PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Okki Maulana Razak, menegaskan bahwa masalah utama yang muncul selama reses di Dapil III adalah belum adanya tindak lanjut pemerintah terkait pembangunan akses jalan.
Ia menyebut bahwa jalan dari Kumai Hilir Sebrang menuju Sekonyer merupakan kebutuhan paling mendesak yang harus segera direalisasikan.
“Yang paling utama menurut saya adalah Jalan Kumai Hilir Sebrang menuju Sekonyer. Warga di sana mengakses fasilitas kesehatan dengan cukup sulit sehingga sangat krusial untuk segera dibangun,” ujarnya, dilansir dari Kalteng Pos, belum lama ini.
Okki menjelaskan, selama jalan tersebut belum tersambung dengan baik, masyarakat terpaksa menggunakan jalur sungai yang sangat bergantung pada kondisi cuaca. Pada musim hujan, ombak tinggi dan air pasang kerap menghambat mobilitas warga.
“Jalan itu mungkin satu-satunya akses yang mereka punya. Mobilitas dengan kerusakan fatal ini sangat menghambat, terutama ketika masyarakat harus segera mendapatkan pelayanan kesehatan,” katanya.
Selain infrastruktur jalan, Okki juga menyoroti perkembangan layanan komunikasi di daerah permukiman. Berdasarkan pemaparan Dinas Kominfo dan hasil pemantauannya saat reses, cakupan sinyal kini telah mencapai sekitar 90 persen di wilayah permukiman.
“Alhamdulillah, semua sudah ter-cover dengan baik. Kami tidak menemukan blind spot di daerah permukiman, hanya wajar jika di area nonpadat masih ada,” ungkapnya. (*afa/kpg)
PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Okki Maulana Razak, menegaskan bahwa masalah utama yang muncul selama reses di Dapil III adalah belum adanya tindak lanjut pemerintah terkait pembangunan akses jalan.
Ia menyebut bahwa jalan dari Kumai Hilir Sebrang menuju Sekonyer merupakan kebutuhan paling mendesak yang harus segera direalisasikan.
“Yang paling utama menurut saya adalah Jalan Kumai Hilir Sebrang menuju Sekonyer. Warga di sana mengakses fasilitas kesehatan dengan cukup sulit sehingga sangat krusial untuk segera dibangun,” ujarnya, dilansir dari Kalteng Pos, belum lama ini.
Okki menjelaskan, selama jalan tersebut belum tersambung dengan baik, masyarakat terpaksa menggunakan jalur sungai yang sangat bergantung pada kondisi cuaca. Pada musim hujan, ombak tinggi dan air pasang kerap menghambat mobilitas warga.
“Jalan itu mungkin satu-satunya akses yang mereka punya. Mobilitas dengan kerusakan fatal ini sangat menghambat, terutama ketika masyarakat harus segera mendapatkan pelayanan kesehatan,” katanya.
Selain infrastruktur jalan, Okki juga menyoroti perkembangan layanan komunikasi di daerah permukiman. Berdasarkan pemaparan Dinas Kominfo dan hasil pemantauannya saat reses, cakupan sinyal kini telah mencapai sekitar 90 persen di wilayah permukiman.
“Alhamdulillah, semua sudah ter-cover dengan baik. Kami tidak menemukan blind spot di daerah permukiman, hanya wajar jika di area nonpadat masih ada,” ungkapnya. (*afa/kpg)