26 C
Jakarta
Tuesday, November 4, 2025

DPRD Kalteng Minta Penjelasan Pertamina Soal Kelangkaan BBM di Lamandau

LAMANDAU, PROKALTENG.CO – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dari Daerah Pemilihan (Dapil) III yang meliputi Kabupaten Sukamara, Lamandau, dan Kotawaringin Barat, Sugiyarto, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi pasokan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah barat Kalteng yang belakangan ini dinilai tidak stabil.

Menurutnya, berdasarkan informasi dan laporan masyarakat, pasokan BBM ke sejumlah SPBU di Lamandau dan sekitarnya mengalami keterlambatan pengiriman. Pengiriman yang biasanya dilakukan setiap hari, kini disebut hanya datang dua hingga tiga hari sekali.

“Kami berharap pasokan bahan bakar di Kalteng ini dapat diperhatikan secara menyeluruh, tidak hanya di Palangka Raya. Di Lamandau, pengiriman yang semula tiap hari, kini bisa tiga hari sekali. Kondisi ini jelas menyulitkan masyarakat,” ujar Sugiyarto, Senin (3/11).

Ketua Komisi III DPRD Kalteng ini menuturkan, masyarakat di Lamandau dan sekitarnya kini semakin kesulitan mendapatkan BBM, bahkan untuk jenis Pertamax yang bukan subsidi pun stoknya terbatas.

“Jangankan Pertalite, Pertamax saja kini sulit didapat. Bahkan kemarin di SPBU Asam Baru, Pertamax dibatasi hanya 30 liter per kendaraan. Padahal ini bukan jenis subsidi. Ini tentu perlu penjelasan dari pihak Pertamina,” ujarnya.

Baca Juga :  Anggota KPU Kalteng Terpilih Harus Bekerja Sesuai Harapan Masyarakat

Legislator fraksi Partai Gerindra ini menilai, situasi ini telah menimbulkan antrean panjang di sejumlah SPBU, sementara sebagian masyarakat di pedalaman harus menempuh jarak jauh untuk mencari bahan bakar.

“Kalau di Lamandau, penduduknya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 102 ribu jiwa. Tapi mengapa suplai BBM-nya bisa kurang? Ini mohon perhatian dari dinas terkait dan pihak Pertamina untuk memberikan penjelasan agar masyarakat tidak bingung,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mantan Wakil Bupati Lamandau ini mengusulkan agar pasokan Pertamax dapat ditingkatkan apabila stok Pertalite terbatas, sehingga masyarakat memiliki alternatif.

“Kalau Pertalite-nya terbatas, setidaknya Pertamax bisa dicukupi. Masyarakat di Lamandau umumnya tidak mempermasalahkan jenisnya, yang penting barangnya ada dan bisa dibeli,” katanya.

Sugiyarto juga meminta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng agar segera berkoordinasi dengan Pertamina maupun kementerian terkait, guna memastikan distribusi BBM ke wilayah barat berjalan lancar.

Baca Juga :  Raperda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2023 Provinsi Kalteng Disahkan Menjadi Perda

“Kami berharap Dinas ESDM Kalteng dapat meminta penjelasan ke pihak pusat atau Pertamina mengenai kondisi pasokan ini. Di Palangka Raya mungkin masih antre tapi tidak langka, sementara di Lamandau saya melihat ini sudah tergolong kelangkaan,” tuturnya.

Ia menambahkan, berdasarkan informasi lapangan, pasokan BBM untuk wilayah Kumai dan Lamandau disebut-sebut juga bergantung pada distribusi dari Sampit maupun Banjarmasin.

“Artinya memang pasokan dari Kumai sedang terbatas, sehingga SPBU di wilayah barat ini saling berebut. Bahkan ada yang mengeluhkan DO (Delivery Order) sudah keluar, tapi pengiriman tertunda karena stoknya belum ada,” ucap Sugiyarto.

Sebagai langkah konkret, ia mendorong agar pemerintah provinsi melalui SOPD terkait dapat melakukan peninjauan langsung ke Pertamina di wilayah Kumai, guna memperoleh penjelasan resmi mengenai kondisi distribusi BBM di Kalteng saat ini.

“Supaya masyarakat tidak terus menunggu dan mendapat kepastian. Harapan kami, pemerintah dan Pertamina dapat segera menemukan solusi agar kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi,” pungkasnya.(hfz)

LAMANDAU, PROKALTENG.CO – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dari Daerah Pemilihan (Dapil) III yang meliputi Kabupaten Sukamara, Lamandau, dan Kotawaringin Barat, Sugiyarto, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi pasokan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah barat Kalteng yang belakangan ini dinilai tidak stabil.

Menurutnya, berdasarkan informasi dan laporan masyarakat, pasokan BBM ke sejumlah SPBU di Lamandau dan sekitarnya mengalami keterlambatan pengiriman. Pengiriman yang biasanya dilakukan setiap hari, kini disebut hanya datang dua hingga tiga hari sekali.

“Kami berharap pasokan bahan bakar di Kalteng ini dapat diperhatikan secara menyeluruh, tidak hanya di Palangka Raya. Di Lamandau, pengiriman yang semula tiap hari, kini bisa tiga hari sekali. Kondisi ini jelas menyulitkan masyarakat,” ujar Sugiyarto, Senin (3/11).

Ketua Komisi III DPRD Kalteng ini menuturkan, masyarakat di Lamandau dan sekitarnya kini semakin kesulitan mendapatkan BBM, bahkan untuk jenis Pertamax yang bukan subsidi pun stoknya terbatas.

“Jangankan Pertalite, Pertamax saja kini sulit didapat. Bahkan kemarin di SPBU Asam Baru, Pertamax dibatasi hanya 30 liter per kendaraan. Padahal ini bukan jenis subsidi. Ini tentu perlu penjelasan dari pihak Pertamina,” ujarnya.

Baca Juga :  Anggota KPU Kalteng Terpilih Harus Bekerja Sesuai Harapan Masyarakat

Legislator fraksi Partai Gerindra ini menilai, situasi ini telah menimbulkan antrean panjang di sejumlah SPBU, sementara sebagian masyarakat di pedalaman harus menempuh jarak jauh untuk mencari bahan bakar.

“Kalau di Lamandau, penduduknya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 102 ribu jiwa. Tapi mengapa suplai BBM-nya bisa kurang? Ini mohon perhatian dari dinas terkait dan pihak Pertamina untuk memberikan penjelasan agar masyarakat tidak bingung,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mantan Wakil Bupati Lamandau ini mengusulkan agar pasokan Pertamax dapat ditingkatkan apabila stok Pertalite terbatas, sehingga masyarakat memiliki alternatif.

“Kalau Pertalite-nya terbatas, setidaknya Pertamax bisa dicukupi. Masyarakat di Lamandau umumnya tidak mempermasalahkan jenisnya, yang penting barangnya ada dan bisa dibeli,” katanya.

Sugiyarto juga meminta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng agar segera berkoordinasi dengan Pertamina maupun kementerian terkait, guna memastikan distribusi BBM ke wilayah barat berjalan lancar.

Baca Juga :  Raperda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2023 Provinsi Kalteng Disahkan Menjadi Perda

“Kami berharap Dinas ESDM Kalteng dapat meminta penjelasan ke pihak pusat atau Pertamina mengenai kondisi pasokan ini. Di Palangka Raya mungkin masih antre tapi tidak langka, sementara di Lamandau saya melihat ini sudah tergolong kelangkaan,” tuturnya.

Ia menambahkan, berdasarkan informasi lapangan, pasokan BBM untuk wilayah Kumai dan Lamandau disebut-sebut juga bergantung pada distribusi dari Sampit maupun Banjarmasin.

“Artinya memang pasokan dari Kumai sedang terbatas, sehingga SPBU di wilayah barat ini saling berebut. Bahkan ada yang mengeluhkan DO (Delivery Order) sudah keluar, tapi pengiriman tertunda karena stoknya belum ada,” ucap Sugiyarto.

Sebagai langkah konkret, ia mendorong agar pemerintah provinsi melalui SOPD terkait dapat melakukan peninjauan langsung ke Pertamina di wilayah Kumai, guna memperoleh penjelasan resmi mengenai kondisi distribusi BBM di Kalteng saat ini.

“Supaya masyarakat tidak terus menunggu dan mendapat kepastian. Harapan kami, pemerintah dan Pertamina dapat segera menemukan solusi agar kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi,” pungkasnya.(hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/