PROKALTENG.CO – Usai dilantik dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto melakukan sejumlah kegiatan kepresidenan, seperti mengadakan retret Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Kota Magelang, Jawa Tengah, pada 24-27 Oktober 2024.
Saat di Magelang itulah komitmen Presiden untuk mewujudkan program Makan Bergizi Gratis tampak nyata. Padahal, masa 100 hari kerja baru saja dimulai.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu dari delapan program hasil terbaik cepat sebagai fondasi Indonesia Emas 2045 yang dikawal langsung oleh Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Pada Sabtu, 26 Oktober 2024, atau di sela kegiatan retret, Presiden menaiki mobil golf bersama Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Rachmat Pambudy untuk meninjau gedung Satuan Pelayanan Makan Bergizi yang lokasinya tidak jauh dari Akmil, Magelang.
Setelah dikunjungi Presiden, Manajer Kepala Satuan Pelayanan Makan Bergizi Kota Magelang Fahmi Idris mengatakan Presiden merespons baik salah satu percontohan untuk program Makan Bergizi Gratis tersebut.
Hal senada juga disampaikan Dadan yang mengatakan Presiden menitipkan pesan agar program Makan Bergizi Gratis dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Selain melihat fasilitas gedung yang menjadi dapur pembuatan menu makan bergizi, Presiden juga meninjau mengenai sistem kerja dan model bisnis dari satuan pelayanan tersebut.
Peninjauan itu merupakan bentuk komitmen Presiden agar program dengan target sebanyak lebih dari 80 juta penerima manfaat itu dapat terlaksana dengan baik.
Keseriusan itu juga terlihat dari foto menu yang dipajang pada dinding gedung yang menuliskan kandungan Makan Bergizi Gratis adalah 28,05 gram protein, 17,96 gram lemak, 98,17 gram karbohidrat, dan 629 kilokalori energi.
Dan menu pada saat itu terdiri dari nasi putih, potongan wortel, tomat, buncis, olahan daging ayam, serta susu kemasan.
Tak hanya itu, keseriusan pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis juga tampak dengan menjadi materi agenda pembekalan dalam retret Kabinet Merah Putih.
Bahkan, sebelum berangkat ke Akmil, Magelang, Presiden telah menegaskan keseriusan pemerintahannya untuk menghadirkan Program Makan Bergizi Gratis di tengah masyarakat.
Pada 23 Oktober 2024 atau tiga hari pasca-dilantik, dalam Sidang Kabinet Paripurna perdana, Presiden menegaskan agar seluruh kementerian/lembaga bergerak cepat, tepat sasaran, dan terukur dalam menjalankan Program Makan Bergizi Gratis.
“Bagi saya, makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil ini adalah strategic, yang tidak mendukung hal ini silakan keluar dari pemerintahan yang saya pimpin. Kita satu tim harus yakin semuanya,” tegas Presiden.
Tentu komitmen yang diperlihatkan selama kurun waktu kurang dari seminggu harus terus dijaga oleh Presiden bersama Wapres dan Kabinet Merah Putih lainnya.
Keseriusan pemerintah
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan hingga 31 Oktober 2024 terdapat 100 titik percontohan untuk program Makan Bergizi Gratis yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Akan tetapi, mayoritas masih berada di Pulau Jawa.
Seratus titik tersebut tentu akan semakin bertambah ke depannya, meskipun saat ini masih mengadopsi sistem yang telah dilakukan di dua tempat, yakni Kecamatan Warungkiara, Sukabumi, dan Desa Bojong Koneng, Jawa Barat.
Sementara itu, metode yang digunakan untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis adalah membangun dapur pusat di tiap-tiap wilayah satuan layanan Badan Gizi Nasional, seperti yang dikunjungi Presiden.
Selanjutnya, menempatkan dapur pusat di sekolah atau pesantren dengan minimal siswanya sebanyak 2.000 orang, dan melayani daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
Untuk dapur pusat di luar sekolah atau pesantren, ditargetkan dapat melayani kebutuhan 3.000 orang. Mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga anak sekolah dari pendidikan anak usia dini sampai dengan sekolah menengah atas.
Kemudian, terdapat 50 orang tenaga kerja, meliputi seorang sarjana bidang pembangunan, seorang ahli gizi, dan seorang ahli keuangan.
Adapun untuk daerah 3T disiapkan pengiriman makanan yang menunya disiapkan bervariasi, dan dengan vakum yang bisa tahan selama satu tahun. Pengiriman tersebut nantinya mempertimbangkan waktu tempuh antara sekolah dengan pusat kota/kabupaten.
Pemerintah juga berkomitmen untuk menghadirkan menu Makan Bergizi Gratis dengan memanfaatkan bahan baku lokal, termasuk terkait pemberian susu.
Bila daerah tersebut banyak produksi susu sapinya, maka salah satu menunya adalah susu sapi. Akan tetapi, untuk daerah kesulitan atau minim produksi susu, maka akan diganti dengan protein lain sesuai ketersediaan.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi juga menjelaskan bahwa susu menjadi salah satu komponen dalam menu Makan Bergizi Gratis yang perlu dipikirkan alternatifnya.
Menurut dia, susu kemasan merupakan salah satu komponen yang paling mahal dalam menu makan tersebut, sehingga penyesuaian atau penggantian susu di program Makan Bergizi Gratis tetap dibutuhkan.
Walaupun demikian, dia menegaskan Januari 2025 program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan meskipun belum dapat dikonsentrasikan langsung untuk memenuhi target 80 juta penerima manfaat karena mengutamakan daerah yang membutuhkan, dan mempertimbangkan keterbatasan fiskal. Dia juga memohon agar masyarakat dapat memaklumi jika pada awal penerapan program tersebut masih belum sempurna.
Catatan
Meskipun pada mulanya nama program Makan Bergizi Gratis adalah Makan Siang Gratis, tetapi semangat Presiden dan Wapres Prabowo-Gibran untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik perlu didukung.
Demikian juga, sasaran Makan Bergizi Gratis yang saat ini seperti hanya berfokus kepada pelajar saja, tetapi ke depan juga akan memerhatikan ibu hamil dan ibu menyusui, seperti yang disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Hal ini dikarenakan masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi penting untuk mengatasi permasalahan stunting atau tengkes, maupun kekurangan gizi pada anak.
Sebab, seperti yang disampaikan Presiden dalam debat kelima pada 4 Februari 2024, SDM dengan kualitas gizi yang baik nantinya dapat menghilangkan kemiskinan ekstrem.
Tak hanya itu, SDM yang berkualitas tentunya dapat bersaing dalam beragam kompetisi, baik sebatas melamar pekerjaan maupun menciptakan karya atau inovasi yang berdampak baik untuk negara atau dunia. (ANTARA)