28.8 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Produksi Komoditas Kopi dari Dapil III Sedang Kosong

KUALA PEMBUANG, PROKALTENG.CO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan, Atinita mengatakan bahwa saat ini jumlah produksi komoditas kopi yang bersumber dari lahan perkebunan masyarakat di daerah pemilihan (dapil) III yang meliputi Kecamatan Seruyan Tengah, Seruyan Hulu, Batu Ampar dan Suling Tambun sedang kosong.

Menurutnya, memang banyak yang memerlukan kopi hanya saja saat ini yang dihadapi warga setempat yaitu ketersediaan bahan bakunya alias bibitnya. "Untuk komoditas  kopi pada saat ini sebenarnya memang banyak yang memerlukan tetapi ketersediaan atau bahan bakunya tidak ada," kata Atinita baru-baru ini.

Dia menjelaskan, berkaitan dengan menurunnya jumlah produksi kopi di wilayah tersebut mengingat juga dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berkebun kopi.

Baca Juga :  Dinkes Diminta Rencanakan Progam Kebutuhan Infrastruktur Kesehatan

"Ya kita juga maklum karena pengalaman masyarakat untuk berkebun kopi itu kan tidak ada, makanya kalau tidak ada bimbingan teknisnya yang diberikan sepertinya enggak bisa," katanya.

Sementara itu, untuk kondisi saat ini harga kopi sendiri terbilang normal yakni mencapai Rp 40.000 perkilogram. Akan tetapi, hal yang menjadi permasalahan saat ini adalah bahan baku yang tidak tersedia.

"Untuk harga normal, tapi bahan bakunya yang tidak ada. Lahan perkebunan masyarakat juga minim, dan yang kemarin diusulkan ke dinas terkait juga tidak ada realisasi," pungkasnya.

KUALA PEMBUANG, PROKALTENG.CO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan, Atinita mengatakan bahwa saat ini jumlah produksi komoditas kopi yang bersumber dari lahan perkebunan masyarakat di daerah pemilihan (dapil) III yang meliputi Kecamatan Seruyan Tengah, Seruyan Hulu, Batu Ampar dan Suling Tambun sedang kosong.

Menurutnya, memang banyak yang memerlukan kopi hanya saja saat ini yang dihadapi warga setempat yaitu ketersediaan bahan bakunya alias bibitnya. "Untuk komoditas  kopi pada saat ini sebenarnya memang banyak yang memerlukan tetapi ketersediaan atau bahan bakunya tidak ada," kata Atinita baru-baru ini.

Dia menjelaskan, berkaitan dengan menurunnya jumlah produksi kopi di wilayah tersebut mengingat juga dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berkebun kopi.

Baca Juga :  Dinkes Diminta Rencanakan Progam Kebutuhan Infrastruktur Kesehatan

"Ya kita juga maklum karena pengalaman masyarakat untuk berkebun kopi itu kan tidak ada, makanya kalau tidak ada bimbingan teknisnya yang diberikan sepertinya enggak bisa," katanya.

Sementara itu, untuk kondisi saat ini harga kopi sendiri terbilang normal yakni mencapai Rp 40.000 perkilogram. Akan tetapi, hal yang menjadi permasalahan saat ini adalah bahan baku yang tidak tersedia.

"Untuk harga normal, tapi bahan bakunya yang tidak ada. Lahan perkebunan masyarakat juga minim, dan yang kemarin diusulkan ke dinas terkait juga tidak ada realisasi," pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru