional dari Jawa yang dikenal
masyarakat luas dengan ciri khas penjual jamu yang membawa keranjang isi jamu
dengan cara digendong di belakang. Namun, di era modern saat ini, popularitas
jamu perlahan semakin memudar.

“Koleksi Suwe Ora Jamu
mewakili budaya, pengrajin lokal, dan negara kita. Tentang rasa cinta, hormat,
dan semangat yang kita perjuangkan agar terus tumbuh dan berkembang dalam diri
bangsa Indonesia,” papar Hannie, Senin (7/10).

Sedikitnya ada 10 jepretan
karya Hannie yang terpotret dengan memberikan unsur motif jamu gendong pada
busananya. Koleksi Suwe Ora Jamu merupakan busana muslim berpotongan simpel
dengan menonjolkan permainan motif cetak yang berwarna-warni sebagai gambaran
keragaman yang inklusif, perpaduan antara kearifan lokal dan suasana
kebahagiaan.

Baca Juga :  Dipindah ke Rutan Pondok Bambu, Ini Alasannya

Beberapa busana juga
menampilkan motif-motif geometris garis-garis. Ada pula motif polkadot dengan
gaya kontemporer untuk para perempuan urban look. Warna-warna yang
digunakan adalah warna monokrom dan warna-warna terang seperti warna kuning,
oranye, merah dan biru. Cocok untuk menggambarkan musim gugur yang sedang
dialami negara 4 musim seperti Korea.

Jenis busananya lebih
dominan menampilkan dress dan tunik. Ada pula beberapa koleksi celana dan padu
padan busana loose fit. Bernapaskan modest wear, tak lupa Hannie
juga menonjolkan aksesori berupa topi besar dan syal.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru