28.2 C
Jakarta
Sunday, October 6, 2024

Mengenang Perjalanan Marissa Haque: Kariernya Jadi Artis Hingga Politikus

KABAR duka menyelimuti keluarga Ikang Fawzi, dimana istrinya Marissa Haque meninggal dunia pada hari ini Rabu (2/10/2024) dini hari tadi.

Marissa Haque merupakan artis yang kerap wara wiri di televisi pada tahun 80-an bahkan sampai tahun 2000-an kala itu. Ia juga tercatat sebagai politisi yang pernah bergonta ganti partai.

Dalam unggahan sang putri, Chiki Fawzi, disebutkan jika Marissa Haque sempat mengungkapkan keinginan terakhirnya untuk dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Berikut Profil dan perjalanan karier Marissa Haque:

Profil
Pemilik nama lengkap Marissa Grace Haque, adalah artis yang lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 15 Oktober 1962.

Meski terlahir di Balikpapan, ia melewati masa kecilnya di Palembang. Lalu, berpindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Dasarnya.

Ia memiliki darah campuran Pakistan dan Belanda-Prancis. Hal ini karena kakek dari ayahnya Marissa berasal dari Pakistan dan neneknya berdarah Belanda-Prancis. Sementara itu, darah Indonesia mengalir dari ibunya Mieke Soeharijah yang berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ia merupakan putri sulung dari pasangan Allen Haque dan Mieke. Serta Kedua adiknya yaitu Soraya Haque dan Shahnaz Haque, turut berkarier di dunia hiburan Tanah Air.

Bakat seni Marissa mulai terasah ketika ia aktif mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan menari dalam sanggar “Swara Mahardika” pimpinan Guruh Soekarnoputera.

Pengalaman ini menjadi batu loncatan bagi Marissa untuk memasuki dunia hiburan yang kelak mengantarkannya menjadi salah satu aktris terkemuka di Indonesia.

Baca Juga :  Pj Bupati Tegaskan ASN, P3K dan Honorer Dilarang Berpolitik Praktis

Kisah cintanya pun bermula di lokasi syuting. Marissa Haque menikah dengan Ikang Fawzi pada 3 Juli 1986. Keduanya dikaruniai dua orang anak perempuan, yakni Isabella Muliawai Fawzi dan Chikita Fawzi.

Perjalanan Karier Sebagai Artis
Marissa Haque memulai kariernya pada awal 1980-an. Film pertama yang dibintanginya adalah Kembang Semusim (1981) yang disutradarai MT Risyaf. Penampilan perdana ini mencuri perhatian publik, sehingga Marissa mendapatkan banyak tawaran untuk film lainnya.

Selama dekade 80-an, Marissa Haque menjadi salah satu aktris papan atas yang kerap tampil dalam film-film besar. Beberapa film yang berhasil melejitkan namanya antara lain Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).

Perannya yang memukau dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih membuat Marissa Haque meraih Piala Citra sebagai Aktris Pembantu Terbaik. Sejak saat itu, nama Marissa semakin dikenal di dunia hiburan.

Bakat aktingnya, ditambah pesonanya di layar kaca, membuat ia mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari kalangan insan perfilman Indonesia.

Di luar akting, Marissa juga dikenal sebagai bintang iklan produk sabun pada masa itu, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai artis tenar.

Tercatat, ia masih aktif membintangi sejumlah film dari tahun 80-an sampai dengan 1991, dengan film terakhir Yang Tercinta. Di tahun 1985, ia juga pernah mendapat penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik pada Festival Film Indonesia.

Karier Politik
Selesai dengan berbagai judul filmnya, istri dari Ikang Fawzi ini mulai melangkah maju ke dunia politik. Ia mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR tahun 2004 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca Juga :  Figur yang Ingin Maju Pileg di Pemilu Harus Memperkenalkan Diri

Marissa Haque pun terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat II saat itu.

Karier politiknya di PDIP berjalan lancar hingga ia memutuskan untuk maju sebagai calon wakil gubernur Banten pada 2006, mendampingi Zulkieflimansyah yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Langkah politiknya tersebut menyebabkan ia harus keluar dari PDIP, dan Marissa Haque kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 2007.

Perjalanan politik Marissa terus berlanjut, dan pada tahun 2012, ia pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Keputusannya untuk berpindah partai beberapa kali menandakan bahwa Marissa memiliki prinsip kuat dalam menentukan langkah-langkah politiknya.

Meski Marissa Haque telah berpulang, warisan yang ia tinggalkan di dunia hiburan dan politik akan selalu dikenang.

Karya-karyanya di dunia film, terutama di era 80-an, masih menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Selain itu, kiprahnya di dunia politik juga menjadi bukti bahwa Marissa adalah sosok wanita yang tangguh dan berprinsip.

Kepergian Marissa Haque di usia 61 tahun tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan penggemarnya. Namun, kenangan akan sosoknya sebagai artis, politisi, istri, dan ibu yang penuh cinta akan selalu hidup di hati mereka yang pernah mengenalnya. (pojoksatu/jpg)

KABAR duka menyelimuti keluarga Ikang Fawzi, dimana istrinya Marissa Haque meninggal dunia pada hari ini Rabu (2/10/2024) dini hari tadi.

Marissa Haque merupakan artis yang kerap wara wiri di televisi pada tahun 80-an bahkan sampai tahun 2000-an kala itu. Ia juga tercatat sebagai politisi yang pernah bergonta ganti partai.

Dalam unggahan sang putri, Chiki Fawzi, disebutkan jika Marissa Haque sempat mengungkapkan keinginan terakhirnya untuk dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Berikut Profil dan perjalanan karier Marissa Haque:

Profil
Pemilik nama lengkap Marissa Grace Haque, adalah artis yang lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 15 Oktober 1962.

Meski terlahir di Balikpapan, ia melewati masa kecilnya di Palembang. Lalu, berpindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Dasarnya.

Ia memiliki darah campuran Pakistan dan Belanda-Prancis. Hal ini karena kakek dari ayahnya Marissa berasal dari Pakistan dan neneknya berdarah Belanda-Prancis. Sementara itu, darah Indonesia mengalir dari ibunya Mieke Soeharijah yang berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ia merupakan putri sulung dari pasangan Allen Haque dan Mieke. Serta Kedua adiknya yaitu Soraya Haque dan Shahnaz Haque, turut berkarier di dunia hiburan Tanah Air.

Bakat seni Marissa mulai terasah ketika ia aktif mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan menari dalam sanggar “Swara Mahardika” pimpinan Guruh Soekarnoputera.

Pengalaman ini menjadi batu loncatan bagi Marissa untuk memasuki dunia hiburan yang kelak mengantarkannya menjadi salah satu aktris terkemuka di Indonesia.

Baca Juga :  Pj Bupati Tegaskan ASN, P3K dan Honorer Dilarang Berpolitik Praktis

Kisah cintanya pun bermula di lokasi syuting. Marissa Haque menikah dengan Ikang Fawzi pada 3 Juli 1986. Keduanya dikaruniai dua orang anak perempuan, yakni Isabella Muliawai Fawzi dan Chikita Fawzi.

Perjalanan Karier Sebagai Artis
Marissa Haque memulai kariernya pada awal 1980-an. Film pertama yang dibintanginya adalah Kembang Semusim (1981) yang disutradarai MT Risyaf. Penampilan perdana ini mencuri perhatian publik, sehingga Marissa mendapatkan banyak tawaran untuk film lainnya.

Selama dekade 80-an, Marissa Haque menjadi salah satu aktris papan atas yang kerap tampil dalam film-film besar. Beberapa film yang berhasil melejitkan namanya antara lain Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).

Perannya yang memukau dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih membuat Marissa Haque meraih Piala Citra sebagai Aktris Pembantu Terbaik. Sejak saat itu, nama Marissa semakin dikenal di dunia hiburan.

Bakat aktingnya, ditambah pesonanya di layar kaca, membuat ia mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari kalangan insan perfilman Indonesia.

Di luar akting, Marissa juga dikenal sebagai bintang iklan produk sabun pada masa itu, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai artis tenar.

Tercatat, ia masih aktif membintangi sejumlah film dari tahun 80-an sampai dengan 1991, dengan film terakhir Yang Tercinta. Di tahun 1985, ia juga pernah mendapat penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik pada Festival Film Indonesia.

Karier Politik
Selesai dengan berbagai judul filmnya, istri dari Ikang Fawzi ini mulai melangkah maju ke dunia politik. Ia mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR tahun 2004 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca Juga :  Figur yang Ingin Maju Pileg di Pemilu Harus Memperkenalkan Diri

Marissa Haque pun terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat II saat itu.

Karier politiknya di PDIP berjalan lancar hingga ia memutuskan untuk maju sebagai calon wakil gubernur Banten pada 2006, mendampingi Zulkieflimansyah yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Langkah politiknya tersebut menyebabkan ia harus keluar dari PDIP, dan Marissa Haque kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 2007.

Perjalanan politik Marissa terus berlanjut, dan pada tahun 2012, ia pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Keputusannya untuk berpindah partai beberapa kali menandakan bahwa Marissa memiliki prinsip kuat dalam menentukan langkah-langkah politiknya.

Meski Marissa Haque telah berpulang, warisan yang ia tinggalkan di dunia hiburan dan politik akan selalu dikenang.

Karya-karyanya di dunia film, terutama di era 80-an, masih menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Selain itu, kiprahnya di dunia politik juga menjadi bukti bahwa Marissa adalah sosok wanita yang tangguh dan berprinsip.

Kepergian Marissa Haque di usia 61 tahun tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan penggemarnya. Namun, kenangan akan sosoknya sebagai artis, politisi, istri, dan ibu yang penuh cinta akan selalu hidup di hati mereka yang pernah mengenalnya. (pojoksatu/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru